40. Tanpa mereka

4.2K 620 26
                                    

Berangkat dengan pakaian rapih dan pulang dengan pakaian kusut.

Pintu pagar dibuka olehnya. Perutnya sudah tidak kelaparan karena di kantin sudah membeli makan.

Dinda langsung mandi. Setelah mandi, dia langsung pergi ke dapur untuk makan sore.

Kaki jenjangnya berhenti di hadapan teflon.

"Bikin apa ya? Hari ini kan Ibu enggak ada,"

"Telor kali ya?" Matanya melirik ke tempat telor.

Satu telor di ambil olehnya, dan dipegang dengan tangan kiri. Tangan kanannya digunakan untuk membersihkan teflon barangkali ada debu.

Botol berisi minyak di ambil olehnya dan dibuka dengan tangan kanan. Sedikit susah tapi masih bisa Dinda lakukan.

Minyaknya dituangkan di atas teflon. Disimpan kembali di tempatnya dan ditutup. Gas dinyalakan, ketika sudah panas Dinda langsung memecahkan telor itu di atas teflon nya.

"Aduh!!!" Apinya terlalu besar, dan Dinda terlalu lama memecahkan telornya sampai-sampai seperti ini.

Minyaknya muncrat dan mengenai tangannya. Langsung ada bercak merah di tangannya, hanya satu.

Dinda masih berdiri di tempatnya. Takut dirinya lupa atau telornya gosong tanpa sepengetahuan dirinya.

"Spatula nya ada dimana astaga!!" Dinda mencari spatula ke lemari piring dan menemukannya di paling atas. Dinda mengambilnya dan langsung membalik telor itu.

***
Haii cerita ini bisa lanjut dibaca di KaryaKarsa ya. Hanya 3rb rupiah🙂

 Hanya 3rb rupiah🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HE LOVE ME (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang