Di sebuah mobil yang melaju dengan penumpang penuh di dalamnya. Jimin dan Yoongi berada di depan. Sementara Yoonjin di belakang dengan menopang tubuh Seokjin di pundaknya.
Hanya ada keheningan dan suara mesin mobil, mereka diam tidak berniat untuk berbicara. Lebih tepatnya mereka kini tenggelam dengan pikirannya sendiri.
Lelah berpura-pura tersenyum sedari tadi kini akhirnya ada masa dimana mereka menikmati rasa sesak yang tertahan.
Tujuannya adalah, hanya untuk membuat Jin bahagia. Mereka tahu bahwa memandangnya dengan raut khawatir akan membuat Jin ikut bersedih. Ini adalah hal yang bisa mereka lakukan. Setidaknya untuk yang terakhir.
Sudah lebih dari setengah jalan, namhn sedari tadi Seokjin masih tertidur dan tidak merasa terganggu dengan guncangan mobil di beberapa belokkan. Yoonji pun berinisiatif membangunkannya.
"Seokjin Oppa.."
Ia mengusap kepala si pria berharap dia akan segera membuka mata.
"Seokjin Oppa?"
Panggilan kedua ia juga mengguncangkan bahunya agar Seokjin bisa bangun. Namun anak itu malah semakin terkulai.
"S-seokjin oppa? Seokjin Oppa bangun!?"
Yoongi dan Jimin langsung menoleh ke belakanh melihat Yoonji terus berusaha membangunkan Seokjin tapi anak itu malah melemas dipelukannya.
"Oppa!! Oppa bangun!! Hiks.. jangan membuatku takut.."
Yoonji mulai menangis. Ia takut, takut Seokjin pergi tanoa sepatah kata. Ia memeluk erat kepala Jin.
"Eungh..."
"Seokjin?"
Perlahan ia mencoba bangun dan duduk tegak. Seokjin mengusap matanya perlahan, begitu sadar ia langsung melihat mata Yoonji yang memerah dan kedua sahabatnya kini menoleh kearahnya. Bahkan mobil itu pun ikut berhenti.
"Kita sudah sampai?"
Mereka tidak menjawab. Seokjin semakin bingung ia dengan wajah tidak bersalahnya melihat keluar karena ini masih belum berada di lingkungan perumahannya.
"Kalian kenapa? Yoonji kau kenapa menangis?"
"Tidak. Kau jangan tidur lagi, sebentar lagi kita sampai."
Seokjin hanya mengangguk mendengar ucapan Yoongi. Ia pun tidak memejamkan matanya dan bersandar sempurna pada jok mobil.
"Yoonji kau tidak apa?"
"Aku baik. Oppa bisakah kau tersenyum sebentar?"
Seokjin yang tidak mengerti pun hanya menurut.
Ia tersehlnyum dengan suara gemas yang ikut keluar dari bibirnya.
"Hing... sudah cukup?," ucapnya masih dengan senyuman indah walau pias putih mendominasi.
Yoonji mengangguk "terimakasih sudah tersenyum."
"Kau akan selalu mengingat senyumku kan?"
Deg
Kalimat itu membuat Yoonji tidak mampu berkata-kata. Ia hanya mengangguk ragu dan memalingkan wajahnya. Membayangkan bagaimana nantinya kalau senyum itu hilang tak kembali.
"Kita sudah sampai."
Ucap yang didepan.
Mereka pun turun. Begitu juga Seokjin yang dibantu oleh Yoonji dengan menggandengnya walau saat keluar, Yoongi juga ikut merangkul lengan.
"Harusnya tadi kau pakai kursi roda."
Sosok yang diajak bicara hanya memamerkan deretan gigi putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful
FanfictionBERANTAKKAN GAJELAS MAU DI UNPUB TAPI SAYANG MAU REVISI TAPI MALAS GAK TERIMA KRITIKAN SOALNYA AKU BAPERAN KALAU GAK KUAT SAMA TULISAN YG ANCUR BOLEH SKIP AE MAKASIH MWAH MWAH