brakk
brukkk
Kapan mobil Haiman ringsek begitu saja, bahkan karena benturan yang sangat keras, kini keningnya mengeluarkan darah.
Namun Haiman tak berniat keluar dari mobilnya, dia memegang stir dengan sangat kuat, bahkan sekarang Haiman hanya menunduk di atas stir, bukan kecelakaan ini yang membuatnya sakit, tapi hati.
Hatinya sakit!!"Ya Allah, apapun yang terjadi hari ini, lapangan hatiku untuk menerimanya. Cukup kan diri ini untuk tidak menyalahkan orang lain. Aku percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi atas campur tanganmu"
Haiman mendorong pintu mobil dan keluar dari mobilnya.
Kakinya tertatih-tatih berjalan menelusuri jalan yang memang begitu sepi."Ya Allah, Nak. Kamu tidak apa-apa?' Tanya panik seseorang yang baru saja menghampiri dirinya, dan Haiman yakin kalau laki-laki itu yang hampir dia tabrak.
" Tidak apa-apa pak, Bapak sendiri gimana ke adaannya?" Tanya balik Haiman .
"Saya mah gapapa, tapi itu." Tujuknya pada luka di kening Haiman.
"Saya, gapapa pak." Haiman merogoh sakunya mengambil beberapa lembar uang untuk ganti rugi karena ulahnya.
"Saya minta maaf, Pak."
"Apa ini."
"Ini buat ganti rugi, bapak harus periksa ke rumah sakit."
"Tidak, Saya tidak apa-apa. Mending uangnya kamu pakai untuk mengobati luka kamu ini."
"Ayo, saya anter ke klinik terdekat. Sepertinya luka kamu lumayan parah."
Haiman pun mengikuti bapak-bapak itu, karena dia juga sudah mulai merasa pusing karena benturan dan badannya sudah mulai terasa ngilu.
****
Haidar memasukki rumahnya dengan sangat lesu.
Rumah ini sebentar lagi akan bertambah penghuninya karena Abangnya akan menikah sebentar lagi."Kak, Kamu gak ketemu Abang dijalan?"
"Emang Abang kemana, Bun."
"Abangmu keluar dari tadi katanya pamit mau kerumah Mbak Salma, tapi udah malem begini belum juga pulang." Jelas Ira khawatir.
"Dari tadi?"
"Iya, Bunda kira kamu ketemu gitu dijalan sama mobilnya."
Deg
deg
Jantung Haidar terasa berdetak dengan sangat cepat saat mendengar penuturan sang ibu, Dia baru saja pulang dari rumah Bu Salma, dan Bundanya berkata kalau Abangnya juga pergi dari tadi.
Itu artinya, Saat dia dirumah Bu Salma.
Abangnya juga ada di situ."Kak." Panggil Hanna.
"Hanna, Mau ngomong." Hanna langsung menarik tangan Haidar.
"Ada apa sih, dek. Kakak mau nyari Abang!!"
"Abang tau, dia liat semuanya."
"Hah, maksud kamu apa sih."
"Abang liat foto-foto kakak sama Mbak Salma."
"Hah!!" Tubuh Haidar seakan tambah lemas mendengar ucapan adiknya.
"Setelah itu, Abang pergi."
Dengan cepat, Haidar pergi meninggalkan Hanna tapi baru saja kakinya beberapa langkah.
Abangnya sudah pulang dengan perban di kening, bahkan Bundanya menangis sambil memeluk abangnya."Abang, Gimana bisa kamu pulang-pulang jadi begini?" Tanya Ira khawatir, bahkan Ira terus saja memeriksa luka pada tubuh Haiman.
"Mobil Abang, Slip ban. Jadi gini." Bohongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Jodoh!! (End)
Fiksi RemajaJangan Lupa Baca cerita istri kedua sebelum membaca ini ya. __________ Alasan apa lagi kamu manjat tembok?" "Telat pak." Jawabnya santai. "Telat?" "Iya." "BAGAIMANA BISA,HAH.APA KAMU TIDAK MEMASANG ALARM, ATAU ORANG TUAMU TIDAK MEMBANGUNKANMMU?" Ha...