Suara ketukan antara sepatu dengan lantai memenuhi koridor rumah sakit. Heeseung berjalan cepat menuju ke pusat informasi. Melupakan keringat yang sejak tadi bercucuran karena terus berlari dari parkiran. Bagaimana bila terjadi apa-apa terhadap Eun Bi mereka bisa terkena masalah. Mereka bisa dituduh karena Eun Bi tinggal di rumah mereka.
"Pasien atas nama Choi Eun Bi." Heeseung sampai di pusat informasi dan segera bertanya.
"Sebentar." Suster mengecek komputer. "Lantai 3 kamar nomor 167"
"Terimakasih." Heeseung kembali berlari menuju lift. Dengan cepat ia terus menekan tombol lift tak sabaran.
Setelah menunggu sekitar 5 menit akhirnya lift terbuka. Wajah Heeseung tak menunjukkan kepanikan sama sekali. Tadi Jay sempat menelponnya menanyakan posisi Heeseung. Jay bilang Eun Bi belum ada tanda-tanda sadar.
Sampai di lantai 3, Heeseung langsung keluar dari lift dan berbelok ke arah kanan. Menyusuri koridor guna mencari kamar 167.
"189... 190... 191... 192..." Heeseung menunjuk satu persatu pintu kamar.
Mentok, kamar 192 adalah kamar terakhir. Heeseung mengacak-acak rambutnya frustrasi. Ia berbalik dan berjalan ke arah kiri lift.
Sedikit berlari karena sepertinya kamar nomor 167 berada di ujung lorong. Matanya sesekali melirik angka yang tertera di pintu kamar.
"170... 169... 168... 167, akhirnya," ucap Heeseung.
Bergitu menemukan kamar 167 Heeseung langsung masuk karena sepertinya semua orang berada di dalam. Saat masuk ternyata ada dokter yang sedang berdiskusi.
"Ada apa?" Heeseung mendekati Jake sambil bertanya.
"Nanya soal Eun Bi," jawab Jake.
"Jadi sebenernya Eun Bi kenapa?" tanya Heeseung sambil berbisik.
"Dengerin aja dokter, Jake males jelasin," jawab Jake.
Ingin sekali Heeseung memukul Jake bila tak ingat ini sedang di rumah sakit.
"Jadi siapa yang mau dijadiin perwakilan keluarga pasien?" tanya dokter.
"Saya aja dok." Heeseung mengangkat tangannya lalu menatap wajah dokter. Terkejut, Heeseung merasa familiar dengan wajah dokter tersebut.
"Ahh iya, kamu biss ikut ke ruangan saya. Kalau begitu saya permisi." Dokter tersebut meninggalkan ruangan diikuti seorang suster.
Heeseung mendudukkan dirinya di sofa. Menyandarkan tubuhnya yang terasa penat sehabis berlari.
"Kok malah duduk bang? Bukanya harus ke ruangan dokter?" tanya Sunoo.
Oh iya, trio maknae datang ke rumah sakit karena takut bertiga di rumah. Jadinya dengan menaiki taksi, mereka sampai dengan cepat di rumah sakit.
"Coba bentar dulu, cape abang abis lari," keluh Heeseung.
"Sekarang kata dokternya bang," ucap Jungwon.
"Jay temenin, ayo." Jay menarik Heeseung agar bangun dan langsung menyeret Heeseung keluar kamar menuju ke ruangan dokter.
Berjalan menuju ke ruangan dokter, Heeseung masih dengan pikirannya sendiri. Terlarut dalam pikiran sampai ia menabrak salah satu suster yang membawa brankar.
"Akh, maaf sus." Heeseung sedikit menundukkan kepalanya, meminta maaf.
"Lain kali hati-hati," ucap suster tersebut. Lalu sang suster melanjutkan langkahnya meninggalkan Heeseung dan Jay yang masih terdiam.
"Bengong, mikirin apa sih sampe nabrak orang gitu?" tanya Jay.
"Jay kamu ngerasa kenal gak sama dokter itu?" tanya Heeseung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓
FanficSquel My Overprotektif Brothers Disarankan buat baca My Overprotektif Brothers 1 dulu ya! Kisah kehidupan selanjutnya dari tujuh orang yang memulai hidup baru mereka dengan tanpa adanya Chacha. Mereka memilih untuk melupakan Chacha dan menganggap ga...