4 tahun kemudian.
Bandara, saat ini Chacha tengah berada di Incheon International Airport. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi dan Chacha belum sarapan sama sekali karena baru saja sampai di bandara.
Daehan tengah tertidur lelap dikursi tunggu, sepertinya bocah itu kelelahan. Ngomong-ngomong soal Daehan, kini anak itu sudah berusia 6 tahun. Ia sudah mulai sekolah dan saat ini menduduki bangku sd kelas 1.
Park Daehan, anak bocah laki-laki yang cadel itu kini sudah fasih berbicara. Daehan tumbuh dengan baik, ia menjadi anak yang pintar dan cerdas. Tumbuh tanpa kasih sayang dari orangtua yang lengkap tak membuat Daehan menjadi salah didik, justru anak itu terlihat baik.
Keputusan Chacha untuk berlibur ke Korea saat masa libur sekolah Daehan adalah keputusan yang sulit. Sejujurnya sehari-hari Chacha selalu berfikir untuk kembali ke Korea dan tinggal di Korea. Tapi, tentunya ia belum siap untuk itu.
Daehan beberapa kali meminta untuk berlibur ke Korea saat musim liburan. Namun, berkali-kali Chacha menolak dan baru hari ini Chacha siap untuk kembali ke tanah kelahirannya.
Suasana Korea sangat Chacha rindukan sejak lama, mungkin Daehan juga, walaupun anak itu hanya sebentar berada di Korea. Tapi, sepertinya Daehan lebih nyaman di Korea. Jika ditanya kenapa, maka jawaban Daehan adalah.
"Di Korea banyak uncle-uncle Daehan, mereka baik-baik, Daehan jadi ada temen. Disini sepi, kadang Daehan gak mau keluar rumah karena gak ada temen main."
Sehari-hari Daehan hanya diam dirumah, berteman dengan gadget. Sebenarnya ada beberapa anak seumurannya yang mengajak Daehan bermain, tapi Daehan tak pernah mau, hanya beberapa kali Daehan mengiyakan ajakan temannya untuk bermain.
Ingat, Daehan sudah bukan anak kecil berumur dua tahun lagi, kini anak itu sudah cukup besar. Blueberry masih menjadi teman setia Daehan 6 tahun ini, tak pernah lepas.
"Daehan, saya bangun yuk. Mobil jemputan nya udah dateng, nanti tidur dimobil lagi." Chacha berusaha membangunkan Daehan yang sejak tadi tertidur dikursi tunggu.
"Engh.." Daehan menggeliat dan perlahan matanya terbuka. "Ngantuk maa," keluh Daehan.
"Bangun dulu yuk, nanti lanjut tidur di mobil," bujuk Chacha dengan nada lembut agar Daehan bangun.
Bukannya bangun, anak itu malah semakin nyenyak. Seakan-akan ucapan Chacha tadi adalah pengantar tidur untuk nya. Chacha berdecak malas, Daehan mode susah di bangunkan.
"Daehan gak mau ketemu papa?" bisik Chacha ditelinga Daehan yang terlihat nyenyak.
Daehan yang tadinya tertidur pulas seketika membuka matanya lebar-lebar dan langsung berdiri. Ia celingukan melihat sekeliling bandara. "Mana papa?" tanyanya dengan nada semangat, kantuk nya sudah hilang semenjak mendengar kata papa.
Memutarkan bola matanya, Chacha tau Daehan sangat bersemangat untuk bertemu Sunghoon, sang papa. Selama 4 tahun, Chacha sama sekali tak pernah membatasi komunikasi Sunghoon dan Daehan. Karena Chacha paham, mereka anak dan papa yang butuh komunikasi, apalagi jarak mereka jauh.
"Papa nya di rumah, jadi Daehan ayo bangun terus ke mobil karena mobil jemputan nya udah dateng. Kalo masih ngantuk nanti tidur di mobil," ucap Chacha.
Bahu Daehan merosot, ia kembali duduk di bangku. "Mau nya dijemput sama papa." Anak itu merajuk, melipat kedua tangannya didepan dada dengan bibir sedikit cemberut.
Chacha mengusap rambut hitam Daehan, "Dijemput uncle Ni-ki sama uncle Suno tuh."
Daehan menunjukkan reaksi yang luar biasa. Anak itu tanpa menjawa langsung berlari meninggalkan Chacha yang cengo. Lalu Chacha menyusul Daehan saat anak itu salah arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓
FanfictionSquel My Overprotektif Brothers Disarankan buat baca My Overprotektif Brothers 1 dulu ya! Kisah kehidupan selanjutnya dari tujuh orang yang memulai hidup baru mereka dengan tanpa adanya Chacha. Mereka memilih untuk melupakan Chacha dan menganggap ga...