part 32

687 126 61
                                    

Pagi sekali Yoongi sudah tiba di sekolah. Ia sengaja berangkat lebih awal untuk urusan yang akan ia selesaikan.

Kakinya terus mengetuk ketuk lantai dengan tatapan tajam kearah pintu. Suasana kelas masih sepi, tidak ada siapapun yang memerhatikan dirinya.

Sampai pada sebuah pintu yang terbuka perlahan, menampilkan sosok Seokjin yang baru datang.

Yoongi bangkit dan mendekat kearah lelaki itu.

"Brengsek!!"

Bugh

Satu bogeman mentah langsung mendarat di pipu Seokjin, menimbulkan luka di sudut bibirnya.

Yoongi menarik kerah seragam Seokjin, membawa tubuh itu ke tembok dengan keras.

"KAU TAU APA YANG KAU LAKUKAN SEOKJIN!!?"

Ia tidak menjawab dan hanya fokus pada rasa sakit di punggungnya akibat lemparan Yoongi.

"KAU MENYAKITI HATI ADIKKU!!"

DUKH

Tendangan itu langsung ia berikan tepat di ulu hati Seokjin. Membuat tubuhnya seketika ambruk.

"Ukhuk.."

Ia menutup mulutnya yang kini mengeluarkan bercak darah akibat tendangan keras dari Yoongi.

Seokjin tersenyum miring.

"Aku tidak menjanjikan apapun pada adikmu."

Yoongi geram. Ia menarik ujung baju Seokjin membuatnya terseret mendekat.

"KAU BAJINGAN!"

DUKH

"Sudah ku bilang jangan menyakiti hati adikku! SIALAN!!"

DUKH

"Penyesalan terbesarku adalah percaya pada lelaki sial sepetrtimu!!"

DUAKH

Tendangan terakhir ia berikan pada punggung Seokjin, seketika rasa ngilu menjalar. Seokjin tidak bisa bangkit bahkan untuk sekedar meringis juga tidak bisa. Rasanya terlalu pedih.

"Yoongi hentikan!!"

Hobi datang langsung menarik Yoongi yang hampir memukuli Seokjin lagi.

"LEPASKAN AKU BRENGSEK!"

"Jika aku melepasmu, kau akan jadi pembunuh!"

Yoongi diam. Ia menetralkan nafas dan amarahnya. Ucapan Hobi tidak salah, Seokjin mungkin akan mati jika Hobi tidak datang mencegahnya.

"Kau pikir aku akan mengasihanimu karena kau sakit!? Tidak akan Kim Seokjin!! KAU YANG MEMULAI INI!."

Drak

Yoongi menendang kursi sebelum dia keluar dari kelas. Seluruh penghuninya hanya terkejut takut tidak berani atas pertengkaran yang terjadi.

Semalam saat mereka pulang, Yoonji datang padanya dengan mata yang sembab. Gadis itu tidak menceritakan apapun sampai Yoongi terus mendesaknya untuk bercerita. Mendengar semuanya membuat amarah Yoongi mencuak, ia hampir akan menghampiri Seokjin malam itu juga, namun Yoonji mencegah. Gadis itu berkata bahwa mungkin ini hanya cinta bertepuk senelah tangan. Tidak seperti Yoongi yang marah dan merasakan kenecewaan dari sahabatnya sendiri. Ia menyesal, harusnya tidak memberi jalan untuk lelaki itu mendekati sang adik.




Hobi langsung mendekati Seokjin. Sahabatnya itu tidak sadarkan diri. Melihat luka dan ringisian itu membuatnya iba.

Menggendong Seokjin bukan hal yang sulit karena bobotnya yang kian menyusut.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang