Siang ini Chacha akan jalan-jalan bersama Daehan. Ia akan menghabiskan waktu berdua dengan Daehan, walaupun tetap ditemani baby sitter. Sudah lama rasanya ia tak berbelanja dengan Daehan.
Chacha berangkat dari mansion diantar oleh supir. Daehan duduk anteng disampingnya dengan sekotak bluberry dipangkuannya. Chacha akan belanja sekalian membeli stok blueberry untuk Daehan yang sudah menipis di kulkas.
Begitu masuk ke dalam pusat perbelanjaan, Chacha menggendong Daehan agar anak itu tetap aman. Chacha tak ingin Daehan kenapa-kenapa jika anak itu hanya dituntun. Banyak pengunjung yang memperhatikannya terang-terangan, apalagi penampilan Chacha yang menggunakan masker hitam, mungkin membuat mereka penasaran.
Chacha berjalan masuk ke sebuah toko baju. Ia menitipkan Daehan pada baby sitter karena Daehan tak akan anteng bila ia bawa berkeliling toko. Akhirnya Chacha berkeliling dengan nyaman dan tenang karena Daehan ada yang menjaga.
"Kita duduk disana ya." Baby sitter menunjuk bangku yang berada di sudut. Daehan mengangguk dan tangannya digenggam oleh sang baby sitter, dituntun untuk duduk dibangku.
Daehan mengobrol dengan baby sitter, hanya obrolan ringan agar Daehan tak merasa bosan. Sesekali anak itu melayangkan pertanyaan dari yang biasa sampai yang sulit untuk dijawab. Ajaib memang Daehan itu, ia anak yang pintar dan cerdas walaupun umurnya baru 2 tahun.
"Mau belly," pinta Daehan dengan nada memelas. (Blueberry)
"Gak boleh bawa makanan ke dalam toko," ucap baby sitter. Tangan baby sitter itu menujuk informasi yang berada didekat kasir. "Tidak boleh membawa makanan atau minuman ke dalam toko!"
"Kenapa?" Daehan sedikit memiringkan kepalanya.
"Karena kalo bawa makanan atau minuman ke dalam toko takutnya nanti baju baru yang ada di toko kotor," jawab baby sitter.
"Kan ndak aku kotorin baju nya," ucap Daehan.
Baby sitter menepuk keningnya pelan. Oke, sabar. "Jaga-jaga, kan kita gak tau apa yang akan terjadi."
"Kan bica aku aga belly na," ucap Daehan polos. (Kan bisa aku jaga blueberry nya)
Baby sitter menggelengkan kepalanya lalu tersenyum tipis. "Tetep gak boleh? Daehan mau dimarahin sama petugas?"
Sontak Daehan menggelengkan kepalanya, "Ndak mau."
"Makanya, makan bluberry nya nanti aja ya?"
"Huum." Daehan mengangguk.
"Daehan laper?" tanya sang baby sitter kala melihat Daehan hanya diam tak mengoceh seperti tadi.
Gelengan kepala dari Daehan yang baby sitter dapatkan. Daehan menundukkan kepalanya, memainkan jarinya. Bukan bosan, hanya saja ia sedang malas berbicara.
Dret
Ponsel sang baby sitter itu bergetar tanda ada panggilan masuk. Baby sitter melirik Daehan sebentar, anak itu masih menunduk. Sang ibu menelponnya dan tak mungkin ia mengangkatnya didekat Daehan.
"Daehan tunggu disini dulu ya? Kakak ada telpon dulu." Baby sitter mengelus rambut Daehan, anak itu akhirnya mengangkat kepalanya menatap sang baby sitter. "Kakak disana, kalo ada apa-apa panggil aja ya? Kakak gak jauh kok." Baby sitter itu menunjuk tempat ia akan mengangkat telpon, tak jauh dari sana.
"Heem, angan ama!" ucap Daehan. (Jangan lama)
"Anak pinter, kakak tinggal dulu ya." Setelah itu baby sitter pergi beranjak meninggalkan Daehan, hanya beberapa langkah tak terlalu jauh. Sesekali ia melihat Daehan yang masih duduk anteng disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓
Fiksi PenggemarSquel My Overprotektif Brothers Disarankan buat baca My Overprotektif Brothers 1 dulu ya! Kisah kehidupan selanjutnya dari tujuh orang yang memulai hidup baru mereka dengan tanpa adanya Chacha. Mereka memilih untuk melupakan Chacha dan menganggap ga...