"Eomma..."
Seokjin terus meracau memanggil nama sang Ibu dalam tidurnya.
Saat Taehyung menjemputnya di sekolah, anak itu hampir tidak akan pulang karena tertidur di sekolah. Semua temannya bilang bahwa Seokjin menolak diantar dan memintanya untuk pulang duluan, karena ia yang tidaj mau merepotkan orang lain. Alasan bodoh yang membahayakan dirinya sendiri.
Melihat deru napasnya yang tidak beraturan Taehyung mengobrak abrik isi tas Seokjin, namun ia tidak menemukan inhealernya. Dia masih berusaha mencari sampai merogoh saku seragam yang masih ia kenakan.
Ketemu.
Benda itu sudah tidak berbentuk, hancur bahkan isinya sudah hilang.
"Eomma... eomma..."
Nama itu tidak berhenti terucap dari bibir pucat sang adik.
"Seokjin, ini Hyung.."
Anak itu tidak mendengar. Matanya masih memejam. Taehyung yang semakin khawatir kala merasakan panas di kulit Seokjin langsung menelfon Jeon Wonwoo.
Tidak butuh lama untuk menunggu telfonnya terhubung.
"Paman, Seokjin demam lagi. Inhealernya rusak. Bisa kau kemari?"
Taehyung mengangguk sambil mendengarkan panggilan dari Jeon.
"Jin juga memanggil Eomma terus. Apa Paman bisa membawa Eomma kemari?"
Taehyung langsung menutupnya. Lalu kembali pada sosok yang masih berbaring dengan gelisah.
Tangannya menggenggam jemari Seokjin yang kini ikut berkeringat dingin. Mengingatkannya pada kenangan masa kecil dimana keduanya tidak bisa terpisahkan.
"Hyung juga rindu dengan Eomma. Sabar ya? Eomma pasti akan datang."
•
Jeon datang dengan sosok wanita di belakangnya. Setelah mendapat telfon dari sang ponakan ia langsung bergegas menghubungi Haera untuk kesini bersama.
Malam ini mungkin akan menjadi malam yang panjang karena disana pasti ada Seoknam di rumah.
"Kemarin kau ke pantai dengan suamimu?"
Jeon membuka obrolannya. Memecah kecanggungan diantara mereka. Haera yang semula fokus menatap jalanan kini menoleh kearah sang Oppa.
"Ya. Suamiku sudah lama tidak rekreasi berama. Jadi kami memutuskan untuk istirahat sejenak."
"Aku tidak melarangmu untuk bersama mereka, tapi apa kau tidak tahu kabar Seokjin?"
"Memangnya ada apa?"
"Aku minta maaf karena tidak menghubungimu, aku sangat sibuk bekerja dan juga.. merawat Seokjin."
Obrolan ini kian menarik. Haera menegakkan tubuhnya.
"Namjoon bilang Seokjin menghilang. Apa dia bersamamu?"
"Aku membawanya ke rumah sakit internasional. Seokjin terluka, seseorang menusuknya sehingga keadaannya memburuk. Dia juga sudah melakukan kemoterapi."
"Kenapa Oppa tidak memberitahuku?"
"Aku bahkan terlalu sibuk disana. Kupikir kau seharusnya mencari dan khawatir bukan? Tapi kau malah liburan sementara anakmu yang lain sedang sakit keras."
Haera terdiam. Ia tidak bisa menyangkal. Memang seharusnya ia disalahkan. Andai ia tahu keadaannya seperti ini, ia pasti akan berusaha mencari Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful
FanfictionBERANTAKKAN GAJELAS MAU DI UNPUB TAPI SAYANG MAU REVISI TAPI MALAS GAK TERIMA KRITIKAN SOALNYA AKU BAPERAN KALAU GAK KUAT SAMA TULISAN YG ANCUR BOLEH SKIP AE MAKASIH MWAH MWAH