part 2

1.3K 135 7
                                    

Kim Seokjin

Remaja yang akan mengijak usia 18 tahun, seorang siswa di salah satu SMA terbaik. Dikenal sebagai penolong siswa biasa namun dianggap bengal oleh para guru. Pasalnya ia tidak pernah berhenti berurusan dengan guru pembimbing hanya karena selalu melawan seorang Kim Mingyu.

Namun fokus disini bukan hubungan antara Kim Mingyu dan Kim Seokjin.

Seokjin hanya benci bagaimana seorang yang lemah tidak berdaya harus ditindas oleh yang kuat. Ia percaya bahwa sejatinya seseorang yang diciptakan lebih sempurna adalah untuk melengkapi yang kurang.

Akibat dari kejadian di kantin kemarin, hari ini ia tidak masuk karena skorsing yang ia dapat selama 2 hari.

Ini terhitung kali kedua ia di skros. Alasannya masih sama, tangannya yang ringan selalu melayang pada Mingyu.

Di skors tidak masalah, yang masalah adalah ketika berita ini sampai di telinga sang Appa.

Alhasil ia dijemput oleh suruhan Appa nya secara paksa, dan pulang ke rumah yang sudah ia tinggalkan selama 3 tahun saat sesudah perceraian kedua orang tuanya.

"Appa aku bisa jelaskan," ucap Seokjin saat tangannya diikat oleh dua orang kekar suruhan Appa nya.

"Sudah jelas-jelas kau salah. Apalagi yang harus aku dengar?"

Lelaki itu mendekat. Menyuruh mereka mundur dan menatap sang anak lekat.

"Tau konsekuensinya kan?."

Seokjin menggeleng "Appa, kau sendiri yang mengajariku dengan keras, wajar bukan aku menurut sifat burukmu?."

Plak

Satu tamparan melukai ujung bibir Seokjin.

Seokjin paham betul, kekerasan tidak menyelesaikan masalah, tapi jika sudah keterlaluan bukannya itu pantas ya? Ia tidak seperti sang appa yang langsung melayangkan pukulan bahkan sebelum mengetahui kebenarannya.

"Ini pelajaran yang tepat agar kau tau diri! Aku tidak akan seperti ini jika bukan kau yang sering membangkang. Persis seperti Yerin!"

"Pantas Eomma pergi! Siapa juga yang tahan dengan lelaki ringan tangan seperti Appa!"

Dugh

Perut Seokjin ditendang dengan lutut lelaki dihadapannya. Ia tidak terjatuh, menahan perih menjalar disekitar tubuh itu.

"Bawa ke gudang. Biar dia merenung dengan kesalahannya!"

Dalam hati Seokjin sudah mengumpat, semua kata kasar, binatang dan ujaran buruk ia lontarkan untuk sang ayah.

"Jika tidak ingat kau ayahku, sudah ku balas tadi."

Seokjin dilempar kedalam gudang berdebu.

Disana ia mencoba melepas ikatan tali itu dengan bermodal silet yang selalu sedia di saku celana jeans miliknya.

Berhasil.

Ia membersihkan bajunya dan berjalan menuju lemari tua. Dibuka perlahan pintu itu, lalu meraih kardus berisi beberapa foto yang ia sembunyikan disana.

"Eomma tidak membawaku karena aku nakal, padahal aku tidak nakal. Ya sudah biar saja nakal sekalian supaya fitnah mu bukan dusta lagi."












Benar saja. Keesokannya Namjoon tidak menemukan atensi Seokjin disekolah. Ia tidak khawatir hanya saja sedikit merasa bersalah karena mungkin ia penyebab dia di Skors.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang