part 42

762 126 31
                                    

Kedua orang itu kini dalam posisi berlutut dengan tubuh saling bertautan, si lelaki melemaskan tubuhnya ditubuh si wanita. Ia tidak menolak dan membalas pelukan itu.

"Apa yang terjadi padamu?"

Yang ditanya hanya tersenyum menenggelamkan kepalanya di ceruk leher kecil Yoonji.

"Maaf, maaf aku seharusnya tidak melukaimu..."

Seokjin melepas pelukan itu. Ia mengusap setetes air mata di pipi Yoonji dengan tangannya yang gemetar.

"Itu sangat menyakitkan, Oppa."

Yoonji meraih tangan Jin dan menggenggamnya "kenapa kau seperti ini, Oppa? A-apa kau sakit?"

Seokjin menjawabnya dengan anggukkan "waktuku tidak lama. Aku hanya takut meninggalkanmu ketika kau baru saja merasakan cinta."

"Kenapa kau tidak mengatakannya dari awal! Aku justru lebih sakit mendengar ucapanmu kemarin!!"

Seokjin tidak menjawab. Ia hanya mengecup singkat punggung tangan wanitanya.

"Sekarang aku sudah jujur padamu. Jika nanti waktu itu tiba, kau jangan menangis lagi, ya?"

Yoonji buang muka. Ia tidak ingin menatap mata sendu si lelaki, ia tidak ingin mengiyakan permintaan itu karena tidak akan bisa ia lakukan.

Sementara dua orang lelaki hanya menatap adegan itu sambil menunduk.

Cukup lama mereka disana namun Yoongi tidak tahan dan bergerak maju. Mendekat kearah mereka.

"Sini kau!" Ucapnya sambil menarik Seokjin agar berdiri.

Ia mencengkram kerah Jin dan menaikkannya tinggi-tinggi.

"Bisa-bisanya kau kembali dan membuat Yoonji menangis lagi!"

Kekecewaan Yoongi kini berlipat ganda pada sosok di depannya sekarang. Seluruh tangannya menompa Seokjin karena anak itu yang tidak mampu berdiri lagi.

"Maaf Yoon."

Hanya dua kata itu yang mampu ia ucapkan pada sang sahabat.

"Kenapa kau yang minta maaf? KENAPA!!"

Dia mengguncangkan cengkramannya pada Seokjin membuat si lelaki bergerak tak karuan sampai terjatuh ke tanah.

Seokjin beringsut disana. Yoongi tidak berniat membantu sama sekali.

"Kau bodoh!! Kau membuatku merasa bersalah sekarang! HARUSNYA KAU JUJUR PADA KAMI!!"

Yoongi mengusap wajahnya gusar. Ia pun menangis tidak tahan melihat sahabatnya yang bahkan tidak berdaya.

Ia yang memukul habis-habisan Seokjin kemarin, namun anak itu tidak membalas sama sekali.

"Kau pikir kau hebat menahan semuanya sendiri? Lihat!! Yoonji semakin sedih karena kau Brengsek!!" Tunjuknya kearah Yoonji yang kini menutup wajahnya yang memerah.

"Kau pikir jika kau mati kami akan senang!? Kau berniat agar kami tidak bersedih namun tindakanmu salah!!"

"Aku tahu, lebih baik seperti ini Yoon. Jauh lebih baik."

Yoongi mengepal kuat. Ia menarik lagi Seokjin agar berdiri.

"Omong kosong apa ini ha!?"

"Aku tahu kau akan bersedih jika mengetahuinya langsung."

Seokjin tersenyum namun matanya mulai memburam, wajah Yoongi kini sudah nampak tidak jelas lagi.

Ia benar. Tentu saja Yoongi akan bersedih dan terus mengkhawatirkan Seokjin.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang