part 6

1K 132 29
                                    

"Seokjin kurasa kau harus berhenti merokok."

Hobi, Yoongi dan Seokjin kini berada di atap sekolah, berteduh dibawah gubuk yang berada disana. Ia nampak khawatir setiap kali Seokjin menghisap benda itu, ia selalu terbatuk keras setelahnya.

"Tenang saja, ukhuk.. batuk ini bukan karena rokok," jawab Seokjin.

Mana bisa ia menjauh dari benda ini, lagipula ia sudah mengurangi pemakaiannya.

"Biar saja kepala batu ini," sinis Yoongi yang satu pemikiran dengan Hobi.

"Aku tau kalian hanya perhatian padaku. Tapi tenang saja."

Ia hanya bisa berpikir positif walau sudah beberapa minggu dadanya selalu terasa sakit apalagi kala malam hari, dan batuk hebat saat bangun paginya.

Mungkin memang ia sedang merasa kurang sehat apalagi pola hidupnya juga berantakkan.

"Kau belum menceritakan kenapa appa mu sampai marah besar."

Hobi adalah sosok yang paling perhatian diantara mereka, maksudnya perhatian yang terlihat. Berbeda dengan Yoongi yang lebih sering berkata sinis dan tajam. Sementara Seokjin satu-satunya yang memiliki kepedulian tinggi terhadap orang lain. Ia membawa keduanya masuk kedalam dunia Seokjin yang hangat, mengingatkan mereka bahwa orang sebaik dirinya masih ada.

Jika bukan karena Seokjin, entah apa jadinya mereka. Mungkin bandar narkoba.

"Kalian tahu kan anak kecil yang dimanfaatkan oleh para preman untuk merampok?."

"Ya, apa hubungannya?."

"Malam itu Namjoon berniat menolong gadis itu, namun berakhur ia yang dikeroyok, dan ditangkap polisi karena salah paham. Mereka berpikir aku yang menganiaya orang itu sampai babak belur."

"Seokjin ah, berhenti peduli dengan mereka. Kau yang rugi jadinya kan?," ucap Yoongi.

"Hmm jika kau berada di posisiku pasti kalian juga akan menolong."







Namjoon sedari tadi memasang wajah kesal, sejak malam itu ia dilarang keluar malam dan esoknya berangkat diantar.

"Kenapa harus repot-repot ngantar si? Aku masih bisa sekolah sendiri."

"Ibu hanya khawatir padamu," jawab wanita itu lembut.

Namjoon berdecih. Ia tidak suka urusannya dicampuri oleh orang lain, apalagi orang asing.

"Simpan perasaanmu itu. Aku tidak sudi."

"Tidak apa. Nanti kau juga akan terbiasa."

Ia kesal. Menganggap ibu tirinya sebagai seorang pengganggu dirumah.

Saat mereka sampai, Namjoon turun diikuti sang ibu.

"Apasih?," ucapnya kala menyadari bahwa sang ibu turun mengikutinya.

"Hanya memastikan."

"Terserah lah."

Namjoon sudah tidak mau ambil pusing. Ia melewati gerbang diikuti wanita itu dibelakangnya.

Sebelum ia sampai di kelas, Seokjin berjalan di seberangnya. Sontak ia langsung mendekat.

"Seokjin Hyung!!"

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang