Tempat yang sama, Cafe. Tempat pertama kali Awan nongkrong bersama Leo, tempat dimana Leo bertemu Bunga pertama kali, dan tempat Leo dan Bunga menjadi sepasang kekasih.
"Cuma pesen minum aja? Makan? Elo pasti belom makan 'kan?" Tanya Leo berbasa-basi.
Awan menatap datar sosok depan itu, lalu menggeleng. "Gue haus, gak laper."
Hingga sosok pelayan datang dan mengambil pesanan yang mereka buat.
Tinggal lah mereka berdua di meja ini.
"Udah lama ya gak nongkrong bareng kayak gini? Udah lama juga kita gak ngobrol deket kayak gini." Ujar Leo, mengenang masa lalu dimana mereka masih sangat dekat.
"Menurut lo kita deket?" Tanya Awan.
Leo terdiam, menatap sosok yang ada di depannya.
Apakah Awan masih menyimpan rasa luka karena dirinya? Jujur, dari apa yang ia lakukan itu benar-benar menyinggung dan melukai hati Awan.
Leo tahu ia orang yang nakal di Sekolahnya, namun tak menyangka jika dirinya sendiri melakukan hal sekejam itu.
Lalu pesanan mereka pun datang.
"Gue... Gue minta maaf sama apa yang terjadi. Jujur, setelah elo pindah dari Sekolah, setelah gue putus dari Bunga itu buat gue mikir dan galau sampe sekarang. Sejahat itu gue dulu ya? Cuman karena elo suka sama gue."
Awan mengerutkan dahinya. "Putus?"
Leo mengangguk. "Gue udah putus ama Bunga, karena dia tau semuanya, antara gue ama elo. Dari situ gue sadar, setiap ucapan memang harus di jaga."
Leo mengusap wajahnya gusar. Sungguh ia di hantui rasa bersalah hingga sampai saat ini.
"Di Sekolah juga udah nerapin, siapa yang terkena kasus bullying, mereka gak segan-segan buat keluarin si pelaku."
"Tapi Sekolah hebat ya masih pertahanin elo?" Kekeh Awan, lebih mengarah mengejek.
Jleb...
Leo menatap lagi sosok Awan, di balik kekehan kecil itu terdapat luka yang masih ia pendam.
"Jujur, elo masih sakit hati 'kan gara-gara gue?" Tanya Leo. "Bales gue Wan, bales gue. Tonjok atau apapun itu. Gue pengen kita kayak dulu lagi. Main bareng, kemana-mana bareng, gue seneng sama perhatian elo ke gue dulu."
Awan menyeruput Es Apel itu. "Pengen banget gue nonjok muka lo, bahka dari dulu." Ujar Awan penuh penekanan. "Tapi gue bukan orang jahat kayak elo."
Leo terdiam, menunggu apa yang di katakan Awan selanjutnya.
"Terus pas elo bilang mau kayak dulu lagi itu kenapa? Elo kangen sama gue? Apa berubah pikiran mau jadi homo kayak gue? Hahahaha..." Tawa Awan di buat-buat. "Elo pikir setelah kita balik kayak dulu, bakal ngerubah keadaan? Enggak!"
Leo terdiam, sedikit kaget saat mata yang tengan menatapnya itu memerah, bulir air mata itu menggenang di pelupuk mata Awan.
"Gue bego, kenapa bisa gue cinta sama orang kayak elo." Awan kini mengeluarkan semua isi hatinya, semua tangisan ia tumpahkan.
"Maaf..."
"Iya, gue bisa maafin elo. Tapi ngeluapin kejadian waktu dulu? Gak bisa! Elo benci gue, elo ngebully gue! Dan semua itu gak akan mungkin hilang dari ingatan gue, kecuali gue kecelakaan dan amnesia!" Raung Awan hingga berdiri dari duduknya.
Leo pun ikut bangkit, lalu ia berjalan mendekati Awan yang kini terlihat rapuh.
Lalu, ia mencoba memeluk sosok itu.
"Lepasin, brengsek! Gak usah peluk-peluk gue!" Awan memberontak, merasa tidak ada gunanya pelukan yang di beri Leo.
Namun Leo kekeuh memeluk Awan, tak peduli rasa perih perutnya akibat pukulan dari siku Awan. Ia tetap memeluk Awan.
Setidaknya, dengan cara ini ia bersungguh-sungguh jika ia benar-benar menyesal.
"Gue benci elo, bangsat!"
"Ya, gue tau. Gue tau itu." Pasrah Leo, hingga Awan pun sedikit melunak dan membiarkan Leo memeluknya.
Leo melihat sekitar, beruntung tempat ini masih sepi hanya pelayan yang menyaksikan kejadian ini. Leo masa bodo dan tidak memperdulikan orang-orang itu.
"Please, gue minta maaf Awan. Walaupun gue gak bisa bales perasaan elo, seenggaknya gue bisa deket sama elo sepuasnya."
Awan hanya diam karena ia cukup penat akan semua yang terjadi hari ini. Membiarkan sosok Leo dengan rasa egois dan keras kepalanya.
Untuk apa Leo harus kembali lagi setelah dirinya berusaha melupakan semuanya.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIM (21+) [END]
Teen FictionSaat cinta yang kau taruh pada orang yang salah, maka kau menjadi korbannya. (21+ area, please kebijakannya)