"Pulang sana," usir Chacha pada Jay.
"Sok-sokan ngusir, padahal kangen kan," goda Jay.
Bantal sofa melayang dan mendarat di wajah Jay. Chacha tertawa puas melihat wajah pasrah Jay. Jay hanya bisa mengelus dadanya menahan emosi. Sudut bibir Jay terangkat ketika melihat tawa lepas Chacha.
"Abang pulang ya?" Jay berdiri dan sedikit membenarkan baju dan rambutnya. Menyambar ponsel dan dompet yang berada di atas meja.
Chacha berdiri dan langsung memeluk tubuh Jay. Jadinya Chacha seperti digendong ala koala. Menyimpan kepalanya di bahu Jay.
"Jangan pulang dulu," bisik Chacha. Gadis itu memajukan bibirnya persis seperti anak kecil yang merajuk.
"Lepas lepas." Jay berusaha melepas pelukan Chacha namun Chacha terus mempererat pelukannya. "Abang mau pulang, Cha."
"Gak! Gak boleh!" tolak Chacha. Gadis itu malah semakin memeluk Jay. Menyembunyikan wajahnya dileher Jay.
Jay merasa geli ketika nafas hangat Chacha menyapu lehernya. "Geli, Cha!"
"Jangan pulangg," rengek Chacha.
"Abang harus pulang, Cha. Orang rumah udah nunggu. Apalagi Sunghoon, dia minta dibeliin kue kan?" ucap Jay.
"Ck, masa udah mau pulang sih," decak Chacha.
"Kenapa sih, hm? Masih kangen?" Jay akhirnya duduk kembali karena tak kuat lama berdiri. Tubuh Chacha lumayan berat untuk digendong terlalu lama. "Turun, Cha," pinta Jay.
"Kenapa sih?! Chacha tuh kangen gitu pengen dipeluk," desis Chacha.
"Berat kamu," canda Jay.
Chacha mengangkat kepalanya dan menatap Jay. "Chacha berat ya? Gendut gitu sekarang? Pipinya makin tembem ya?" Chacha memegang pipinya.
Jay yang gemas langsung mencubit pipi tembem Chacha. "Abang suka pipi tembem Chacha."
"Jangan pulang makanya, ya?" pinta Chacha.
Jay menghela nafas panjang. "Abang harus pulang dulu. Ada urusan, nanti kalo udah beres abang kesini lagi kok."
"Sepenting apasih urusannya sampe mau ninggalin Chacha?"
"Kita mau ke kuburan kamu." Jay mencubit hidung mancung Chacha.
"Ish masa Chacha masih hidup gini udah ada kuburannya sih?!" protes Chacha.
"Ya emang gitu," jawab Jay seadanya. "Abang pulang dulu ya? Nanti abang kesini lagi."
"Janji?" Chacha mengacungkan jari telunjuknya.
Jay menyatukan jarinya dengan jari telunjuk Chacha. "Janji."
"Gendong sampe kamar," pinta Chacha.
Tak bisa mengelak akhirnya Jay dengan sukarela menggendong Chacha ke kamar gadis itu. Seolah tak peduli dengan tatapan para maid yang berada di mansion.
Chacha mencubit pipi dan hidung Jay gemas. Wajah serius Jay terlihat lucu di mata Chacha. Orang-orang berbicara tentang wajah sangar Jay, sedangkan yang terlihat oleh Chacha hanya wajah lucu Jay.
Dua orang maid berbisik satu sama lain saat Chacha yang berada dalam gendongan Jay melewati mereka.
"Lucu ya? Kayak suami istri," bisik salah satu maid.
"Iya, mirip suami istri. Nona Chacha dan tuan Jay memang cocok. Yang satu cantik yang satu ganteng," balas maid satunya.
Kembali lagi ke Jay dan Chacha. Akhirnya setelah perjuangan yang sungguh berat sampai juga Jay dikamar Chacha. Ditendang pintu kamar Chacha agar terbuka. Untung kali ini pintu kamar Chacha didorong bukan digeser.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓
FanficSquel My Overprotektif Brothers Disarankan buat baca My Overprotektif Brothers 1 dulu ya! Kisah kehidupan selanjutnya dari tujuh orang yang memulai hidup baru mereka dengan tanpa adanya Chacha. Mereka memilih untuk melupakan Chacha dan menganggap ga...