part 36

719 123 33
                                    

Tok tok tok

Seseorang terus mencoba mengetuk pintu sedari tadi, bel juga sudah ia bunyikan namun tidak kunjung seseorang keluar dari sana.

Lelaki dengan seraam sekolah lengkap juga tasnya berdiri tepat di depan pintu. Menunggu dibukakan oleh sang pemilik rumah. Rasa khawatir menyeruak karena bukan sekali ini ia pernah alami.

"Siapa ya?"

Tiba-tiba seseorang dari belakang datang. Perempuan dengan pakaian sederhana dan rambut di gelung sopan.

"Saya temannya Seokjin. Apa dia di rumah Bi?" Tanya Hoseok.

"Kemarin Tuan Seoknam dan Tuan Taehyung mendapat telfon dari rumah sakit. Den Seokjin di rawat disana."

Ini bukan kali pertama ia mendengar masuknya Seokjin ke rumah sakit. Dulu saat mereka pertama datang dan mihat Taehyung, keadaannya juga sama.

"Oh baik Bi. Biar saya susul saja. Terimakasih ya bi."

"Sama-sama den. Oh ya adeknya Den Seokjin satu sekolah bersama kalian ya?"

Hobi bingung. Seokjin adalah anak bungsu dan hanya memiliki satu kakak.

"S-seokjin punya adik?"

Bibi itu mengangguk.

"Kemarin mantan istri tuan Seoknam datang dengab pemuda kalau tidak salah namanya Namjoon. Sepertinya dia anak tiri Nyonya, Den."

Info seorang pembantu memang selalu ada.

Tapi ini kabar yang mengejutkan bagi Hobi. Sudah cukup ia tidak mengetahui bahwa Seokjin memiliki kakak. Sekarang ia juga dikejutkan bahwa junior Seokjin adalah adik sambungnya.

"Tapi Seokjin tidak pernah mengatakan apapun pada ku."

"Maaf Den. Saya pikir Den Seokjin sudah menceritakannya, saya pamit kedalam ya.."

Hobi hanya mengangguk. Ia masih tidak percaya bahwa Seokjin menyembunyikan fakta ini darinya.

"Berapa banyak lagi kebohongan yang akan kau sembunyikan, Seokjin?"

Sementara itu, di sebuah ruangan dengan bunyi berbagai alat disana terdapat seorang wanita yang tidur disamping ranjang. Kepalanya ia telungkupkan diantara lengan yang ia lipat.

Seolah-olah atmosfer disana membuat siapapun akan merasa kantuk.

Yang masih berbaring di ranjang itu perlahan membuka mata merasakan tangannya yang kebas. Ia menoleh mendapati seseorang yang ia cari sedari tadi. Kini berada di dekatnya dengan keadaan yang tidak buruk.

Seokjin membiarkan Haera tidur disana walau tangannya semakin keram. Namun rasa sakit di tenggorokan  tidak dapat ditahan lagi. Ia mencoba meraih botol minum dengan tangan satunya, namun sulit karena selang penghubung kanting darah mengganggunya.

"Eungh..."

Niat hati ingin membiarkan Haera tidur, wanita itu malah mengangkat kepalanya dan mengucek matanya pelan. Ia merasa ngantuk seelah berbicara sendiri tadi.

"Seokjin?" Sapanya kala melihat manik mata sang anak yang menyipit dengan senyum merekah.

"Seokjin haus nak?"

Lelaki itu mengangguk. Entah kenapa bibirnya kelu, padahal tadi ia bisa berbicara banyak tapi sekarang bibirnya terlampau lemas.

"Biar Eomma bantu," ucapnya.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang