Chacha menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Memijat keningnya yang terasa sedikit pusing. Matanya terpejam. Gadis itu terlihat sedang menormalkan nafasnya.
Tadi sempat terjadi ketegangan di rumah. Dimana Jake dkk datang sedangkan Chacha masih ada disana. Posisi Chacha yang belum siap bertemu yang lain membuatnya harus pulang. Ia lari menujuk pintu belakang setelah Jay melemparkan kunci mobil. Dan berakhir Chacha pulang sendirian mengendarai mobil Jay.
Ia mengatur nafasnya yang tersengal. Chacha cukup merasa lelah karena berlarian dari depan menuju pintu belakang dengan jarak yang tak dekat. Kakinya sempat sedikit terkilir, namun ia terus memaksa untuk berlari. Sampai sekarang Jay belum menghubunginya, bahkan sekedar menanyakan keadaan Chacha.
Gadis itu meraba-raba kasur mencari ponselnya. Setelah ditemukan, ia menyalakan ponselnya tersebut. Ia mendesah kecewa tat kala tak melihat satu pesan masuk pun dari Jay.
Mulutnya tak berhenti mengomel. Mengumpati siapapun yang lewat di otaknya. Ia sangat kesal hari ini.
Pikirannya menerawang pada kejadian tadi. Dimana dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Sunghoon membantu Eun Bi membawa koper Eun Bi. Sunghoon terlihat suka rela membantu gadis yang disebut-sebut mirip Chacha itu. Hati Chacha serada di remas melihat pemandangan itu.
Chacha memukul-mukul kasurnya. Melemparkan bantal dan selimut yang semula berada di atas kasur. Emosinya sedang memuncak. Sprei yang tadinya rapi menjadi berantakan karena ulah Chacha.
"Gue tebas juga tu cewek!" umpat Chacha kesal. Tak terima Eun Bi merebut abang kesayangannya.
"Gue harus secepatnya ngungkap siapa cewek murahan itu!" Chacha menyemangati dirinya sendiri agar tak menyerah.
Ia duduk lalu meminum air putih yang tersedia di narkas. Setelahnya ia kembali membaringkan tubuhnya di kasur. Memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang masuk melalui celah jendela.
Setelah cape mengomel sendirian, ia mendudukkan dirinya. Mengucek matanya yang sedikit berair, mungkin gadis itu menangis. Tapi Chacha menampik bahwa ia tak menangis. Gadis berambut biru itu memajukan bibirnya. Kesal. Suasana hatinya tak baik saat ini.
"BI!!" teriaknya memanggil maid.
Tak lama seorang maid datang, masuk ke kamar Chacha. Maid tersebut membungkuk.
"Ada perlu apa, Nona?" tanya sang maid.
"Tolong siapin air hangat Chacha pengen mandi. Terus juga nanti bikinin teh hijau simpen di balkon," titah Chacha.
"Baik, Nona. Saya pamit." Maid membungkuk lalu pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat sesuai perintah Chacha.
Si gadis kembali meraih ponselnya. Menyalakannya dan melihat notifikasi yang masuk.
"Sial, bang Jay lupa sama Chacha apa ya!" Gadis itu kesal. "Dah ah mandi dulu, gerah."
•••
"Kok lo keliatan gugup?" tanya Jake yang melihat gerak-gerik Jay.
Semua orang menatap Jay yang terlihat salah tingkah. Jay segera menormalkan wajah dan gerak tubuhnya. Saat ini mereka sedang berisitirahat di ruang tv. Koper-koper masih berjajar di sana belum dibereskan.
"Enggak kok." Jay menggaruk tengkuknya. "Biasa aja."
"Bang Jay aneh," ucap Jungwon yang disetujui semuanya.
"Kenapa lo Jay? Sakit?" tanya Sunghoon. Tangan cowok itu memegang dahi Jay. "Gak panas."
Jay menepis tangan Sunghoon yang berads di keningnya. "Sialan gue gak sakit ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓
Fiksi PenggemarSquel My Overprotektif Brothers Disarankan buat baca My Overprotektif Brothers 1 dulu ya! Kisah kehidupan selanjutnya dari tujuh orang yang memulai hidup baru mereka dengan tanpa adanya Chacha. Mereka memilih untuk melupakan Chacha dan menganggap ga...