8

4.7K 287 16
                                    

"Kita putus."

Belum sempat mereka sampai tempat tujuan, suara lembut milik Bunga membuat Leo kaget. Leo menepikan Mobilnya menatap Bunga tidak percaya.

Sosok pacar yang ia cintai memintanya untuk mengakhiri hubungan?

Kenapa?

"Kenapa tiba-tiba gini? Kamu kenapa sih?"

"Aku kenapa? Kamu itu yang kenapa?!" Seru Bunga dengan wajah merah padam menahan amarah sedari tadi. "Kamu itu tukang bohong ya."

"Bohong? Bohong apa?"

"Soal Awan! Selain tukang bohong, kamu juga tukang bully. Ya 'kan? Hahahaha, kenapa aku bisa buta ya selama ini."

Deg!

Leo merasa beku di tempat setelah apa yang keluar dari mulut Bunga. Entah dari mana Bunga tahu, namun Leo akan menduga jika semua kebenaran akan terungkap. Cepat atau lambat.

"Aku jelas---"

"Stop sebelum aku selesai ngomong!" Seru Bunga. "Tega ya kamu, sama temen sendiri? Tega kamu buat temen kamu sendiri susah? Siapa sih selama ini yang bantu kamu buat deket sama aku? Awan! Siapa yang selalu dengerin celotehan gak jelas kamu? Awan!"

Leo membisu, matanya sesekali melirik Bunga yang kini sudah berderai air mata.

"Asal kamu tau, aku jadi gak enak buat nyapa dia lagi. Dia itu udah suka sama kamu dari awal ketemu kamu. Tapi kamu berakhirnya sama aku."

Leo mengusap wajahnya gusar. "Okey! Aku ngaku aku salah! Tapi dari semua penjelasan kamu, aku gak setuju sama yang terakhir." Jelasnya, sembari menatap lurus Cewek di depannya. "Sayang, aku dan Awan sama-sama Cowok. Apa yang bakal di harapkan? Jadian? Aku bukan homo kayak dia!"

Plak!

Seorang Bunga menampar dirinya...

Leo meraba wajahnya yang nyeri akibat tamparan itu. Hingga ia menatap Bunga tidak percaya.

"Wajar ya Awan muak sama kamu, mulut kamu emang gak bisa ngehargain perasaan orang lain. Aku jadi mikir gimana aku yang ada di posisi Awan, bener-bener gak enak." Ujar Bunga. Lalu ia membuka pintu Mobil itu.

"Kita beneran putus, pikir soal perbuatan yang kamu lakuin. Kalo kamu memang bener-bener Cowok."

*****

Awan merasa jika semua yang terjadi itu cobaan yang harus ia ambil hikmahnya. Awan sangat beruntung masih di beri orang tua yang tak mempermasalahkan seksualnya yang menyimpang.

This is better than expected.

Untuk sekarang Awan mencoba fokus  pada belajar, dan fokus untuk dirinya sendiri.

Namun tidak sepenuhnya fokus.

sosok pemuda yang ia ketahui dari satu Sekolah barunya itu yang kini datang ke Rumahnya.

"Irvan? Ada apa?"

Pemuda bernama Irvan, satu Sekolah dengan Awan, mencoba mendekati Awan karena ia tahu kasus yang ia dengar dari mulut ke mulut.

"Gue cuma nganter donat ini aja, di makan ya." Ujarnya memberi kotak itu.

Awan mengangguk dan menerima kotak tersebut. "Makasih, mau masuk?"

"Oh gak, nganter ini aja. Oke, see ya besok di Sekolah." Lalu Mobil yang ia bawa melaju pergi dari Rumah Awan.

Awan merogoh hingga menemukan sebuah notes.

'Gue suka manis. Antara donat dan elo, gue lebih milih elo.'

"Gak jelas." Ujar Awan tersenyum miring, lalu ia masuk ke dalam sembari melahap Donat itu.

It looks so sweet.

Namun dari kejauhan, sosok teman lama yang ingin berkunjung untuk meluruskan sebuah masalah. Namun mengurungkan niatnya setelah melihat Awan yang bercengkrama dengan sosok pemuda yang tidak ia ketahui.

'Awan udah ada pacar?' Batin Leo.

TBC...

VICTIM (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang