part 7

917 128 9
                                    

Seokjin terbangun karena suara handphone nya yang terus berdering. Ia mencoba menetralkan pandangannya, melihat keluar jendela, ternyata hari sudah gelap.

Ia tertidur cukup lama, sejak sore tadi hingga petang. Diraihnya ponsel itu dan langsung meletakkan di daun telinganya.

"Seokjin kau dimana?," suara panik Hobi menyapa indranya.

"Ada apa?," jawab Seokjin dengan suara yang serak.

"Kau harus ke arena sekarang! Ini genting!"

Tanpa pikir panjang ia langsung bangkit dan melupakan sehenak rasa pusingnya ketika bangun. Ia meraih jaket tebal dan memakainya buru-buru. Tidak lupa mengambil kunci mobil yang digantung diatas tv.

Ia tidak tahu apa yang terjadi, namun jika ini memyangkut arena, sudah pasti bukan hal yang bain.

Ia segera turun menuju basemant apartement. Membuk tudung mobil yang sengaja disana karena mungkin ia akan jarang memakai mobil keren itu.

Sebuah mobil tesla berwarna black matte terparkit disana. Ia masuk kedalam dan terpaku karena keadaan mobilnya yang tidak berubah. Ini adalah mobil yang ia dapat dari orang tua mereka tatkala merayakan ulang tahun ke 15. Hanya untuk terlihat mewah dihadapan para kerabat. Untung saja ia bisa memanfaatkan mobil mewah ini dengan baik. Seokjin tentu paham, tidak akan ia menyiakan barang mahal ini.

Ia pun melajukan mobilnya ke tempat yang sudah lama tidak ia datangi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sesampainya disana ia sudah di cegat oleh kedua sahabatnya dengan wajah panik. Seokjin pun turun.

"Seokjin kau baik-baik saja?," tanya Hobi kala menatap wajah pucat Seokjin.

"Maaf apa kau sakit? Tapi aku benar-bdnar butug bantuanmu."

Kini Yoongi menjadi sosok lain yang ia gunakan kala terpojok.

"Ada apa? Kenapa kalian panik?."

"Yoonji, dia menjadi taruhan Mingyu sekarang."

"A-apa? Bagaimana bisa? Bukankah adikmu sudah pindah sekolah?," tanya Seokjin.

Ya. Yoonji adalah adik Yoongi yang terpaksa pindah karena terganggu akibat ulah Mingyu yang sering mengganggunya. Memaksa Yoonji untuk berpacaran. Memang awalnya ia mau tapi sifat Mingyu yang kasar dan pemaksa membuatnya menyerah.

"Aku juga tidak tahu. Saat di rumah, ibu mengatakan bahwa Yoonji di jemput oleh Mingyu. Lalu aku di telfon untuk datang kemari jika ingin melihat Yoonji masih tersenyum."

Tangannya meremas kuat. Ia membenci ini. Mendengar bagaimana Mingyu begitu licik dan manipulatif. Yoonji tidak pernah mengatakan bahwa Mingui pernah menyakitinya, ia hanya bilang pada orang tuanya bahwa ia harus pindah.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang