Pagi telah tiba, cahaya matahari mulai masuk, menyelinap diantara celah gorden sebuah kamar hotel. Sang penghuni kamar merasa terganggu oleh cahaya matahari yang cukup menyorot.
Seseorang menggeliat dibalik selimut tebal, ia mengangkat kedua tangannya keudara. Sesaaat kemudian ia bangun dan mengucek matanya untuk mengembalikan penglihatannya.
Dengan rambut yang acak-acakan, ia masih terlihat cantik. Perempuan itu turun dari kasur dan beranjak, berjalan ke arah gorden, guna membuka gorden.
Saat gorden kamar hotel tersebut dibuka, otomatis semua cahaya matahari pagi masuk ke dalam kamar. Seketika kamar menjadi terang dan terlihat segar.
Kim Chaerin, perempuan itu saat ini sedang berlibur bersama para saudaranya, tentunya dengan Daehan juga. Mereka pergi berlibur ditengah libur sekolah dan libur kuliah.
Pemandangan yang Chacha liat saat memandang ke arah luar dari kaca adalah menara Eiffel. Pemandangan kota Paris yang terlihat indah bahkan di pagi hari. Banyak pejalan kaki yang berlalu-lalang dibawah sana.
"Udah pagi, huh, badan pegel banget." Chacha meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit pegal.
Chacha melirik jam yang berada di dinding, jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Sudah waktunya untuk sarapan, Chacha akan membangunkan para saudaranya terlebih dahulu sebelum ia pergi mandi.
"Oh! Daehan!" Chacha berseru saat ia teringat pada Daehan yang menolak untuk tidur bersamanya.
Chacha segera meraih ponselnya yang berada di narkas dan langsung keluar dari kamar. Seingatnya semalam Daehan meminta untuk tidur dengan Sunghoon.
Chacha tak tahu kamar Sunghoon, yang ia tahu adalah kamar Jay, dan seingatnya Sunghoon satu kamar dengan Jay
Oke, perempuan itu berjalan menuju kamar yang terhalang 3 kamar dari kamar miliknya. Sedikit khawatir pada tidur Daehan, karena pastinya anak itu kelelahan.
Kamar nomor 152, tertulis dipintu depan kamar. Chacha yakin itu kamarnya, dengan sigap ia mengetuk pintu.
"Bangun!" Chacha mengetuk pintu kamar Jay dan Sunghoon.
Tak terdengar apapun dari dalam, Chacha kembali mengetuk pintu dan berteriak memanggil Jay atau Sunghoon. Sampai beberapa kali, tak kunjung ada jawaban.
Kali ini Chacha beralih pada kamar yang berada disamping kanan, itu kamar Jake dan Heeseung. Chacha mengetuk pintu kamar itu, berharap Heeseung ataupun Jake membukanya. Tapi naas, tak ada yang membuka pintu itu sampai 10 kali Chacha mengetuk pintu.
Harapan terakhir, kamar trio maknae. Biasanya tiga anak itu sulit bangun, maka dari itu Chacha berharap mereka menjawab. Karena yang Chacha kira adalah semua orang sudah tidak ada dikamarnya masing-masing, dengan bukti bahwa tak ada yang menjawab ketukan pintunya tadi.
Hasilnya nihil, ketujuh saudaranya, ditambah Daehan tak ada dikamar masing-masing. Sedikit cemas akan keadaan Daehan, Chacha menelpon satu-satu saudaranya.
Dengan langkah cemas, Chacha berlari kembali ke kamarnya. Sayang seribu sayang, kepala Chacha terpentok pada pintu, karena ia lupa bahwa tadi ia sudah mengunci pintu.
Chacha mengusap keningnya yang terasa sakit. Saat sedang sibuk mengusap kening, mata Chacha menangkap secarik sticky notes yang tertempel di depan pintunya.
Kita udah dibawah, lagi sarapan
Kamu nyusul aja. Jangan lupa
mandi dulu biar gak bau.- sodara ganteng
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓
FanficSquel My Overprotektif Brothers Disarankan buat baca My Overprotektif Brothers 1 dulu ya! Kisah kehidupan selanjutnya dari tujuh orang yang memulai hidup baru mereka dengan tanpa adanya Chacha. Mereka memilih untuk melupakan Chacha dan menganggap ga...