Pagi harinya Dinda terbangun. Kali ini sinar matahari masuk ke kamarnya melalui jendela. Dinda yang tidak tahan sinar matahari pun langsung terbangun.
Baru bangun sudah di sapa dengan rasa penasaran. Yaitu kenapa Aisyah tidak membangunkannya? Apalagi saat melihat jam, sekarang sudah jam 6.25
Matanya menoleh ke tangan kirinya. Ada secarik kertas yang ia genggam tanpa sadar. Kertas apa ini? Apakah ini dari sosok itu?
Tangannya terangkat untuk dilihat isi kertasnya.
Hi!
Untuk kamu Dinda. Bukan perempuan pertama yang aku suka, kamu itu salah satunya. Tapi satu-satunya yang paling unik yang pernah aku temuin.
Din, aku pergi ya? Aku lebih memilih Tuhan dibanding kamu. Ya walaupun kamu lebih memilih aku daripada Tuhan. Kamu tau alasannya kenapa? Karena aku enggak mau menjual TuhanKu cuma gara-gara cinta yang haram ini.
Tuhan kita sama, bukan beda. Peraturan yang diberikan pun sama. Manusia tidak boleh menganggu jin, jin juga tidak boleh menganggu manusia. Tapi kita berdua melanggarnya, kita yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
Setiap melihat ibu kamu berdoa hati aku rasanya sakit. Ya bayangin deh, aku menyakiti hati seorang hamba Tuhan yang sama sekali tidak bersalah. Dia berdoa supaya anak perempuannya dilindungi dari segala bentuk kejahatan. Dan mungkin kita adalah kejahatan itu. Jadi, ayo kita hentikan semua ini Din. Buat Ibu kamu bahagia ya.
Satu pesan untuk kamu, Din. Hati-hati sama cowok diluar sana, jangan gampang ketipu melalui tampangnya aja. Dajjal kalo ganteng masa kamu sukai juga kan enggak lucu. Banyak laki-laki disana yang cuma mau tubuh cewek doang, aku yang jin aja tertarik apalagi manusia asli kan.
Lupain aku juga Din. Aku juga bakal lupain kamu tanpa kamu minta. Makasih :)
Hatinya sakit saat membaca kertas itu. Ada pesan yang bercampur dengan kata sindiran untuk mereka berdua. Rasa bersalah kembali menyelimutinya setelah ia berjanji untuk tidak melakukannya lagi, kini ia kembali melakukan. Namun rasa bersalah itu langsung ditepis olehnya.
Kakinya turun ke lantai. Rasa dingin menyambut kakinya.
"Sholat subuh,"
"Belum gue lakuin," lanjut Dinda.
Mengatakan bukan berarti perduli. Nyatanya Dinda langsung bergegas mandi tanpa memikirkan sholat.
Hari ini Dinda melupakan semuanya yang ia ucapkan kepada Tuhan. Tentang rasa bersalahnya dan tobatnya. Sekarang seperti orang yang lupa. Masuk ke kamar mandi saja sudah lupa caranya agar tidak dilihat oleh Jin.
Ini akibat otaknya masih memikirkan sosok itu. Andai mereka merupakan makhluk yang sejenis. Maka Dinda akan melakukan apapun agar sosok itu masih bersamanya. Namun sosok itu adalah jin, bahkan Dinda tidak tahu sama sekali tentang jin. Hanya tahu bahwa jin itu makhluk gaib yang tidak semua orang bisa melihatnya.
Bahkan setelah mandi juga dirinya sudah tidak memikirkan itu lagi.
Yang dipikirkannya adalah hari ini hari Minggu. Hari dimana dirinya beristirahat ataupun menghibur diri.
Dinda keluar dari kamarnya setelah sisiran. Tidak ada tanda-tanda Aisyah sedang memasak ataupun beres-beres rumah. Kemarin Firman baru saja pulang, tidak mungkin jika mereka belum bangun. Apa mungkin mereka sedang pergi, tanpa membangunkan Dinda?
Ia duduk di kursi ruang tamu. Entah kegiatan apa yang ingin ia lakukan. Rasanya hambar dan malas melakukan sesuatu. Seperti tak ada tujuan hidup. Bukan seperti, melainkan iya. Dinda tidak punya tujuan hidup di saat orang lain sudah memiliki tujuan hidup di umurnya yang ke 18.
Punggungnya menyender ke sofa empuk di ruang tamu. Matanya menatap ke arah meja, tidak ada yang menarik dari meja itu namun ia gunakan untuk melamun.
Di saat orang lain menemukan seseorang yang di suka di umur 18 tahun, Dinda malah menemukan sosok lain yang ia cintai. Benar-benar tidak adil, menurut Dinda.
Perutnya lapar namun ia biarkan. Melamun lebih diprioritaskan. Masalah semakin hari semakin bertambah. Setelah meminta maaf bukannya masalah itu hilang kini malah bertambah.
Di saat orang lain sedang bahagia, kenapa Dinda malah terpuruk seperti ini? Tidak adil bagi Dinda di saat semua orang bahagia, dirinya terpuruk sendirian di rumah.
Tapi tanpa Dinda sadari. Di saat orang lain tengah fokus belajar mengejar cita-cita, Dinda malah berleha-leha dalam belajar. Nyatanya Tuhan itu adil, hanya dia saja yang kurang bersyukur.
Dinda mengacak-acak rambutnya. Ia memasang wajah kesal, sosok itu terus-menerus menghantui pikirannya. Apa yang harus Dinda lakukan? Di dalam surat itu Dia sendiri yang menulis bahwa Dia akan melupakan Dinda walaupun Dinda tidak melupakannya.
"Ck!! Ah Febi boong!! Mana bisa gue tenang kaya gini!! Gue udah sholat tapi hasilnya tetep kaya gini!!"
Dinda berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Badannya berjalan tidak seimbang seperti orang mabuk.
"Bangsat emang," gerutunya saat melewati ruangan dapur.
Sampai di kamar, ujung-ujungnya Dinda tiduran di atas kasur. Kan sudah dibilang, Dinda tidak mempunyai tujuan hidup. Entah sampai kapan.
Jarinya menekan aplikasi pencarian.
"Cara menghibur diri," ucap Dinda lalu layarnya menampilkan yang ia ucapkan.
Kita bisa menghibur diri dengan cara melakukan kegiatan yang kita sukai, atau sibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Bermain bersama teman, jalan-jalan, dan lain-lain.
Jika anda tidak mempunyai teman, anda bisa menggunakan ponsel anda untuk berteman dengan seseorang.
Di bawah artikel itu, ada iklan sebuah aplikasi.
"Temukan teman baru di aplikasi ini?" Dinda membaca kata-kata itu.
Karena penasaran Dinda pun memasang aplikasi itu.
Ting
Ting
Ting
Ting
Ting
Ting"Eh apaan ini baru donwload udah masuk grup aja," terkejut saat melihat akunnya sudah masuk ke dalam sebuah grup. Entah grup apa, Dinda langsung membuka isi grup itu.
|Orang mager markir disini! |
Pengguna 123 : hai teman
Pengguna 234 : hi
Pengguna 6383 : Ada yg mo saling save no wa? Jomblo nih
Pengguna 083u7 : Anjay mas tampan, hadir nih gue. Cogan SEDUNIA
Pengguna 73929 : Kirim fotomu mas 😭😌🙏
Pengguna 083u7 : otw nih. No wa mu bagi sini come here
Pengguna 73929 : kosong delapan dua delapan kapan kapan kita ke duvan AWOWKWOK.
"CK APAAN SIH! ANAK JAMAN SEKARANG GINI BANGET!!"
Dinda melempar ponselnya ke sembarang arah namun terjatuh di atas kasur.
Ia berdiri untuk pergi ke dapur, merespon perutnya yang sudah kelaparan.
Pintu kulkas dibuka. Ada makanan seperti buah-buahan dan puding, tapi Dinda tak ingin itu. Ia ingin masakan ibunya yang selalu ada di pagi hari.
"Ck! Ibu kemana sih!!!" Gerutu Dinda lalu kembali menutup pintu kulkas.
Ingin menonton tv, tapi rasanya bosan. Ada masalah ditambah tidak mood, hancur sudah.
Dinda terpaksa pergi ke kamarnya untuk lanjut bermain hp. Saat ponselnya di ambil, ternyata ada yang meneleponnya namun nomor itu tidak ada namanya.
"Halo? Siapa ini?" Dinda menjawab panggilan itu.
"Ibu Lo, ibu sama ayah Lo kecelakaan! Ini gue Febi!!! Kepala ibu Lo kelindes truk! Buruan sini ke Ciremai!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HE LOVE ME (END)
Mystery / ThrillerSemua ini tidak akan terjadi jika Aku tidak membuang pembalut sembarangan. Semua ini tidak akan terjadi jika Aku membaca doa sebelum masuk ke kamar mandi dan membuka pakaian. Semua ini tidak akan terjadi jika Aku tidak berlebihan saat sedih ataupun...