part 31

717 129 24
                                    

Dua hari kemudian

Seokjin akhirnya bisa masuk sekolah kembali dengan berbagai wejangan yang Jeon berikan. Termasuk harus memasang selang oksigen. Sepanjang jalan menuju sekolah, ia tampak tidak senang.

"Ayolah Seokjin harusnya kan kau senang," ucap Jungkook.

Kali ini kakak sepupunya yang mengantar karena Taehyung dan Seoknam sedang pergi keluar. Jadilah ia yang di amanatkan untuk mengantar Seokjin.

"Hyung, aku terlihat menyedihkan ya?" Tanyanya polos.

Jungkook langsung menoleh sekilas. Memang kondisinya kian memprihatinkan akibat penyakit dan semua pengobatan yang ia lakukan. Namun Jungkook berusaha tidak menunjukkannya.

"Kau terlihat hebat. Oh ya biar ku ambil sesuatu untukmu."

Jungkook lalu merogoh saku celananya dengan satu tangan yang masih fokus berpegang pada setir.

Seokjin hanya memerhatikan sambil sesekali menggaruk hidungnya yang geli akibat benda aneh yang ia pakai.

"Nih! Kekasihku memberikannya padaku. Katanya agar terlihat manis saat--"

"Saat apa Hyung?"

"Tidak. Maksudku agar lebih terlihat segar."

Seokjin langsung mengambil jel merek vaslen itu dan memakaikannya sesuai yang ia ketahui di yutub.

"Apa ini lebih baik?" Tanya Seokjin.

Sekarang bibirnya tidak lagi pucat dan kering. Setidaknya ini bisa merubah tampilannya walau sedikit.

"Kau tampan."

"Aku sudah tahu."

Mendengarnya Jungkook hanya tertawa geli lalu melajukan mobilnya.

Belum sempat mereka sampai di gerbang Seokjin meminta Jungkook untuk berhenti beberapa meter.

"Kenapa kan ini belum sampai."

"Aku ada perlu sebentar.
Hyung terimakasih sudah mengantarku."

Seokjin lalu bergegas keluar dari mobil dan melambaikan tangannya. Sampai mobil itu menjauh dan hilang ditelan jarak.

"Semua orang akan memerhatikanku jika memakai ini," ucapnya sambil melepas kasar nasal kanul. Dengan cepat tangannya memasukan benda itu ke dalam tas dan menutupnya bersama tabung portabel di dalam.

"Ini lebih baik."

Kini ia masuk dengan wajah berseri dan percaya diri. Ada banyak hal yang ia ingin lalui di sekolah ini, terutama bersama dengan Yoonji.



"Terntata Ibu berteman dengan paman Seoknam?"

Jihoon mendengar itu langsung meletakkan sendoknya kasar diatas meja makan. Ekspresi yang semula datar kini menjadi garang kala nama itu disebut.

"Namjoon, sebaiknya tidak berbicara saat di meja makan."

Dengan menahan emosi Jihoon mencoba mengingatkan adab pada sang putra. Haera yang menyadari perubahan itu langsung sigap menanggapi.

"Iya Namjoon. Sekarang lanjutkan makannya ya nanti kau terlambat."

"Kemarin aku ke rumah Seokjin Hyung Bu, dan kebetulan disana ada paman Seoknam."

Jihoon langsung berdiri.

"Kalian makan saja berdua. Aku buru-buru."

"Chagi, tunggu!"

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang