part 41

750 136 57
                                    

Mata itu mengerjap perlahan. Rasa tidak nyaman di sekujur tubuhnya membuat Seokjin terbangun. Ia tidak tahu berapa lama ia tertidur setelah melihat kedua mantan pasangan di taman tadi.

Dalam tidurnya tidak ada rasa nyaman. Matanya melirik kearah jam di dinding. Ternyata hanya 1 jam ia tertidur dengan rasa sakit tubuh dan hatinya.

Ia melirik kearah dua orang tadi yang kini berjalan mendekat kearahnya. Hidungnya terasa aneh, sampai ia menyadari benda itu menempel padanya lagi.

Saat tangan Haera mengusap pipinya pelan, Seokjin langsung berpaling. Matanya tidak ingin beradu dengan milik sang Ibu.

"Seokjin kenapa, Nak?"

"Bisakah kalian meninggalkanku sekarang."

Itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan dari bibirnya langsung.

Mantan pasutri itu saling tatap beberapa detik. Heran dengan ucapan Seokjin yang dingin, tidak seperti biasa.

Namjoon yang mengerti alasan sikap Seokjin yang berubah memilih dìam. Bukan bermaksud lain ia sebagai sosok penengah sangat mengerti perasaan Seokjin.

Namjoon mendekat dan memyelip diantara mereka.

"Seokjin Hyung biar aku yang menjaganya disini. Paman dan Ibu mungkin bisa di luar sementara waktu."

Mendengarnya Seoknam langsung menatap Seokjin yang masih berpaling. Keadaannya menurun terus, bahkan saat ia tertidur jika bukan karena mereka masih memerhatikan sang anak, Seokjin akan mengalami Sleep apnea mungkin. Akibat dari ia yang tiba-tiba sesak dalam tidurnya dan bergerak gelisah.

"Seokjin.. Appa akan menunggu diluar. Kau istirahat ya?"

Seokjin menjawabnya dengan deheman dan memejamkan mata menetralkan pusingnya sebentar.

Lalau mantan pasutri itu keluar dengan langkah ragu, sesekali berbalik menatap Seokjin yang akan mereka tinggalkan.

"Hyung.."

Panggilan lembut itu membuat Jin perlahan menghadap kearah Namjoon.

"Hyung tidak apa jika ingin menangis. Aku tahu perasaanmu tidak baik-baik saja."

Bahkan seorang remaja yang bukan bagian keluarganya saja bisa mengerti perasaan seokjin, tapi mereka sebagai orang tua yang semestinya mengajari kebaikan malah selalu menunjukkan pertengkaran dihadapan sang anak.

Seokjin masih menatapnya dalam diam.

Namun mata itu mulai berlinang.

"A-aku hanya ingin keluarga yang utuh."

Tangisnya pecah. Air mata itu pada akhirnya turun saat ini juga.

"Bahkan saat seperti ini mereka masih mementingkan ego nya sendiri."

Namjoon masih setia mendengarkan isakan dan keluhan Seokjin. Kalimatnya membuat Namjoon juga ikut merasakan pedihnya.

"Kau tahu ini seperti aku terlahir hanya karena nafsu, mereka merawatku hanya karena itu sebuah tanggung jawab. Bukan kasih sayang.."

"Hyung.. aku akan membantumu. Aku akan membuat paman dan Ibu kembali bersama. Sebagai tanda maafku juga karena Ibu yang lebih memilih dengan ayahku."

Ketulusan Namjoon membuat Seokjin sedikit tersenyum. Ia menarik tangan yang lebih muda agar ia dekap perlahan.

"Tidak perlu. Kau sudah cukup menjadi anggota keluargaku sekarang. Berjanjilah untuk menggantikan posisiku suatu saat nanti."

Namjoon menggeleng kuat dan melepas pelukannya.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang