Mendengar kabar mengenai Seokjin, Seoknam pergi beberapa saat setelah melepas rindunya dengan Taehyung. Ketika si sulung tertidur ia pun melajukan mobilnya menuju tempat Seokjin berada.
Ia selalu mengelak rasa sayang dan khawatir yang kerap ia rasakan, selalu menahannya dalam, menjadi rasa emosu yang tidak terkontrol sampai melukai sang anak.
Ia ingin mengatakan bahwa ia tidak bermaksud, Seoknam hanya ingin mendidik Seokjin. Namun caranya tidak tepat.
Seoknam tiba di pintu apartment sang anak. Ia ingat bagaimana Seokjin memilih pergi dari rumah karena ia usir akibat kekalapannya. Seokjin ingin bebas, ia juga tidak enak hati membuat Seoknam selalu marah karena perilakunya. Appa hanya tidak tahu bagaimana kehidupan Seokjin yang sebenarnya, dan lebih memilih perkataan orang lain yang tidak tahu apa-apa.
Ia menekan pin yang sudah ia ketahui lewat anak buahnya.
Kakinya melangkah perlahan, takut-takut mengganggu sang anak. Saat ia tiba disana, pemandangan tak lazim menyapa maniknya.
Haera
Wanita itu disana merawat Seokjin dengan telaten, tangannya mengelap sisi tubuh Seokjin dengan handuk hangat.
Kakinya yang semula terhenti kini berjalan kembali, langkahnya cepat. Tangan besar itu menarik Haera kuat.
"Apa yang kau lakukan!"
Haera mencoba melepas cengkraman itu.
"Aku sedang mengurus anakku. Aku Eommanya!"
"Tch.. kau tidak pantas disebut Eomma! Jalang sepertimu seharusnya menjauh dari sini!"
"Aku seperti ini karena sikapmu! Jangan merasa benar sendiri Kim Seoknam!"
Tangannya hendak memukul kepala Haera namun tubuh wanita itu didekap oleh seseorang.
"Appa berhenti!" Ucap Seokjin sambil melindungi Haera dipelukannya.
"Kau membela wanita ini? Seokjin ingatlah dia yang meninggalkanmu selama ini!!"
"Sudah Appa. Hentikan semuanya, aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Aku tahu kau adalah orang yang baik."
Sebisa mungkin Seokjin bersikap lembut. Ia mengerti bahwa menghadapi Seoknam tidak boleh sama emosinya atau hal yang Haera alami akan terulang padanya.
"Kau berani mengajariku Kim!?"
Seokjin tidak takut. Ia membusung dengan wajah tak kalah garang.
"Aku memang lebih muda, aku anakmu, tapi kau harus mengerti keadaannya."
Haera memandang punggung Seokjin dari belakang. Melihat anaknya yang kini tumbuh menjadi sosom dewasa dan bisa menjadi pelindungnya membiat hati Haera menghangat.
"Sifat aroganmu tidak berubah Kim Seokjin. Apa perlu aku mengajarimu lagi?"
Seokjin menggeleng. Kata ajar yang keluar dari mulut Seoknam bukal hal yang lumrah orang lain ketahui.
"Cukup Appa! Aku lelah denganmu, dengan Eomma. Dengan semuanya. Kalau memang aku hidup hanya untuk seperti ini, lakukanlah. Buat aku menghilang."
Seoknam panas. Ia benci kalimat yang Seokjin lontarkan.
"Kau anak tidak tahu diuntung!"
Rasa cemas yang awalnya ia rasakan, kini berbalik dengan rasa emosi yang menyeruak.
"Ikut aku!"
Tangan Seoknam menarik paksa Seokjin. Ia melihat ruangan kosong dengan kunci yang menggantung. Seketika ia segera mendorong tubuh Seokjin kesana. Ia tidak bisa melawan, tubuhnya terlalu lemah untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful
FanfictionBERANTAKKAN GAJELAS MAU DI UNPUB TAPI SAYANG MAU REVISI TAPI MALAS GAK TERIMA KRITIKAN SOALNYA AKU BAPERAN KALAU GAK KUAT SAMA TULISAN YG ANCUR BOLEH SKIP AE MAKASIH MWAH MWAH