part 38

675 126 29
                                    

Terpaksa Hobi menceritakan kisah cinta Seokjin yang berhubungan dengan sketsa itu. Taehyung yang mendengarnya hanya membuang napas lelah.

Mereka duduk di ruang tunggu dengan Hobi yang masih menggenggam benda itu.

"Apa yang akan kau lakukan pada benda itu?," tanya Taehyung.

"Untuk melakukan apa yang Seokjin tidak mampu lakukan. Yoongi harus tahu, agar tidak ada kesalahpahaman di antara mereka."

Taehyung mengangguk setuju "Aku percayakan padamu. Seokjin mungkin akan marah tapi ini demi kebaikan dirinya."

Jujur saja Seokjin tidak pernah mengatakan kesulitan apapun padanya. Ia bahkan tidak tahu bagaimana kehidupan Seokjin saat ia di luar negeri untuk sekolah, dan sekarang bukan hanya kisah keluarganya namun persahabatan, cinta, Seokjin tidak seberuntung orang lain.

Hobi memasukan benda itu ke dalam tasnya lalu berdiri.

"Terimakasih Hyung telah mempercayaiku. Apa aku boleh bertemu dengannya sekarang?"

"Uh? Ya. Kau tinggal lurus hanya ada sati lampu yang terbuka disana. Kalian berdua saja, kurasa banyak hal yang kau perlu bicarakan pada adikku."

Hobi mengangguk "baik Hyung," ia lalu berbalik dan berjalan pada arah yang di tunjukkan Taehyung tadi.

Lelaki itu kini sendirian disana.

"Dunia terlalu kejam, tapi kau juga terlalu naif."




Satu jam setelah ia menerima makanan itu perutnya terasa mual, namun keberadaan mereka mencegahnya untuk muntah. Seokjin hanya tidak ingin merusal suasana hangat tadi.

Ia menyuruh mereka agar pulang dan memgambil beberapa pakaian dan membersihkan diri sejenak. Tujuannya agar ia bisa leluasa merasakan sakit di setiap inci tubuhnya.

Ia meremas spreinya kuat-kuat dengan tangan satunya yang ia gunakan untuk memukul dadanya.

"U-ukhuk.."

Seokjin menutup mulutnya dengan tangan kala tenggorokkan dan perutnya yang memberontak. Cairan itu mulai keluar dari sela-sela jari. Hampir mengenai baju dan spreinya sebelum ia bangkit dan berlari menuju kamar mandi.

"HOEK.... HOEK."

Muntahan itu keluar dan jatuh sebelum ia menunduk ke kloset, seketika lantai kamar mandi berubah warna menjadi kemerahan di buatnya.

Clack

Clack

Clack

Seokjin masih mengeluarkan tetesan darah dari mulutnya bahkan jatuh ke lantai membuat percikan kecil di sekelilingnya.

Ia memegang dahinya lalu meraih wastafel sebagai pegangan karena pusing yang tiba-tiba melanda.

"Seokjin!?"

Panggilan itu membuatnya membuka mata, ia menyipit karena semua benda di sekelilingnya berputar seketika.

"Seokjin kau dimana!?"

Di luar sana Hobi mencari keberadaan Seokjin namun anak itu tidak ada sama sekali. Ia sudah mengecek ke kolong ranjang bahkan ke bawah meja kecil namun nihil, sampai akhirnya ia melihat celah pintu terbuka. Hobi pun mendekat dengan sedikut berlari.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang