part 27

703 123 28
                                    

Pagi ini Seokjin terlambat. Ia menolah diantar oleh Seoknam dan Taehyung. Ia lebih memilih menaiki mobilnya sendiri walau pada akhirnya banyak gangguan seperti saat ini. Ban mobilnya bocor. Untuk Seokjin cukup peka dan meminggirkan mobilnya.

Alhasil sekarang ia berada di halte. Menunggu bus yang akan tiba. Seokjin terus melihat jam tangannya, memastikan bahwa bel masuk belum berbunyi ketika ia tiba.

Syukur tidak butuh waktu lama, kurang dari 2 menit bis itu terparkir. Segera Seokjin masuk ke dalam.

Seokjin menoleh kanan kiri. Sekitarnya begitu penuh dan sumpek. Bahkan asap rokok juga masuk ke indra penciumannya. Seokjin langsung mengambil masker di dalam tas. Memakainya berharap mengurangi rasa sesak.

Sayang, dia tidak bisa duduk dan hanya berdiri dengan tangan yang menggantung di pegangan.

Tidak apa. Pikirnya. Ini lebih baik daripada jika ia menunggu orang rumah menjemput.

Mata Seokjin memincing kala melihat seorang pria berbadan besar menghimpit seorang gadis dengan seragam yang sama dengannya.

Awalnya tidak ada yang aneh sampai dimana tangan lelaki itu hampir menyentuh bokong si gadis.

Seokjin langsung mencekal tangan itu, menariknya mundur.

"Aku sudah mengambil gambar. Kau bisa ditangkap polisi saat ini juga," bohong Seokjin. Sambil mengangkat ponselnya.

Semua orang disana tertuju pada Seokjin.

Membuat lelaki itu langsung mundur.

"Bocah sialan! Berhenti! Aku turun disini."

Bis itu berhenti walau bukan tempat pemberhentiannya. Suara bass itu membuat semua orang minggir dan memberi jalan agar si lelaki bisa keluar.

Seokjin lalu mendekat menatap sang gadis yang masih menunduk.

"Kau tidak apa?"

Perlahan gadis itu mengangkat kepalanya. Wajah memerah dengan bibir bergetar dan air mata bercampur keringat.

"Yoonji tenanglah," ucapnya sambil merengkuh tubuh itu.

Seokjin membawanya kedalam pelukan. Mengusap punggung Yoonji agar tenang.

"Tidak apa. Dia sudah pergi."

Perlahan tangis itu mulai reda. Seokjin langsung membawanya duduk dan berlutut di bawah.

"Hei ini aku! Jangan menangis ok?"

Seokjin mengusap air mata Yoonji. Membuatnya merasa tenang sedikut demi sedikit.

"Aku-- Aku takut."

"Tenang, aku akan selalu melindungimu."

Ucapannya membuat Yoonji kian tenang.

Sorot mata Seokjin begitu indah, membawa kedamaian baginya. Rangkuhan dari tangan itu menyalurkan energi untuk Yoonji. Mebuatnya ingin selalu berada di dekat sang pria.

Mobil itu berhenti tepat di halte depan sekolah.

Seokjin menarik tangannya halus, mengajak Yoonji keluar tanpa lupa membayar ongkos untuk mereka.

Yoonji hanya menurut mengikuti langkah sang lelaki. Dari sini ia bisa melihat punggung Seokjin yang kokoh. Hanya sekedar melihat bahu saja sudah membuatnya jatuh hati.

Sampai masuk ke area sekolah. Seokjin tidak melepas genggamannya. Begitu juga Yoonji yang menikmati sentuhan itu.

Seokjin berhenti.

Ia mengatur nafasnya sebentar lalu berbalik.

Tangannya mengusap kepala Yoonji lembut.

"Terimakasih, oppa."

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang