part 8

953 144 43
                                    

"Lihat! Apa yang kau lakukan sampai tagihan kredit menjadi sebanyak ini?."

Seokjin meraih kertas itu. Disana terdapat nominal uang yang tidak sedikit.

"Apa pedulimu? Bukankah kau sendiri yang memberikanku kebebasan?,"tanya Seokjin balik.

"Kau pikir uangku hanya untuk main-main ha!? Di sekolah tidak pernah berprestasi, sekarang kerjaanmu menghabiskan uangku!"

Seokjin tersenyum miris. Ia pikir Seoknam tidak akan peduli berapapun uang yang ia buang selama ini.

"Aku akan membawamu ke polisi."

Seokjin melotot "Apa? Aku tidak mencuri uangmu! Kau yang memberikannya!."

"Anak sepertimu menghabiskan uang ini pasti untuk narkoba kan!!?."

"Apa!!"

"Jangan mengelak!! Anak bejat sepertimu sudah pasti melakukannya!."

Tanga Seokjin di tarik paksa oleh lengan sang ayah yang lebih besar darinya.

"Bisa-bisanya kau menuduhku! Lepas!!."

Ia berontak, melepas cengkraman itu kasar.

"Kau menuduhku tanpa bukti, tuan Seoknam! Ambil kartu ini!."

Seokjin merogoh dompetnya mengambil kartu kredit dan melemparnya tepat dihadapan wajah sang ayah.

"Ambil uangmu! Aku tidak butuh!."

Segera ia menutup pintu dengan kasar. Membiarkan Seoknam berada diluar sana sendirian sambil memukul kencang pintu apartment.

"Seokjin anjing! Dimana sopan santunmu!!? Buka pintunya!!."

Seokjin diam. Ia menangis disana mendengar kalimat itu membuat hatinya berdebar sakit.

"Awas kau Kim Seokjin, akan kuberi pelajaran!."

Ucap Seoknam lalu melenggang pergi.

"Apa aku harus seperti ini dulu? Agar kau bisa memerhatikanku, Appa?."

Ia beringsut duduk di atas dinginnya lantai. Memeluk lututnya sambil menangis.

Malam ini menjadi malam yang panjang untuknya. Seokjin lelah, ia rasa tidak ada untungnya juga jika tetap berjuang.





Keesokannya Seokjin berangkat pagi. Datang dengan senyuman terbaik yang bisa ia berikan pada kedua temannya.

"Seokjin dimana kau menservis mobilmu?," tanya Yoongi yang menjadi teman bangkunya. Sementara Hobi, ia duduk di depan mereka bersama satu murid lain.

"Di tempat biasa."

"Aku akan mengganti biayanya. Terimakasih kau sudsh menolong adikku."

"Jangan dipikirkan, lagi pula Yoonji anak yang manis."

"Ya! Kau menyukai adikku?."

Seokjin  tertawa.

"Kurasa kau akan menyesal jika memacari wanita sumo itu."

Hobi ikut tertawa mendengar bagaimana Yoongi meledek sang adik.

"Tidak Yoon. Adikmu pantas mendapat lelaki yang baik. Bukan lelaki nakal sepertiku."

"Seokjin! Kau adalah pria terbaik yang pernah jita temui. Kau menarik kami dari lembah hitam. Membawa kedalam dunia yang selama ini kami jauhi."

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang