*Dinda jangan marah marah, sensi lagi kerasukan jin 🤣🤣
Dinda melenggang pergi begitu saja. Belum lama Firman terdiam, pria ini langsung mendekati anaknya dan memanggilnya.
"Dinda!" Panggil Firman membuat gadis itu berhenti.
Aisyah langsung keluar untuk menemui mereka.
Dinda membalikkan badannya dan menatap Ayahnya. "Apa sih?!"
"Ayah enggak cape apa mengekang aku terus?! Aku emang bukan anak baik, aku terima usaha Ayah supaya aku berubah tapi tolong liat dari sudut pandang aku juga!! Aku capek sama Ayah egois!!"
Mata Dinda mengeluarkan air mata. Tatapannya menyorotkan kesedihan.
Tadi marah-marah, sekarang sudah melunak.
Firman pun sadar sepertinya Jin itu sudah keluar. Dinda menangis karena kesedihan.
Bibirnya menyunggingkan senyuman, Jin itu sudah pergi. Ia menatap wajah anaknya itu hendak mengelap air mata anaknya, namun beberapa detik kemudian ia pun sadar.
Senyumannya langsung menghilang. Tadi Dinda marah-marah tampak mengerikan dan sekarang menangis tampak menyedihkan. Itu semua berlebihan, dan Jin bisa mengambil alih di saat seseorang sedih berlebihan dan senang berlebihan.
"Aisyah, bawa Dinda ke kamar. Suruh tenangin diri dulu, kalo bisa kamu temani ya,"
"Kenapa gak Ayah yang tenangin aku? Selalu Ibu, dan pantas aja Ayah enggak pernah ngerti tentang aku,"
Aisyah langsung mendekati Dinda dan merengkuh pundaknya. "Dinda udah ya? Ke kamar yu biar bisa nenangin diri,"
"Diam!!!!" Suara Dinda terdengar berat. Tangan Aisyah langsung dipalingkan dari pundaknya dengan kasar.
Tangan Aisyah yang dipalingkan langsung terasa sakit. Nyeri-nyeri gitu.
"Dinda!!" Bentak Firman.
"Auhh sakit," ringis Aisyah sambil memegang tangannya.
Dinda menatap Aisyah dengan wajah kesal.
"Tolong berhenti berdoa agar saya bisa menjauh dari Dinda! Sampai kapanpun saya tidak akan pernah meninggalkan tubuh ini!"
"Wahai hamba Allah, kamu sudah dilarang oleh Tuhan agar tidak menganggu manusia, dan kami pun begitu. Tapi kenapa engkau mengganggu anak saya?" Tanya Firman.
Dinda beralih kepada Firman.
"Saya tidak menganggu. Tapi Dinda menarik perhatian saya. Dia cantik, apalagi saat saya bisa melihat tubuh telanjangnya di saat dia tidak membaca doa ketika membuka pakaian."
Dinda maju satu langkah mendekati Firman. "Dinda menyukai saya juga. Buktinya dia tidak mencari jalan keluar agar bisa mengusir saya dari hidupnya. Dan dia juga tampak lebih memilih untuk mengikuti jalan dimana bisa mendekatkan dirinya dengan saya dibanding jalan yang menjauhkan dirinya dari saya."
"See? Saya dan Dinda itu saling mencintai!"
Firman terdiam. Yang dikatakan Jin itu memang benar apa adanya. Dinda selalu mengelak walaupun terkadang menurut juga.
Ia bingung harus apa sekarang. Anaknya sedang dirasuki oleh jin yang mencintai Dinda.
"Qul a'ụżu birabbin-nās."
"Malikin-nās."
"Ilāhin-nās."
"Min syarril-waswāsil-khannās."
"Berhenti!!!!" Teriak Dinda saat Firman mulai membaca surat An-Nas.
Dinda terlihat kepanasan. Alhasil Firman semakin yakin untuk membacakan ayat selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE LOVE ME (END)
Mystery / ThrillerSemua ini tidak akan terjadi jika Aku tidak membuang pembalut sembarangan. Semua ini tidak akan terjadi jika Aku membaca doa sebelum masuk ke kamar mandi dan membuka pakaian. Semua ini tidak akan terjadi jika Aku tidak berlebihan saat sedih ataupun...