part 21

868 140 28
                                    

Setengah jam ia lakukan hanya untuk melihat penampilannya di cermin. Memandang bagaimana perubahan tubuhnya dari waktu ke waktu. Sudah genap 5 hari ia mendekam disana, melupakan sejenak urusan sekolah karena kondisi tubuhnya sendiri.

Pipi itu tidak se gembil dulu, tidak ada lemak di dagunya juga tulang jari yang semakin mencolok.

Pakaiannya sudah rapi dengan seragam lengkap yang ia kenakan sedari tadi. Baru kali ini perasaan tidak percaya diri mengganggu Seokjin.

"Ah lipbalm."

Ia segera mengoleskan jel manis itu di bibir tebalnya yang sudah kehilangan titik rona yang biasa terpancar darinya.

Ia mencoba tersenyum, mengangkat kedua sudut bibirnya dan alis tebal itu bersamaan. Jarinya menunjuk dengan jempol kearah cermin.

"Lumayan😉"

Kepercayaan dirinya sedikit bangkit. Ia akhirnya berhasil keluar dari kamarnya.

Seokjin sudah tidak tinggal sendiri. Seoknam membawanya pulang ke rumah tanpa ijin saat ia tertidur di mobil ketika pulang dari rumah sakit.

Ia tidak kesal. Justru ia senang ketika Seoknam mulai menerimanya di rumah itu.

Saat Seokjin turun dari atas, pemandangan pertama yang ia dapat adalah Taehyung dan Seoknam yang sedang makan di meja makan.

"Seokjin kau akan sekah hari ini?" Tanya Seoknam dengan nada yang khawatir.

"Ya. Jangan kira aku selemah itu. Ap.pa."

Seokjin sengaja menekkan kata itu karena ia benci pandangan orang lain yang khawatir padanya.

"Seokjin cepat makan, Appa akan segera berangkat," sambung Taehyung.

"Aku bisa berangkat sendiri. Appa duluan saja."

"Kau ikut dengan Appa. Tidak ada bantahan."

Taehyung tersenyum senang melihat gelagat Seoknam yang semakin peduli pada Seokjin. Walau terlihat nada tidak suka dari sang adik.

"Habiskan makananmu. Jangan terlalu lelah dan juga jika sesuatu terjadi segera hubungi Appa."

Klang

Ia meletakkan sendoknya kasar.

"Appa aku tidak selemah itu!" Ucap Seokjin kasar.

Dalam benaknya ia merasa bahwa Seoknam berlebihan. Ia tidak ingin disayangi jika hanya karena ia sakit, Seokjin tidak merasakan ketulusan dari Seoknam.

"Jin turunkan nada bicaramu, Ne?"

Seokjin menoleh mendapati Taehyung yang menatapnya lembut.

"Hyung juga sama! Kalian seperti ini hanya karena aku sakit kan!? Aku tidak butuh perhatian apapun!"

Mereka diam menatap Seokjin lekat yang kini menunduk dengan tangan yang mengepal di balik meja makan.

"Cukup jalani hidup kalian. Aku tahu kalian hanya takut aku mati dan menjadi pembunuh karena menelantarkan anak!"

Drak

Seokjin menggeser kasar kursi meja dengan tubuhnya sambil menggendong tas sekolah.

Ia benci ini.

Dimulai dari Haera yang semakin menjauh, dan juga rasa benci terhadap takdir yang menimpa dirinya.

Bahkan jika boleh Seokjin ingin tetap menjalani hidupnha seperti dulu. Sendirian tanpa siapapun keluarganya.

Daripada ia harus hidup bersama belas kasih kedua orang yang dahulu meninggalkan Seokjin dalam jurang gelap.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang