Erick berada di sebelah Zahra, ia menggenggam erat tangan kiri Zahra. Disebelah kanan, ada Ricka dan Binar yg mendampingi Zahra dalam ruangan.
"Siap, Non? " tanya seorang suster.
Zahra mengangguk, ia menarik nafas panjang. Dan berjuang untuk mengeluarkan bayinya. Ia menggenggam tangan Erick dengan erat.
Air mata bercucuran di pipi Zahra, terlihat seperti orang yg tidak kuat. Binar tidak sanggup melihat anak nya yg merasa kesulitan.
Zahra kehabisan tenaga, tubuh nya sangat lemas. Erick memberinya sebotol air mineral untuk Zahra, dan ia pun meminum nya.
Zahra mulai berjuang lagi, Erick berbisik ditelinga Zahra, menguatkan istrinya untuk melahirkan.
"Ayo, Non. Sedikit lagi, ambil nafas panjang, dan buang. " ujar suster.
"Sayang, aku yakin kamu kuat. Kamu bisa. " bisik Erick yg menangis.
Ia pun menarik nafas panjang, dan membuangnya. Lalu mengambil nafas lagi, dengan satu teriakan yg baginya sangat menyakitkan.
Binar dan Ricka hanya bisa pasrah. Airmata mereka mengalir dengan deras dipipi nya.
Erick mengusap kepala Zahra, dan menggenggam tangan nya dengan erat, Zahra pun membalasnya.
Suara bayi menangis terdengar nyaring di ruangan persalinan. Erick langsung mencium kening Zahra dengan air mata yg masih mengalir.
Genggaman tangan itu tidak ia lepaskan. Namun, tangan Zahra terasa tidak menggenggam tangan nya lagi.
Erick tersadar, bahwa tangan nya tidak di genggam erat lagi oleh Zahra.
"Sayang, kamu kenapa? " tanya Erick.
"Pak, bapak tenang dulu. Istri bapak hanya kehabisan tenaga. Di mohon bapak dan ibu silahkan duduk, dulu. " ujar seorang Dokter.
Binar memeluk Erick dengan erat. Mereka masih saling menangis haru sekaligus bahagia.
"Selamat ya, Nak. Erick sekarang jadi orangtua. Papa muda buat anak Erick. " ujar Binar.
"Iya, Mi. Makasih ya. Mami udah mau dateng dari jauh-jauh untuk mendampingi Zahra. Zahra hanya bisa semangat kalo ada mami. " ujar Erick tersedu.
"Iya, sayang. Sama-sama. Mami pasti akan datang untuk menyaksikan anak mami lahiran. " jawab Binar sambil tersenyum dan menepis air mata Erick.
*****
Zahra diruang UGD, ia terbaring lemah disana. Karena terlalu banyak mengeluarkan darah saat melahirkan.Erick, dan orangtua mereka menunggu di luar ruangan.
Dokter pun keluar dari ruang UGD.
Erick langsung berdiri dari duduknya. "Dok, gimana keadaan istri saya? " ujar Erick khawatir.
"Keadaan istri bapak, sangat kritis. Ia pendarahan saat melahirkan. " ujar Dokter menjelaskan.
Binar menangis lagi, ia terduduk lemas di kursi lorong rumah sakit. Ricka merangkul nya dari samping dan menenangkan nya.
"Tapi kalian jangan khawatir, Nyonya Zahra sudah banyak mendapatkan darah. Persediaan darah dirumah sakit masih banyak. Jadi, tinggal menunggu beliau sadar saja. " ujar Dokter lagi.
Erick mengacak rambut nya pelan. Air matanya mengalir lagi.
"Apa saya boleh menjenguk, dok? " tanya Erick.
"Silahkan. " ujar Dokter.
Erick dan orangtua mereka masuk kedalam ruang UGD, tempat Zahra dirawat. Ia melihat Zahra yg terbaring lemah disana, dengan selang impus ditangan kirinya. Dan selang oksigen di hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔
Novela JuvenilJangan lupa di Follow dulu akun Author nya, biar bacanya enak ya kan :v Warning ⚠ 🔞 + Konten DEWASA Mengandung kekerasan (adult) Cerita ini lanjutan dari kisah pertama Erick & Zahra || Nikah SMA Bagi yg belum membaca squell yg pertama, di baca dul...