Chacha membuka gorden kamar hotelnya lebar-lebar, membiarkan cahaya matahari masuk. Meregangkan otot tubuhnya yang terasa pegal karena terlalu lama duduk di bangku pesawat kemarin. Hari ini rencananya ia akan berjalan-jalan dengan Daehan.
Daehan, anak itu masih tertidur pulas di kasur tanpa terganggu oleh sinar matahari. Sepertinya anak itu kelelahan setelah perjalanan kemarin. Chacha membiarkan Daehan tidur pulas, sementara itu ia akan mandi.
Sarapan sudah diantar ke kamar Chacha, tapi belum ia sentuh sedikit pun. Biarlah, Chacha ingin mandi dulu agar badannya segar. Berjalan ke kamar mandi meninggalkan Daehan yang masih tertidur di kasur. Tadi ia sudah menyuruh Bibi Min agar menjaga Daehan terlebih dahulu sementara ia mandi.
Sekitar 20 menit Chacha selesai mandi. Sudah siap dengan outfit nya hari ini. Tinggal melihat Daehan apakah anak itu sudah bangun atau belum.
"Eh anak mama udah bangun," ucap Chacha saat melihat Daehan duduk dengan wajah bangun tidurnya yang terlihat lucu.
"Mama." Daehan merentangkan tangannya meminta untuk digendong.
Chacha segera menghampiri Daehan yang masih duduk di kasur. Memeluk tubuh mungil Daehan. Membereskan rambut Daehan yang sedikit berantakan.
"Mandi ya?" tanya Chacha.
Daehan menganguk patuh, tak menjawab. Memeluk Chacha dengan erat.
Chacha tersenyum melihat tingkah Daehan. Anaknya itu memang manja bisa bersama Chacha. Jika bisa, Daehan hanya ingin dipeluk seharian oleh Chacha.
"Bibi Min tolong siapin air hangat buat Daehan mandi ya!" perintah Chacha dengan suara lembut pada Bibi Min yang sedang membereskan kamar Chacha. Chacha masih sopan pada yang lebih tua dengan menggunakan kata tolong dan merendahkan suara.
Bibi Min mengangguk, melepaskan baju yang sedang ia bereskan. "Baik, Nona." Setelah itu Bibi Min berlalu ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.
Daehan masih saja memeluk Chacha dengan erat. Chacha membujuk Daehan agar mandi, tapi gelengan yang Chacha dapat kali ini. Oke cara terakhir, blueberry.
"Nanti mama beliin blueberry, mau gak? Tapi Daehan mandi dulu," tawar Chacha membuat Daehan mendongakkan kepalanya menatap Chacha.
Mata Daehan seketika berbinar mendengar kata blueberry. Seperti tersihir oleh tatapan Chacha yang sangat yakin, Daehan pun menganguk.
"Pinter." Chacha mencolek hidung Daehan. "Kalo gitu mandi sama Bibi Min ya? Mama siapin sarapan dulu."
"Oce!!" Daehan membentuk tanda oke dengan jarinya.
Chacha menguyel-nguyel pipi tembem Daehan karena terlalu gemas. Pipi tembem yang sedikit merah menambah kesan keimutan seorang Park Daehan.
"Cakit," keluh Daehan, bibirnya melekuk ke bawah. (Sakit)
Chacha yang panik langsung mengelus pipi Daehan lembut. Berkali-kali meminta maaf pada Daehan. Mungkin ia terlalu keras mencubitnya karena terlampau gemas.
"Sekarang waktunya anak mama yang ganteng ini mandi." Chacha mengangkat Daehan untuk dibawa ke kamar mandi setelah tadi Bibi Min memberitahu bahwa air hangat sudah siap.
Sementara Daehan mandi, Chacha akan menyiapkan sarapan yang sudah datang semenjak 40 menit yang lalu. Chacha menatanya di meja makan. Tak lupa, Chacha memesan sarapan khusus untuk Daehan.
Hari ini rencananya ia akan jalan-jalan. Memenuhi beberapa ngidamnya yang tak sempat terlaksana saat itu karena kondisi Chacha yang tak memungkinkan. Bagaimana ceritanya Chacha yang baru saja mengalami kecelakaan lalu mengidam untuk ke Italia?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓
Hayran KurguSquel My Overprotektif Brothers Disarankan buat baca My Overprotektif Brothers 1 dulu ya! Kisah kehidupan selanjutnya dari tujuh orang yang memulai hidup baru mereka dengan tanpa adanya Chacha. Mereka memilih untuk melupakan Chacha dan menganggap ga...