Kamar itu ramai. Kini seluruh penghuni disana begitu riuh kala layar tv disana menampilkan video games yang menyenangkan.
Cekikan tawa itu membuat seseorang yang terbaring disana merasa risih. Ia menutup matanya dengan lengan berharap bisa tidur lagi untuk waktu yang lama.
"Oppa.."
Suara yang ia kenal itu membuatnya tersadar ada seseorang disampingnya. Seokjin melepas lengannya menatap wajah manis itu yang kini begitu dekat.
"Oppa, kau harus bangun dan makan."
Seokjin menggeleng, ia menepuk pelan pipinya berharap ini bukan mimpi. Ia pikir kerjadian semalam tidak ada, dan ia hanya bermimpi kala itu.
"Seokjin kau sudah bangun!?"
Suara Hobi menggema. Ia masih fokus bermain video games tanpa menoleh kearah Seokjin.
"Kalian disini? Yoongi? Jimin?"
"Hallo Hyung."
Ya. Semuanya berada disana. Memenuhi ruang rawat yang luas itu.
"Kenapa PS ku ada disini?"
Seokjin heran karena melihat benda kesayangannya kini dimainkan oleh sahabat-sahabatnya.
"Taehyung Hyung yang bawa. Mereka menitipkan kau pada kami, agar kami tidak bosan jadi minta saja bawakan PS mu kesini."
Seokjin mengusap wajahnya lelah. Huh walau kini ia bisa merasakan hangatnya bersama teman tetap saja ada rasa hampa disana.
"Oppa ayo aku suapi."
Seokjin menggeleng "perutku mual."
Keluhnya. Ia masih berbaring bahkan yang biasa akan duduk kala membuka mata, kini ia hanya tertidur sempurna disana.
Semalaman ia tidak bangun dan melewatkan makan malam dan paginya. Yoonji diberi amanat untuk memberi makan Seokjin agak frustasi.
"Sedikit-sedikit Oppa. Kata Dokter kau sore ini boleh pulang."
"Benarkah?"
"Hmm.. tapi harus menghabiskan makananmu dulu."
Seokjin tersenyum mendapat kabar itu, dengan bantuan Yoonji ia perlahan duduk dengan bersender di tumpukkan bantal.
Yoonji mengendokkan sedikit nasi lembek itu dan memasukannya ke dalam mulu Seokjin perlahan. Ia menerimanya walau wajah itu memerah menahan mual.
Yoongi yang tadinya fokus memerhatikan permainan kini beralih menatap sahabatnya lalu memberikan stick ps itu pada Jimin.
"Eh Hyung-"
"Kau saja yang main Jim."
Ucapnya lalu berdiri dan mengambil sesuatu di kolong ranjang Seokjin. Sebuah baskom alumunium ia arahkan pada si pria.
"Jangan ditahan."
Ya. Seokjin berusaha menerima semua makanan yang sedikit itu namun ia tidak mampu menahan rasa mualnya.
Alhasil ia mengeluarkannya kembali dengan Yoongi yang bantu memijat tengkuknya. Terasa keras tulang menonjol di area itu. Yoongi berpaling, bukan karena jijik tapi ia tidak kiat mendengar suara menyakitkan yang keluar dari bibirnya.
Yoonji berinisiatif mengelap bibi Seokjin yang kini terdapat noda.
"Minum ini," ucap Yoongi sambil menyerahkan segelas air.
"Te-- ukh.."
Belum sempat ia berkata mulutnya mengeluarkan cairan asam lagi. Ini adalah akibat dari melewatkan jam makan, asam lambungnya tinggi dan Seokjin mengalami muntah hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful
FanfictionBERANTAKKAN GAJELAS MAU DI UNPUB TAPI SAYANG MAU REVISI TAPI MALAS GAK TERIMA KRITIKAN SOALNYA AKU BAPERAN KALAU GAK KUAT SAMA TULISAN YG ANCUR BOLEH SKIP AE MAKASIH MWAH MWAH