4

5.9K 281 15
                                    

Terkadang cinta bisa membuatmu bodoh, hanya karena menuruti semua keinginannya supaya sosok yang di cintai begitu puas karena kebaikan yang telah kita lakukan.

Hingga tanpa sadar kebaikan itu terus berlanjut, enggan memikirkan perasaannya sendiri.

"Wan, gue pengen latihan sebentar. Please, elo diem aja seolah-olah elo itu Bunga yang bakal gue tembak."

Hati yang begitu remuk namun raut wajah terlihat sangat tenang. Awan menuruti kemauan itu.

Mereka berada di dalam kamar Awan. Setelah satu Minggu berpikir panjang, Leo putuskan untuk menembak Bunga.

Karena Leo menyukai sosok Bunga yang cantik itu.

Kini Leo menatap mata di hadapan itu, berupaya untuk bisa menyampaikan apa yang akan ia sampaikan, nanti, kepada sosok Bunga.

"Aku tau kalo ini begitu cepat, buat aku ngungkapin apa yang harus aku ungkap,"

Awan mengabaikan sejenak rasa sakit itu, mencoba merasakan keseriusan sosok di depannya, mencoba mencerna apa yang akan di ucapkan Leo. Seolah-olah ungkapan itu teruntuk dirinya.

"Aku memang baru kenal sama kamu, tapi aku benar-benar mau jujur,"

Awan semakin lekat menatap manik hazel milik Leo.

"Aku, benar-benar suka sama kamu. Aku cinta sama kamu."

Awan tersenyum di atas perihnya hati, ia mengangguk sebagai jawaban. Walaupun ia tahu bahwa itu bukan untuk dirinya.

Leo tersenyum, hingga tanpa sadar ia membekap tubuh Awan. Merasa apa yang telah di ucapnya berhasil.

"Makasih, Wan. Gue gak bakal ngulur waktu lagi. Segera gue jadiin Bunga sebagai pacar gue."

Hingga bulir air mata menjatuh, tanpa jawaban dan tanpa respon, hanya tubuh yang terdiam dengan hati yang campur aduk.

Seperih inikah mencintai sosok teman sendiri? Dengan kenyataan jika ia sama-sama Cowok sepertimu?

*****

Awan tidak bisa menolak ajakan Leo karena ia tidak mau teman tercintanya itu kecewa.

Dari jarak sedikit jauh, Awan menatap sosok Leo dimana di depannya sudah berdiri gadis cantik yaitu Bunga.

Hingga sebuah jawaban yang Awan dengar secara langsung.

"Ya, aku mau jadi pacar kamu."

Mereka berpelukan, hiruk tepuk tangan karena mereka telah menjadi sepasang kekasih.

"Makasih Bunga." Bisik Leo, lalu matanya mencari sahabat terbaiknya. Awan, yang berdiri sedikit jauh dengan wajah tersenyum. Hingga bibir Leo mengucapkan sesuatu.

"Thanks, my best friend."

Sampai sini Awan sadar, jika dirinya tidak bisa melebihi dari batas teman. Leo hanya sosok teman baik yang mustahil di jadikan kekasihnya. Terlebih sosok gadis cantik yang kini menjadi pacarnya.

Awan sakit, Awan tak bisa menahan perihnya hati ini. Ia berjalan keluar Cafe, pergi sejauh mungkin agar tidak ada satupun orang yang melihat jika ia begitu rapuh dan menyedihkan.

Tepat di tepi sungai yang amat jernih, pantulan sinar rembulan mempercantik lokasi tersebut.

Sungguh Cinta membuat siapapun menjadi drama dan menyakitkan.

"Tuhan, sesakit ini ternyata menyukai teman sendiri." Isaknya tak berdaya, hingga Awan terduduk.

"Kenapa Tuhan ciptakan perasaan seperti ini kalo semua ini di larang? Sakit..."

Melihat sosok Leo yang tak mungkin bisa ia gapai, tidak akan mungkin di jadikan sebagai kekasih hatinya.

Lalu ia mendongak, menatap langit Malam. "Leo itu bagaikan Bulan. Mustahil buat aku gapai."

Lalu semuanya terungkap...

"Apa?"

Kini keadaan menjadi menegang. Sosok yang ingin ia hindari kini berada di belakangnya. Lalu Awan bangkit untuk memastikan bahwa sosok itu benar-benar....

Leo.

"L-lo, suka sama gue, Wan?" Tanyanya tidak percaya.

Awan tidak bisa mengelak, lalu ia menganggukkan kepalanya.

"Ya, gue suka. Cinta sama elo, Leo."

TBC...

VICTIM (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang