part 18

954 138 23
                                    

Ketidakhadiran Seokjin menjadi tanda tanya bagi kedua temannya. Hobi dan Yoongi. Kali ini mereka tidak berniat untuk bolos, jadi selepas pulang sekolah berencana untuk datang ke apartment Seokjin.

Namun sayang tempat itu kosong. Seokjin tidak disana. Rasa heran mulai muncul di benak kedua manusia itu yang masih disana menunggu Seokjin. Ponselnya juga mati.

"Apa Seokjin mungkin ada di rumahnya?," tanya Yoongi penasaran.

"Tapi bagaimana dengan pak tua itu?"

"Kau takut padanya?"

"T-tidak. Te-tentu aku tidak t-takut," jawab Hobi gugup.

Jujur saja jika Seokjin saja bisa sampai babak belur apalagi dirinya yang jauh lebih pendek.

"Jangan ditutupi. Aku juga takut," ucap Yoongi sambil merangkul Hobi dan berjalan keluar apartment bersama-sama.

Mau tidak mau mereka harus kesana jika ingin melihat Seokjin. Juga takut nanti terjadi sesuatu pada Seokjin.

Mereka sampai di depan gerbang rumah besar bernuansa modern. Tanpa penjagaan mereka bisa langsung membuka gerbangnya dan sampai di depan pintu.

"Kau yang pencet bel!" Titah Yoongi.

"Tidak! Kau saja."

"Kalau begitu kau yang bicara, aku pencet bel saja," ucapnya nawar.

"Yoongi sialan."

Ia menahan tawa mendengar ucapan Hobi yang demikian. Tangannya berusaha menahan gemetar karena takut diejek cupu.

Tingnong

Harap cemas mereka rasakan kala bell itu sudah berbunyi.

Suara kunci pintu terbuka membuat keduanya sedikit mundur ke belakang dan berjaga-jaga kala sesuatu terjadi.

"Kalian siapa?"

Damn. Itu bukan orang tua yang mereka cemaskan, dihadapannya justru seorang lelaki muda yang sedikit terlihat dewasa dan.. tampan? Ya mereka akui lelaki ini memang tampan. Namun wajahnya terlihat mirip dengan seseorang.

"Kau yang siapa! Kenapa ada di rumah pak tua brengsek? Maksudku rumah appa nya Seokjin!" Ucap Hobi spontan. Karena ia juga sama terkejutnya dengan Yoongi yang masih terpaku.

"Aku Hyungnya Seokjin."

"MWO!!"

Mereka terkejut bahkan tanpa sadar mengucapkan kata itu bersamaan dengan mulut yang membentuk huruf O besar.

"Seokjin tidak pernah mengatakannya?" Tanya Taehyung dengan nada kecewa. Ternyata Seokjin terlalu sakit hati sampai tidak mengakui keberadaannya sebagai sang Kakak.

"Seokjin selalu menutup diri pada kami, walau ini adalah tahun ketiga kami bersama," ucap Yoongi yang sama kecewanya. Tidak menyangka bahwa sebegitu banyak hal yang Seokjin tutupi dari mereka berdua.

"Maafkan Seokjin. Dia seperti itu karena kesalahanku juga," Taehyung menyesal. Seberdampak buruk itu masa lalu mereka sampai membuat sang adik seperti ini.

"Dimana dia?," tanya Hobi.

"Seokjin di rumah sakit. Sejak kemarin ia tidak sadarkan diri."

Yoongi mengepal kuat tangannya sampai buku-buku jarinya memutih. Ia ingin menangis mendengar kalimat itu. Namun ia berusaha tegar dan mengangkat kepalanya.

"Bisakah kau mengantarku, Hyung."

Taehyung mengangguk. Ia lalu berjalan di depan dan memasuki mobilnya. Diikuti oleh mereka berdua dengan kendaraan yang berbeda. Mereka semua terluka, bukan karena Seokjin. Tapi karena telah gagal menjadi penolong seseorang yang berarti baginya.



PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang