1. Siapa?

13.5K 895 165
                                    

Keadaan di bandara sangat ramai. Banyak orang berlalu-lalang di sepanjang bandara. Cuaca hari ini sangat cocok untuk berjalan-jalan, tak terlalu panas.

Seorang gadis cantik duduk di salah satu bangku di bandara. Ia sedang menunggu mobil jemputan. Tangannya membenarkan letak kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Masker wajahnya pun ia benarkan letaknya. Lalu setelahnya, tangannya kembali menggulir layar ponselnya.

Karena cukup bosan menunggu mobil jemputan, ia berdiri untuk sekedar membeli satu cup kopi. Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya pesanannya datang. Tangannya bergerak membuka sedikit masker yang ia gunakan. Melihat sekeliling berharap tak ada yang mengenalinya.

"Capek amat sih harus pake masker gini," gerutunya.

Ingin sekali ia tarik masker itu dan membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung manisnya. Wajahnya sudah berkeringat karena memakai masker sejak berangkat kemarin.

"Mana sih mobilnya." Ia mengecek jam tangan mahalnya. "Katanya tadi 15 menit lagi, ini udah dua puluh menit."

Seorang pria berseragam serba hitam menghampiri gadis itu. Ia sedikit membungkukkan badannya tanda hormat.

"Kenapa lama?" sentak gadis itu, ia sudah capek ingin mandi ingin rebahan.

"M-maaf, Non. Tadi mobil nya sempet mogok terus kena macet juga."

"Dah saya gak perlu alasan. Sekarang bawain koper saya ke mobil!" Gadis itu berjalan sembari memegang satu cup kopi di tangannya. Urusan koper, itu jadi urusan asistennya.

•••

Gadis cantik berambut pirang itu berdiri di depan sebuah rumah megah. Banyak orang yang memperhatikannya karena masker dan kacamata hitam yang menutupi wajahnya. Semua orang saling berbisik dan bertanya.

Siapa dia?

Tapi ia tetap fokus menatap rumah di hadapannya. Rasa ragu, rindu, dan malu menyelimuti pikirannya.

Akhirnya, langkah kakinya ia mantapkan untuk berjalan masuk. Menuju pos satpam yang berada di depan gerbang. Sang satpam sangat terkejut kala melihat wajah gadis bermasker itu.

Gerbang terbuka lebar untuk sang gadis masuk. Koper nya ia campak kan begitu saja di depan gerbang. Yang terpenting sekarang adalah ia harus memecahkan celengan rindu yang selama ini ia tabung.

Tok tok tok!

Gadis itu mengetuk pintu dengan brutal. Terlihat tak sabaran dari raut wajahnya.

"Gila ni orang rumah pada kemana sih?!" gerutunya.

Mencoba mengetuk pintu sekali lagi, tapi tak kunjung ada yang membuka. Tangannya mencoba untuk membuka pintu. Ternyata pintu tersebut tak di kunci.

Dengan langkah pasti ia berjalan masuk ke dalam rumah. Matanya menatap sekeliling isi rumah, tak ada yang berubah. Yang berubah hanya atmosfir dari rumah ini saja, terlihat menyeramkan.

"Rumah ditinggal 2 tahun aja sampe kayak gini. Ini orang pada kemana sih?! Masa rumah sepi gini. Mana gak di kunci lagi."

Gadis itu mendudukkan dirinya di sofa ruang tv. Tangannya memeluk bantal sofa, tercium baru parfum Jay yang khas.

"Masih aja wangi parfum bang Jay." Gadis itu terkekeh geli.

"Ngapain lo peluk bantal gue?" tanya Jay, Park Jeong-Seong.

[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang