part 10

953 140 33
                                    

Benar saja. Keesokannya Hobi dan Yoongi mendiami Seokjin bahkan mereka sampai pindah tempat duduk.

Seokjin hanya menerima. Ia menyadari bahwa dirinya yang salah disini. Namun Seokjin juga berada dalam situasi sulit.

Jam pelajaran olahraga akan dimulai beberapa menit lagi, Seokjin sudah siap dengan seragamnya, yang lain sudah berkumpul di lapangan dan membentuk 2 tim berbeda untuk bermain basket.

"Baiklah, kita sudah pas," ucap Hobi.

Seokjin yang mendengar itu langsung mundur dan bergabung dengan tim lain yang masih kosong.

Sabar Seokjin, sabar.

Permainan di mulai. Seokjin berhadapan dengan kedua sahabatnya sebagai lawan. Tidak ada pilihan lain. Ia harus bermain dengan baik bagaimanapun keadaannya.

Giringan bola kini dilakukan oleh tim Seokjin, ia mendekat ke ring dan mengopernya pada Seokjin. Saat sudah sampai disana berniat akan melompat namun tangan Yoongi mengambil bola itu.

Tidak butuh waktu lama ia mencetak score pertama.

Waktu berlalu namun tim Seokjin kian terdesak. Ia adalah satu-satunya pemain yang aktif karena yang lain tidak pandai bermain basket. Butuh tenaga yang banyak untuk bermain selama dua kali 10 menit.

"Pak saya ijin ke kamar mandi," ucap Seokjin.

Guru yang menjadi wasit menyetujui dan mempersilahkan Seokjin untuk pergi.

Dengan cepat ia berlari, masuk ke kamar mandi pria dan menutup pintu itu dengan kasar.

"HOEK... HOEK..."

Seokjin muntah hebat. Sarapannya yang hanya selembar roti keluar semua. Nafasnya memburu. Perutnya sakit.

"HOEK.. HOEK..."

Seokjin mencova mengeluarkan semua isi perutnya yang terasa mual. Sampai ia mengeluarkan air mata. Seokjin lemas, ia duduk di lantai kamar mandi dengan tangan terkulai diatas kloset.

"Kenapa sakit sekali.."

Seokjin mencengkram kuat dadanya. Ia mencoba bangkit. Menarik nafasnya panjang.

"Tidak. Kau tidak boleh tumbang disini."

Segera ia keluar dan sudah ditunggu oleh tim mereka yang bukan apa-apa tanpa Seokjin.

"Seokjin cepat!!" Ucap mereka.

Ia langsung berlari ke lapangan.

Tanpa menyadari bahwa Hobi disana mendengar suara menyakitkan dari seorang Kim Seokjin.

"Teruskan Seokjin. Sampai kapan kau akan terus seperti ini."








Di sebuah ruangan berbau obat-obatan, seorang wanita kini sudah bersiap dengan pakaian biasa. Tidak mengenakan piyama rumah sakit lagi.

"Sebaiknya sekarang kau tidak usah menyetir. Aku takut kejadian kemarin terulang lagi."

Ucap seorang lelaki sambil mengelus kepala wanita itu.

"Iya.. sekarang aku akan menyuruh supir untuk mengantarku kemana-mana."

Ia tersenyum. Betapa bersyukurnya bisa mendapat seorang lelaki yang bisa memerlakukannya dengan baik, penyayang, dan juga cinta dengan keluarga.

"Soal anakmu.."

Haera menatap lekat pria itu.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang