Chapter 36

2.3K 68 0
                                    

Sore ini, Zahra dan Erick masih tertidur dengan pulasnya. Pukul memang sudah menunjukkan jam 16.45.

Erzan bangun lebih dulu. Ia terduduk di kasurnya, celingak celinguk mencari mainan yg baru siang tadi ia beli.

"Mammaaa. Pappaaa. Mainan Erzan tadi dimana? Mama sama papa bawain, kan? " oceh Erzan sambil membangun kan Erick dan Zahra.

"Sayang. Papa capek, nanti dulu, ya. " ujar Erick lalu membalikan badan nya.

"Mainan Erzan mana, mama? Papa? " ocehnya.

Zahra bangun dari tidurnya. Ia mengucek kedua matanya yg sebenarnya masih mengantuk.

"Mainan Erzan di samping rak TV sayang. Jangan di berantakin ya, abis main di beresin. " ujar Zahra.

"Iya, ma. " jawab Erzan lalu ia turun dari tempat tidur dan menghampiri mainan nya.

Erzan langsung mengambil 2 tas ala mall nya dan mengeluarkan mainan baru nya.

Erzan menyusun satu persatu hewan-hewan seperti di kebun binatang. Dan mobil-mobil yg terparkir seperti mobil pengunjung wisata.

Ia pun merangkai lintasan mobilan nya, dan menaruh beberapa orang-orangan lego di pinggir nya sebagai pejalan kaki.

Disana, ia menaruh pesawat-pesawatan nya agak jauh dari yg lainnya.

"Nah, disini bandara. " ujar Erzan sambil menaruh beberapa orang-orangan lego nya sebagai penumpang yg akan menaiki pesawat nya.

"Disini, kapten Erzan Geovanno akan membawa pesawat besarnya. Untuk terbang ke negara lain. " ujar Erzan sendiri.

"Erzan. Ngoceh nya pelan-pelan, Nak. Papa mu tidur, loh. " ujar Zahra.

"Iya, ma. " ucap Erzan yg langsung mengecilkan suaranya.

Zahra beranjak dari tempat tidur, ia segera mandi. Dan Erzan, masih sedang asyiknya bermain sendiri dengan mainan nya.

10 menit kemudian, Erick terbangun dari tidur nya karena mendengar suara Erzan yg sedari tadi bicara sendiri.

"Erzan, kamu main apa, Nak? " tanya Erick yg langsung menghampiri Erzan.

"Pappaa. Cini. Ini Erzan lagi asik main, ceritanya Erzan jadi pilotnya, Pa. " oceh Erzan.

"Ohh, ini siapa yg susun? " tanya Erick sambil melihat sekeliling kamarnya yg di penuhi banyak mainan.

"Ini Erzan yg susun, bagus gak pa? " tanya nya.

"Pinter banget anak papa. Bisa tau dimana kelompok hewan-hewanan. Mobil, dan pesawat juga. Papa bangga sama kamu." ujar Erick lalu mencium puncak kepala Erzan.

"Kamu udah mandi belum?" tanya Erick.

Erzan menggelengkan kepalanya. "Belum, pa. "

"Yaudah, mandi sama papa, yuk! " ujar Erick.

Erick dan Erzan membereskan mainan nya sambil menunggu Zahra keluar dari kamar mandi.

5 menit kemudian, Zahra keluar dari kamar mandi dengan kepala yg terbungkus handuk.

"Erzan, mandi, sayang. Udah sore ini. " ucap Zahra.

"Aku aja yg mandiin, sayang. Kamu kan pasti capek. " ujar Erick.

"Iya, ma. Erzan mau mandi sama Papa aja. " oceh Erzan.

Zahra tersenyum. "Iya udah kalo gitu. Pinter nih anak mama. " Zahra mengecup pipi tembem Erzan.

"Iya, dong. Siapa dulu papa nya? " timpal Erick sambil mengangkat keranjang mainan Erzan dan memindahkan nya.

"Iya, deh. Suami ku gitu. Makanya anak nya cerdas kaya papanya. " ujar Zahra.

"Hehehe, semoga nanti anak kedua kita ngambil kamu ya, sayang." ucap Erick sambil mengusap perut Zahra.

"Iya, sayang. " jawab Zahra.

"Yaudah, ayo Nak. Kita mandi. " Erick mengajak Erzan masuk ke kamar mandi, dan menutup pintunya.

Zahra mengambil sapu, dan menyapu seluruh ruangan rumah nya. Begitu sampai di teras, ia melihat ada kotak misterius yg berbungkus warna biru, dan pita berwarna merah.

Zahra melihat ke kiri dan kanan, dan melihat ke arah pagar rumahnya yg masih terkunci.

"Hah? Ini apaan? Kok ga ada yg pencet bel? Atau ga kedengeran ya pas tidur tadi? " batin nya.

Zahra mengambil kotak itu, dan membawanya kedalam rumah. Lalu ia menutup pintu rumahnya.

Zahra menaruh kotak nya di atas meja rias di kamarnya. Ia memerhatikan sekeliling kotaknya. Tidak ada tulisan apa-apa.

"Kenapa kotak ini bisa ada disini? Ini paket? Tapi aku ga mesen apa-apa. " ujar Zahra pelan.

Ia ingin membuka nya, namun ia takut itu adalah milik Erick.

"Apa Erick ada mesen barang? Hm, gatau deh. " Zahra meninggalkan kotaknya di atas meja rias nya.

10 menit kemudian, Erick dan Erzan keluar dari kamar mandi. Mereka sama-sama memakai handuk yg di pakai dari pinggang ke bawah saja.

"Heh, kembar. " ujar Zahra.

"Iya dong, sayang. Kita mirip kan? " tanya Erick sambil mensejajarkan tubuhnya dengan Erzan, dan menempelkan pelipis nya ke pelipis Erzan.

"Iya mirip lah, sayang. Kedua lelaki ku ini, serasa punya 2 jagoan dirumah. " ujar Zahra sambil tersenyum.

"Hehe, yaudah aku pake baju dulu, ya. Ayo, Nak. " Erick menuntun tangan Erzan.

Zahra mengikuti Erick dan Erzan. Karena Zahra harus memakaikan Erzan baju tidur dan juga pempers nya.

"Eh, sayang. Itu tadi pas aku lagi nyapu, aku nemuin kotak misterius lah bagi aku. Soalnya ga ada nama pengirim nya. Tiba-tiba ada di teras aja. " ujar Zahra.

"Hah? Masa sih? Aku ga mesen apa-apa loh, sayang. " jawab Erick yg heran.

"Iya, ihh. Aku kira punya kamu loh." ujar Zahra.

"Mana kotak nya? "

"Itu." Zahra menunjuk ke arah kotaknya yg berada diatas meja rias.

Erick berjalan menghampiri kotak itu. Ia memerhatikan sekeliling nya. "Gak ada namanya loh, sayang. Salah kirim kali. " ujar Erick.

"Ya, aku ga tau sayang. Makanya aku nanya kamu dulu. " ucap Zahra.

"Yaudah, tunggu aku ambil baju. Abis itu kita buka bareng-bareng. " Erick menaruh kotaknya di atas kasur, dan ia mengambil baju di lemarinya.

Setelah memakai baju, Erzan kembali memainkan mainan nya. Di susun nya kembali.

Sedangkan Zahra dan Erick, mereka akan membuka kotak itu bersama-sama.

Erick merobek kertas yg membungkus kotak itu, dan membuka kardusnya.

Zahra dan Erick terkejut saat melihat isinya. Disana ada jaket tebal berwarna biru tua dan sepucuk surat hasil ketikan. Zahra dan Erick membaca surat itu bersama-sama.

"Erick. Gw tau lo sayang banget sama Zahra. Dan gw tau lo ga akan pernah jatuh cinta sama gw. Tapi gw mohon, lo terima pemberian gw ini ya. Jangan sesekali lo buang. Lo mau ngehargain perasaan gw kan? Please, Rick. Gw cinta sama lo dari kita awal masuk kampus. Lo itu cinta pertama gw. Gw ga meduliin orang mau ngomong apa tentang gw, yg jelas gw tulus sama lo. Kalo lo gamau terima jaket ini, gw bakal terus kejar lo, Rick. Sampe lo jatuh ke pelukan gw. Tapi kalo lo terima, gw ga akan ngejar-ngejar lo lagi. "

Trim's Cherilia Almanda. ❤
To : Erick Geovanno P.

Erick merobek kertasnya. Zahra hanya terdiam. Hatinya sakit. Melihat suaminya memang begitu di perjuangkan oleh wanita lain.

Vote vote vote 😂😂

Ga lah bercanda 😂✌

Next part selanjut nya 👇

Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang