Perjalanan ke rumah sakit, Zahra terus memegang perutnya. Rasa nyeri di perutnya sudah semakin parah.
Mereka sampai di Rumah Sakit Intra Medika. Rumah sakit terdekat dari rumah mereka.
Zahra langsung di bawa keruang bersalin. Diikuti oleh Erick dan kedua orangtua Erick.
Erick mencoba untuk menghubungi orangtua Zahra yg sekarang bekerja di New York.
"Assalamualaikum, Mi. Erick mau ngasih tau, kalo Zahra udah mau lahiran. Sekarang dia dirumah sakit Intra Medika. "
10.12"Waalaikumsalam, Alhamdulillah. Iya, Nak. Mami usahain pulang sekarang juga, ya. Kamu tunggu disana. "
10.14"Iya. Ditunggu ya, Mi. Zahra di ruang bersalin. Lantai 2. "
10.15"Iya, sayang. Nanti mami kasih kabar lagi. "
10.17
Read.Erick menutup HP nya dan memasukkan kedalam kantung saku di celananya. Ia masuk ke kamar bersalin Zahra.
Zahra dipakaikan gelang identitas, tanda akan melahirkan. Zahra memakai yg berwarna pink.
Disana, mereka masih harus menunggu pembukaan 3. Karena agar tubuhnya bisa jauh lebih siap.
Zahra terbaring diatas tempat tidur rumah sakit nya. Berbalut selimut tipis yg menutupi bagian perut sampai kaki.
Erick duduk di kursi sebelah kasur Zahra. Ia mengusap perut Zahra dam memegang tangan nya dengan erat.
Zahra hanya melihat ke arah lain. Dan memegang perut nya dengan tangan kanan nya. Perut nya terasa lebih mulas saat mereka sampai dirumah sakit.
"Sakit banget. " ujar Zahra merintih.
"Sabar ya, sayang. Istighfar. " jawab Erick yg merasa kasihan dengan istrinya.
"Aku mau ke toilet sayang. " ujar Zahra.
"Yaudah, aku anterin ya. Ayo bangun pelan-pelan. " ujar Erick sambil membantu Zahra untuk bangun. Terasa lebih berat dari sebelum nya.
Zahra kini duduk di atas kasurnya. Masih memegang perutnya yg terasa mulas, namun terkadang hilang lalu muncul lagi.
Mama Erick menghampiri mereka. Merangkul Zahra dengan sayang. Menenangkan Zahra agar ia kuat dalam melahirkan anak pertama nya.
"Erick, kamu pijitin pinggang Zahra pelan-pelan dari belakang, ya. " ujar Edward, papa Erick yg sedari tadi memerhatikan Zahra.
Erick memijit pelan pinggang Zahra. Zahra masih menahan sakitnya karena sudah semakin mulas.
"Shhhhh. Sayangg. Sakit bangeeet. " rintih Zahra yg hampir menangis.
"Istighfar, sayang. Jangan lemah. Kamu itu wanita ku yg kuat. " ujar Erick sambil menahan air matanya.
"Sayang, istighfar ya, Nak. Istighfar pelan-pelan. Tarik nafasnya, lalu buang. Lakukan itu sampai rasa sakitnya mereda. " ujar Ricka.
"Iya, Ma. Zahra mau ke kamar mandi dulu. " ujar Zahra lalu menurunkan kakinya perlahan.
Erick dan Ricka membantu Zahra untuk turun. Namun, Zahra pergi ke toilet dengan berjalan sendiri sambil membawa perutnya yg sudah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔
Подростковая литератураJangan lupa di Follow dulu akun Author nya, biar bacanya enak ya kan :v Warning ⚠ 🔞 + Konten DEWASA Mengandung kekerasan (adult) Cerita ini lanjutan dari kisah pertama Erick & Zahra || Nikah SMA Bagi yg belum membaca squell yg pertama, di baca dul...