18. Menampakkan diri

10.7K 1.1K 128
                                    

Perempuan kalo enggak diatur sama agama mungkin bakal gila sama perasaannya sendiri, karena dia bebas tanpa aturan.

Malam harinya, Dinda masih tertidur di atas kasur.

Ponsel hp milik Dinda yang ada di atas meja tiba-tiba menyala karena ada pesan masuk dari Febi.

Di saat itu juga Dinda terbangun, bukan karena notifikasi hp namun karena ia kembali merasa ada yang menaiki tubuhnya.

Dinda mengubah posisinya menjadi duduk. Tangannya mengusap-usap wajahnya. Rasa kantuknya sudah menghilang. Ia melirik ke jam dinding yang masih menunjukkan pukul 03.02

Matanya beralih menuju kakinya. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi padanya sampai-sampai ia bangun di malam hari tanpa mengingat kejadian kemarin.

Ia tidak bisa mengingat apa-apa, kecuali Azmi. Ia masih mengingat sosok itu.

Kepalanya mendongak menatap ke arah pintu. Biasanya jam segini ibunya akan bangun untuk sholat tahajjud.

Kakinya turun ke lantai. Langkah kakinya membawanya menuju depan kamar ibunya.

Tangannya ingin mengetuk pintu kamar ibunya dengan niat ingin membangunkan ibunya untuk sholat tahajjud, karena sepertinya Aisyah belum bangun.

Tapi tangannya sama sekali belum menyentuh pintu. Otaknya sudah langsung berpikir bagaimana jika Firman yang bangun dan malah menyuruh dirinya untuk sholat juga?

Lebih baik Dinda kembali masuk ke kamarnya daripada ia disuruh sholat.

Kaki kanannya berpindah mengarah ke kamarnya. Namun kaki kirinya tak berjalan karena ia mendengar suara ibunya sedang berdoa.

"Ya Tuhan, Engkau Maha Mendengar lagi Maha Penyayang. Tolong jauhkan anakku dari gangguan Jin, baik Jin Muslim maupun Kafir. Tolong lindungi anakku, karena Engkaulah yang Maha Mengawasi dan Maha Melihat."

"Dan tolong gerakkan lah hati Dinda agar tergerak untuk melakukan sholat. Dekatkanlah dia dengan Engkau Ya Allah,"

Dinda tersentuh hatinya saat mendengar doa ibunya. Hatinya juga ingin mendapat hidayah, tapi kenapa tidak datang-datang?

Mukanya berubah menjadi ekspresi meringis. Tiba-tiba ia ingin buang air kecil. Alhasil tujuan selanjutnya bukan kamar tidur melainkan kamar mandi. Tapi, ia tetap pergi ke kamar untuk mengambil ponselnya. Barulah ia pergi ke kamar mandi. Ia akan buang air kecil sambil bermain ponsel.

Saat di kamar mandi ia langsung membuka aplikasi Instagram hanya untuk menghibur diri.

Sesekali ia tertawa saat melihat video yang lucu. Ekspresinya berganti-ganti sesuai yang video atau foto yang ia lihat.

"Eh udah jam setengah empat pagi!!" Saat melihat jam, Dinda langsung membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi.

Dinda kembali ke kamarnya dengan perasaan tenang. Ponselnya masih dipegang di tangan barangkali ia memerlukan sesuatu, tubuhnya direbahkan di atas kasur.

Matanya belum tertutup karena rasa kantuk belum menghampiri dirinya.

Dinda mengangkat tangan kanan yang memegang ponsel untuk melihat tanggal berapa sekarang.

"Udah tanggal 24 September, semester dua, bentar lagi pasti lulus-lususan," gumamnya.

Tangannya turun kembali ke kasur. Kepalanya mendongak ke atas. Ia memikirkan sesuatu, tentang masa depan. Akan jadi apakah ia di masa yang akan datang?

•••

Pintu kamar Dinda dibuka oleh Aisyah. Pasalnya sudah pukul 06.13 Dinda tak kunjung pergi ke dapur untuk sarapan.

HE LOVE ME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang