24

2.5K 141 2
                                    

Di Cafe yang di penuhi anak remaja dan juga beberapa pasangan. Mereka menghabiskan waktu malamnya untuk sekedar ngobrol, bersenda gurau, dan ngumpul bersama.

Termasuk Cowok yang kini terbahak-bahak karena kekalahan sang teman yang sedang bersaing game online tersebut. Kemenangan sesaat itu membuatnya merasa puas saja, dan semakin pede untuk melawan lainnya.

"Ayo, yang mau lawan gue! Gak ada yang akan bisa." Serunya riang.

Mereka masih sibuk pada ponsel masing-masing, ada beberapa temannya yang sibuk berpacaran memandangi Cowok-Cowok yang sangat gameholic itu.

"Leo, ini si Awan bukan?"

Leo yang sedang merenggangkan tubuhnya karena usai bermain game, kini beralih menatap temannya---Felix yang menyebut nama Awan.

"Btw temen gue buat story, tapi baru tau gue kalo itu Awan."

Leo mengambil alih ponsel milik Felix menyaksikan foto itu dengan teliti. Ya, itu memang Awan bersama kunyuk yang paling ia benci. Irvan.

"Err... Sorry, gak seharusnya lo tau ini." Ucap Felix merasa aura Leo begitu menyeramkan. Lalu mengambil paksa ponselnya sebelum terjadi apa-apa pada benda persegi itu.

"Hmm, it's oke." Ujarnya dengan tenang, lalu mengambil sebatang rokok dari kotaknya. "Biarkan dia bersenang-senang sama orang baru itu, kalo udah puas. Bakal gue rebut lagi. Tenang."

Felix menatap cemas pada Cowok di sampingnya. Di banding tenang, ia sedikit cemas melihat aura psycho di tubuh Leo.

Apa cinta memang membuatmu buta? Atau itu semacam obsesi semata?

*****

Selain ke Palembang ada urusan keluarga yaitu pernikahan keluarganya, Papa Irvan ternyata harus berkunjung ke beberapa tempat perusahaan dimana itu bersangkutan dengan dirinya. Jadi sekaligus ia bekerja, ia juga liburan bersama istri dan anak-anaknya.

Sedangkan sang Mama liburan bersama gengs lamanya yang sudah memiliki anak. Junior pun ikut karena memang tujuannya untuk ajang pamer anak. Kalau bisa ia ingin ajak Irvan, namun melihat anaknya sudah remaja pasti tidak mungkin Cowok yang menurut sang Mama ganteng itu ikut dengannya.

Jadi disinilah Irvan, di kamar tengah bersiap-siap ngedate bersama sang pacar. Kemarin Awan bercerita ingin menaiki fly over dan mencoba berkeliling Mall yang ada di Palembang. Ah, tidak lupa membeli oleh-oleh untuk Ayah dan Ibunya.

"Kalo gitu kita mampir Mall dulu aja, kita cari makan. Terus kita naik Fly over itu. Yaa, cuma gitu-gitu aja sih, liat pemandangan dari atas. Berakhir di stadion Jakabaring." Ujar Irvan yang sibuk menata rambutnya. Hari ini ia harus tampil kece, karena permintaan pacarnya yang ingin jalan-jalan.

Awan mengangguk saja sambil duduk di atas kasur dan bermain ponsel.

Karena Irvan tidak mempunyai kendaraan untuk pergi, jadi ia meminjam Mobil milik sepupunya---Evan. Beruntung Evan baik dan saat ini ia sedang berkumpul dengan teman-temannya, jadi ia minta jemput saja.

"Kenapa gak minjem motor aja?" Tanya Awan. Melihat keadaan jalan kemarin yang sangat macet membuatnya pusing.

"Ya sayang lho rambut aku, ntar ancur kan gak keren." Balas Irvan dan membuka pintu masuk untuk Awan. "Gih masuk."

"Alay." Ujar Awan namun ia tetap masuk.

Irvan mah selalu sabar mendengar ujaran ke-judes-an Awan.

Mereka berjalan sesekali Irvan menjelaskan daerah dan tempat-tempat yang ia lihat, atau Awan yang bertanya.

VICTIM (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang