36. Ketakutan Chacha

3.7K 736 183
                                    

Menurut informasi dari bodyguard nya, Sunoo sudah pulang dari rumah sakit 3 hari yang lalu. Sunoo dirawat sekitar 3 hari di rumah sakit. Chacha belum mendapatkan informasi tentang perkembangan Sunoo karena Jay ataupun Heeseung tak ada yang datang ke mansion.

Terhitung sudah seminggu Jay dan Heeseung tak datang ke mansion. Sepertinya mereka sibuk dengan jadwal kuliah yang padat. Chat ataupun telpon dari Chacha tak ada yang mendapat balasan satupun.

Untuk saat ini, Chacha memilih abai tentang itu. Yang terpenting sekarang adalah kesehatan Daehan. Keadaan Daehan sudah jauh lebih baik bahkan sudah sehat. Hanya saja entah mengapa anak itu menjadi rewel, tak mau lepas dari Chacha. Jadinya selama seminggu ini Daehan berada di mansion. Daehan beberapa kali mengigau memanggil papa nya saat tidur.

Ini yang menjadi pikiran bagi Chacha. Tentang Daehan yang beberapa kali menanyakan tentang papa nya. Chacha sudah kewalahan dan bingung harus menjawab apalagi ketika Daehan bertanya.

Siapa papa?

Dimana papa?

Papa ganteng gak kayak Daehan?

Oke yang ketiga itu di luar pikiran Chacha. Sifat super percaya diri dari Sunghoon menurun ke Daehan.

Umur 2 tahun sudah cukup membuat Daehan paham bahwa orangtua itu ada dua, bukan hanya mama saja. Meskipun Daehan tak bergaul dengan anak seusianya ataupun bermain diluar.

Satu hal yang Chacha takutkan apabila orang-orang belum tau siapa ayah Daehan, maka Daehan akan mendapat ejekan. Atau mungkin lebih parahnya Daehan ada di cap sebagai anak haram.

Entah bagaimana caranya secepatnya Chacha harus mempertemukan Daehan dengan Sunghoon. Tak perduli Sunghoon akan menerima atau tidak, itu masalah belakangan.

Rencananya hari ini Chacha akan ke rumah, menjenguk Sunoo. Ia tak peduli resiko apa yang akan ia dapat. Yang penting adalah Chacha harus tau keadaan Sunoo. Tapi sebelum itu Chacha harus memastikan Sunoo ada di rumah.

Kali ini Chacha akan menelpon Jay, berharap telpon yang kesekian kalinya ini akan diangkat. Chacha tak bisa diam, ibu beranak satu itu terus mundar-mandir dengan ponsel ditempelkan di telinganya. Mulutnya terus mengumpati Jay yang tak kunjung mengangkat telponnya.

"Pucing," keluh Daehan yang duduk di sofa sambil memegang kepalanya.

(Pusing)

Chacha yang mendengar keluhan Daehan segera menghampiri anaknya di sofa. "Pusing sayang? Sebelah mana yang pusing?" Daehan menggelengkan kepalanya, Chacha mengerenyit heran. "Terus apa yang pusing? Masa perut pusing."

"Pucing iat mama jalan telus," jawab Daehan, tangannya menujuk bagaimana tadi Chacha mundar-mandir.

(Pusing liat mama jalan terus)

Chacha meringis, "Maafin mama ya." Chacha mengusap rambut Daehan.

Dret dret

Ponsel Chacha yang berada di meja bergetar menandakan ada panggilan masuk. Chacha segera meraih ponselnya. Nama Jay tertera dilayar. Chacha mengangkat telpon Jay lalu menempelkan ponselnya ke telinga.

"Ada apa, Cha?" Suara berat Jay terdengar dari seberang sana.

"Bang Chacha mau ke rumah ya?"

"Jangan! Ngapain kamu mau ke rumah?"

"Ngapain? Chacha mau jenguk Sunoo lah."

"Jangan , Cha! Gak usah, disini lagi pada kumpul semuanya."

"Bagus dong, sekalian Chacha mau ngasih tau kalo Chacha masih hidup."

"Itu bukan ide yang bagus buat sekarang."

[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang