Extra Part 2

3.4K 587 228
                                    

Matahari sudah mulai meninggi, tandanya tengah hari telah tiba. Hari ini untungnya tak terlalu panas. Saat-saat seperti ini, orang-orang kantor sedang jam makan siang, otomatis semua tempat makan mendadak penuh.

Sunghoon dan Chacha harus memutar otak agar bisa makan terlebih dahulu sebelum pulang. Namun, semua tempat makan benar-benar penuh. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk jalan-jalan ditaman sembari memakan ciki yang tadi mereka beli.

Hari ini, taman tak terlalu ramai, mungkin karena bukan akhir pekan. Melihat anak-anak kecil yang berlarian, membuat Chacha rindu pada Daehan.

"Seru kayaknya ya, ajak Daehan main ke sini," celetuk Sunghoon saat melihat Chacha yang sedang memperhatikan beberapa anak yang sedang berlarian.

Chacha menoleh sebentar, lalu berdehem. Seketika suasana mendadak canggung. "Iya, kayanya Daehan bakal seneng main disini, banyak temennya."

Sunghoon seakan menyadari ada kecanggungan diantara mereka, ia berinisiatif untuk mengajak Chacha duduk. "Duduk dulu yuk, makan ciki nya."

Chacha mengangguk dan mengikuti sunghoon untuk duduk di bangku, dibawah pohon. Perlu diingatkan, bahwa mereka berdua masih canggung.

Ini ide Sunghoon, pergi berbelanja berdua dengan Chacha merupakan ide laki-laki bermarga Park itu. Niatnya untuk menghilangkan rasa canggung yang terbentuk diantara keduanya.

"Makan ini aja ya?" Sunghoon menyodorkan roti dan es krim pada Chacha.

"Iya." Chacha menerima pemberian Sunghoon, tangan keduanya sempat berpegangan saat Chacha mengambil roti dan es krim dari tangan Sunghoon.

Rasa tak nyaman mulai menyelimuti hati Chacha, tak ingin terlalu lama, Chacha segera menarik tangannya. Sunghoon berdehem sebentar, hatinya berdegup kencang saat merasakan tangan halus Chacha.

"Chacha makan ya?" Chacha sedikit mengangkat roti sambil melihat Sunghoon.

"Iya, makan aja."

"Abang ga makan?"

"Nanti aja di rumah."

"Oh, okey." Tak lagi bertanya pada Sunghoon, Chacha mulai mengigit roti. Memakan roti dan es krim dengan tenang.

Angin menerbangkan rambut panjang Chacha. Sunghoon terpesona melihat Chacha dari samping dengan rambut yang bersapu angin.

"Cha, kita gimana?" Sunghoon sedikit menggantungkan ucapannya.

Chacha yang tadinya hendak mengigit roti, akhirnya menurunkan roti itu. Memandang Sunghoon dengan alis berkerut.

"Itu..." Lagi-lagi Sunghoon tak melanjutkan ucapannya, rasanya lidahnya kelu untuk mengucapkan sebuah kalimat.

Rasanya Chacha tau apa yang Sunghoon bicarakan. "Ahh itu, mau bahas sekarang?"

"Terserah."

Kedua memang belum pernah membicarakan tentang masa depan dengan serius. Hanya beberapa kali berbicara bahwa mereka akan memikirkan kedepannya, hanya seperti itu.

Mungkin Sunghoon memanfaatkan keadaan, saat mereka berdua seperti ini akan lebih santai. Tak ada paksaan dan lebih tenang.

Sunghoon sudah siap jika ia menikah dengan Chacha, hanya tinggal menunggu Jawa dari Chacha. Tapi dari sisi Chacha, perempuan itu belum pernah mengungkapkan secara detail tentang ini.

"Gimana? Chacha mau?" tanya Sunghoon, ia harap Chacha mengerti akan ucapannya.

Chacha sebenarnya paham, tapi hanya tak suka pada cara Sunghoon berbicara. Menurutnya Sunghoon tak gentle, harusnya Sunghoon berbicara dengan jelas.

[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang