Dan aku tak punya hati untuk menyakiti dirimu
Dan aku tak punya hati 'tuk mencintai
Dirimu yang selalu mencintai diriku
Walau kau tahu diriku masih bersamanya.Lagu dari Erwin gutawa itu pun berputar mengiringi perjalan Haidar mengantarkan Salma pulang, lagu itu seperti tau dengan apa yang mereka rasakan.
Kisah cinta yang tidak akan mungkin terjadi di antara mereka."Sudah sampai Bu." Ucap Haidar memberhentikan mobilnya didepan halaman Salma tanpa berniat membukakan pintu seperti yang Haiman lakukan.
Bahkan Haidar tak menatap Salma sedikit pun, dia hanya menatap lurus kearah depan.
Salma pun keluar dari mobil yang di bawa Haidar."Terima kasih."
Haidar tak menjawab, dia langsung meninggalkan Salma begitu saja.
"Kamu pulang sama siapa, Salma. Ko mobilnya beda?" Tanya Gunawan sambil menatap mobil yang semakin jauh.
"Haidar."
"Hah!! Haidar?" Gunawan langsung menghampiri Salma. Dia yang masih kotor karena kerja bakti pun mendekati Salma untuk memastikan pendengarnya.
Bukankah putrinya ini berangkat dengan Haiman, kenapa bisa pulang dengan Haidar?"Bapak mau nanyakan kenapa aku pulang sama Haidar." Ucap Salma yang seperti tau apa yang ingin Ayahnya tanyakan itu.
"Tebakan bapak bener, Mereka adik kakak." Ucap Salma sambil menjinjing sepatunya masuk kedalam rumah meninggalkan Gunawan yang masih menganga.
"Kamu serius Salma." Teriak Gunawan, namun Salma sudah masuk kedalam.
***
Haidar masuk kedalam kamarnya dengan wajah yang di tekuk, kamarnya berantakan kini sudah rapih.
Haidar tak tau siapa yang membereskan kamarnya ini tapi dia berharap bukan Bundanya yang membereskan semua ini.Tubuhnya lemas, dia menatap langit-langit kamar. Matanya mulai terpejam tapi kembali terbuka saat kasur disampingnya tiba-tiba terguncang.
Hanna tidur di samping Haidar, dia melakukan hal yang sama seperti Haidar, menatap langit-langit kamar.
"Beresin semua foto-fotonya, sebelum Bang Iman tau." Ucap Hanna dingin, membuat Haidar yang menutup wajahnya dengan tangan pun menoleh ke arah adiknya.
"Dek."
"Maaf Kak, tapi Hanna gak sengaja denger." Hanna menoleh ke arah Haidar yang sedang menatapnya. Hanna mengubah posisinya menjadi terduduk.
"Kenapa? Kenapa kalian bisa suka sama wanita yang sama!!" Air mata Hanna tak bisa lagi dia bendung, Haidar bahkan melihat kekecewaan di wajah Hanna.
Haidar pun ikut terduduk, dia memeluk Hanna menyalurkan rasa sesaknya.
Dia juga tak tau kenapa semua ini terjadi, dia juga tak mau ini terjadi tapi ini sudah terjadi."Hanna sayang sama kalian.. Hikksss Hanna gak mau sampai kalian berantem gara-gara satu orang wanita."
Haidar memeluk Hanna, memberikan ketenangan pada adiknya itu.
Setelah kepergian Hanna, Haidar mengunci pintunya.
Dia mengambil kardus untuk menyimpan barang-barang yang bertentangan dengan Salma
Padahal Haidar baru saja mencuci banyak sekali foto panroid, tapi sekarang dia memasukan foto-foto itu kedalam kardus.
Buku diary tentang Salma kini ikut masuk kedalam kardus, Haidar menonton vidio saat dia kemping dengan Salma dimana dia mendekomentasi perjalanan mereka, Dan sekarang Haidar akan membuang semua kenangan ini, membuang perasaan yang terus saja membara dihatinya.Biarlah dia mencintai dalam diam, tanpa orang lain tau..
***
Waktu terus saja berputar, bahkan semua persiapan sudah hampir rampung.
Haiman benar-benar menyiapkan acara pernikahan dengan sangat mewah, bahkan dia sendiri yang memantau pekerja yang sedang mendekor hotel yang akan mereka gunakan untuk pesta dan Ijab kabul.Menurutnya pernikahan sekali seumur hidup, jadi dia tak mau setengah-setengah menyiapkan semua ini meskipun harus menguras tabungannya.
Bahkan Haiman tidak ada lelah-lelah setelah kuliah langsung ke kantor dan sekarang dia melihat persiapan untuk pernikahan.
"Ayo pulang, kamu harus istirahat." Sean menepuk bahu Haiman.
"Ayo, Ayah."
***
Salma menatap dua cincin yang terpasang di jarinya, di jari manisnya terpasang cincin dengan taburan berlian yang begitu indah, dan jari manis satu laginya cincin dari rerumputan yang Haidar berikan untuknya.
Tok
tok
ceklekkk.
"Salma, Ada Haidar di depan." Ucap Gunawan menghampiri anaknya.
"Iya Pak." Salma langsung beranjak dari tempat tidurnya.
Salma merapihkan penampilan sebelum menemui Haidar.
"Huhhhh"
Salma berjalan menghampiri Haidar yang sedang duduk di terasnya.
Haidar menoleh saat Salma sudah datang."Selamat malam kakak ipar."
Jlebb..
Kenapa?
Kenapa Salma tidak suka dengan panggilan itu, rasanya sangat asing.
"Ada apa kamu malam-malam ke sini?" Tanya Salma.
Bukannya menjawab, mata Haidar malah menatap ke arah tangan Salma yang terpasang dua cincin.
Cincin tunangan dari kakaknya dan cincin ungkapan cinta darinya.
Haidar tersenyum masam melihat itu, dia memalingkan wajahnya.
Orang yang disukainya kini harus menjadi kakak iparnya.
Terlalu ekstrem gak sih, seorang Haidar yang anak SMA mencintai gurunya yang umurnya jauh di atasnya, dan baru kali ini Haidar benar-benar mencintai wanita dengan sangat tulus, tapi wanita itu malah jadi kakak iparnya.Mungkin ini sebuah karma untuknya, Karena sering memainkan perasaan orang yang mencintainya.
"Haidar?"
Haidar menyodorkan sebuket bunga yang sudah dia bawa, bukan lagi untuk mengungkapkan cinta tapi sebagai bunga perpisahan dari Haidar untuk Salma.
"Apa ini?" Tanyanya.
"Saya Haidar, hari ini dan selamanya akan berhenti menyukai kamu. Saya ikhlas kamu menikah dengan Abang Saya, anggap saja bunga ini sebagai hadiah pernikahan untuk kalian." Ucap Haidar formal.
"Haidar." Lirih Salma.
"Maafkan Saya Bu Salma, selama ini saya sudah terlalu lancang sama Ibu," Salma yang mendengar itu pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Saya permisi dulu, Bu." Ujar Haidar beranjak pamit.
"*Haidar." Panggil Salma.
"Terimakasih, Sudah memberikan apa yang saya butuhkan." Haidar langsung pergi setelah mendengar ucapan terakhir Salma.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap mereka dengan perasaan yang berkecamuk dan hancur.
Senyuman manis yang selalu terbit dari wajah kalemnya, kini berubah menjadi senyuman yang pilu.
Bahkan dia mengusap ujung matanya sebelum pergi meninggalkan rumah Salma.______Tbc_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Jodoh!! (End)
Novela JuvenilJangan Lupa Baca cerita istri kedua sebelum membaca ini ya. __________ Alasan apa lagi kamu manjat tembok?" "Telat pak." Jawabnya santai. "Telat?" "Iya." "BAGAIMANA BISA,HAH.APA KAMU TIDAK MEMASANG ALARM, ATAU ORANG TUAMU TIDAK MEMBANGUNKANMMU?" Ha...