part 12

911 136 18
                                    

Mereka masih setia menunggu Dokter keluar menangani Seokjin. Sudah 30 menit berlalu namun tidak ada tanda pintu itu terbuka.

Yoongi duduk berjauhan dengan Hobi, rasanya ia masih menaruh kesal pada lelaki tupai itu.

Waktu menunjukkan hampir pukul 12 dan itu berarti istirahat kedua sudah dimulai. Mereka tidak peduli jika harus membolos yang penting demi Seokjin.

Tidak lama pintu itu terbuka. Seorang Dokter yang memakai pakaian hijau khas rumah sakit menghampiri mereka sebari melepas maskernya.

"Kalian pulang saja dan kembali ke sekolah."

"Tidak. Kami- maksudnya aku akan menemani Seokjin disini," ucap Yoongi.

"Kalian harus pulang. Seokjin sudah ditangani."

"Kau saja pulang sana!," titahnya pada Hobi.

"Kalian berdua yang pulang!"

Suara tegas itu langsung membuat tubuh mereka tegak.

"Kami akan kesini lagi besok," ucap Hobi.

"Tapi bagaimana keadaannya?"

"Dia sudah baik sekarang. Hanya perlu istirahat," jawabnya lugas.

"Kau yakin? Apa Seokjin tidak perlu melakukan pemeriksaan yang lain?," tanya Yoongi yang penasaran.

Dokter itu menggeleng.

"Sudah cepat pergi!," usirnya.

Mereka pun menurut dan pamit keluar dengan wajah yang kesal.

"Dasar dokter galak!," ucap Yoongi sambil menendang angin di depannya.






Di sebuah rumah terdapat keluarga yang bahagia kini makan bersama. Seorang wanita setia memberikan lauk kepada dua lelaki yang kini resmi menjadi anggota keluarganya sejak 3 tahun lalu.

"Namjoon?," tanya Haera halus.

"Hm."

"Apa.. kau mengenal Kim Seokjin?"

Si bapak hanya memandang Haera kasihan, sementara Namjoon fokus mengunyah.

"Ya," jawab Namjoon singkat.

"Bagaimana dia di sekolah? Apa dia baik?"

"Kau sangat ingin tahu ya? Apa jangan-jangan, sekarang seleramu berondong?," sinis Namjoon.

"Kim Namjoon jaga bicaramu!," ucap sang ayah tegas.

"Kenapa? Ayah lebih membela wanita ini?"

Padahal kemarin adalah awal yang baik untuk Haera dekat dengan sang anak sambung, tapi ternyata itu hanya berlaku kemarin.

"Kim Namjoon benar-benar!

Kau tahu kalau Seokjin itu--"

"Apa? Seokjin apa?."

"Lupakan. Ayah minta padamu untuk menjaga ucapan pada seseorang yang lebih tua. Ayah tidak pernah mengajari sifat seperti itu."

Hampir saja ia keceplosan, Haera tadi langsung mencubit pahanya keras sehingga mulut bocornya tidak bicara lebih jauh.

"Hm.. iya yah."

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang