Hari ini Seokjin memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Dia baik, untuk sekarang. Hanya saja niatnya untuk datang ke tempat itu sudah mulai pudar. Seokjin merasa untuk apalagi ia disana? Toh dia adalah manusia yang jika menghilang mungkin tidak akan ada yang menyadari.
Seokjin tersenyum simpul. Kamarnya kini begitu kacau dengan banyak obat berhamburan dan kantung plastimnya berserakan.
Melihatnya membuat Seokjin semakin mual. Segera ia mengambil sapu dan membereskan kekacayan yang ia buat sendiri.
Setelah beres ia segera mengambil kotak rokok di nakas. Lalu keluar dan duduk di rooftop. Memandangi suasana ramai kota dengan gedung besar mencuai langit.
Ia menatap rokok itu miris.
"Kau benda jahat! Tapi aku tidak bisa hidup tanpamu."
•
"Kenapa kau mengikutiku? Katanya tidak mau bolos," ucap Yoongi yang kini berada di belakang sekolah, bersiap untuk memanjat.
"Hehe aku bosan sendirian."
Ketika mereka menyadari saat Seokjin belum tiba di jam pertama, Yoongi sudah menduga kalau anak itu bolos. Akhirnya ia memutuskan untuk ke rumahnya, namun Hobi tidak mau.
Tapi sekarang mau, dasar tupai plinplan. Pikir Yoongi.
"Apa yang kau bawa?," tanya Hobi.
"Oh ini?," tanya Yoongi sambil mengangkat sebuah paperbag berukuran sedang.
"Entah. Yoonji menitip ini untuk Seokjin."
"Kenapa kau mendukung hubungan mereka, bagaimana denganku."
"Tch.. kau itu playboy. Kalau Seokjin kan soft dan baik. Tentu saja aku mendukung dia."
"Jinja!? Aku tidak playboy. Hanya saja selalu mendapat wanita yang salah," ucapnya sebari menunjukkan wajah sedih.
"Iya! Sampai-sampai sering ganti cewek."
Hobi nyengir kuda. Mereka pun bersiap-siap untuk memanjat. Sebelumnya mereka stretching dan pemanasan. Tidak sulit karena sudah terbiasa.
Lah terus naik apa?
Yoongi sudah memarkirkan mobilnya di luar sekolah, jaga-jaga katanya kalau ada hal genting dan terpaksa membolos. Mana ada bolos mereka terpaksa, justru malah senang.
•
Dering bell terus berbunyi. Mengganggu ketenangan Seokjin yang sedang nyaman dudyk di rooftop apartmentnya. Terpaksa ia bangun dan membukakan pintu.
Cengiran bodoh langsung dua orang itu berikan pada Seokjin.
"Ya! Mau apa kalian?," tanya Seokjin. Bukannya menjawab, Yoongi malah nyelonong masuk diikuti Hobi.
"Kami lelah. Jadi kesini."
Seragam mereka masih terpasang rapi. Sudah tentu keduanya bolos sejak jam pertama.
"Kau tidak pernah mengajak kami bolos lagi," kesal Yoongi.
Seokjin memang sengaja. Ia ingat betul apa yang Seoknam katakan mengenai dirinya yang membawa pengaruh buruk. Sehingga ia mencoba tidak membawa mereja masuk kedalam masalah yang ia milik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful
FanfictionBERANTAKKAN GAJELAS MAU DI UNPUB TAPI SAYANG MAU REVISI TAPI MALAS GAK TERIMA KRITIKAN SOALNYA AKU BAPERAN KALAU GAK KUAT SAMA TULISAN YG ANCUR BOLEH SKIP AE MAKASIH MWAH MWAH