23

2.6K 138 9
                                    

18+

*****

Karena acara akad nikah di adakan hari ini, yaitu Jum'at selepas Sholat Jum'at. Jadi Irvan putuskan untuk berlanjut mengelabuhi mimpi indahnya.

Bayangkan, tidur bersama orang yang kamu cintai, hingga masuk ke dalam mimpi.

Lalu di luar kamar...

"Masih tidur si Irvannya, Wan?" Tanya Mama Irvan.

Awan meringis mendengar itu dan mengangguk. "Udah di bangunin tapi gak bangun-bangun, Tan."

"Kalo jam setengah sembilan dia belum bangun juga, kamu siram aja ya." Balas Mama Irvan bercanda.

"Hmph! Juju juga mau ikut siram dong!"

Hingga mereka yang berada di meja makan tergelak mendengar suara polos Junior.

Selesai sarapan Awan kembali ke kamar. Sangat sepi keadaan Villa karena Papa, Mama, dan Junior sedang keluar yang katanya ingin membeli kado untuk acara akad nanti.

Hingga sampai di dalam kamar, Awan mendesah pelan dan memijit pelipisnya. Irvan masih tertidur dan enggan bangun. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul sembilan kurang.

"Irvan, bangun! Sarapan." Ujar Awan mengguncangkan seenggok tubuh yang masih terlelap itu.

"Van!" Namun tidak ada respon sama berarti dari orang tersebut.

Awan mendengus, lalu tangannya dengan ringan menjewer telinga itu. Cukup kuat sampai Irvan meringis kesakitan.

"AWWW! S—-sayang, sakit tau!" Serunya yang merasa jiwanya di tarik paksa ke dalam tubuhnya. Matanya yang belum sempurna sadar itu mengerjap, lalu melihat Awan yang bersedekap dada.

"Masih mending aku jewer, untung gak aku siram atas perintah Mama kamu! Kebonya kelewatan, sana cuci muka, sikat gigi, terus sarapan!" Cerocos Awan panjang lebar dengan muka di buat segalak mungkin.

Irvan mengernyit, niat Cowok di depannya itu ingin menakuti dirinya namun tidak berhasil. Irvan jadi gemas ingin ngajak ribut di ranjang.

Irvan beranjak dari tempat tidurnya dan memicingkan matanya menatap Awan. "Huh, saya akan bawa kamu, ke ranjang! Awas kamu!" Lalu ia pergi ke dalam kamar mandi.

"Dih, Cowok sinting!" Awan mengedikkan bahu dan berjalan menuju lemari, dimana semua pakaian yang dibawa ke kepor ia masukkan ke dalam sana. Ia mencari baju batik yang sudah ia siapkan dan celana bahan dasar. Sepertinya ia harus menyetrika baju itu.

Oh, jangan lupa Baju milik Irvan.

Tak lama Irvan yang ternyata sudah mandi itu keluar dan memandang ke arah kekasihnya yang sibuk menyetrika baju. Lalu ia menyeringai dan berjalan mendekati Cowok itu.

"Lagi ngapain hm?"

Mata Awan melotot, sebuah pelukan mendadak dari belakang membuat dirinya kaget. Bukan karena itu saja, Irvan yang sedang telanjang dada dan hanya menutupi daerah intimnya dengan menggunakan handuk. Bisa ia rasakan tubuh dingin seusai mandi itu.

"G—gak liat apa, o-orang lagi nyetrika gini." Balas Awan.

Irvan tersenyum, mendengar jawaban ketus dan gugup membuat jiwanya bergejolak. Irvan dengan sengaja mengendus perpotongan leher jenjang milik Awan. Kulit itu sangat putih, mungkin kalau Irvan hisap akan meninggalkan bekas yang sangat jelas.

"Mhh, jangan macem-macem!" Seru Awan. Beruntung setrikaan tinggal satu lagi yaitu baju Irvan, lalu ia menekan tombol off Setrikaan. Sudah tahu jelas maskud dan tujuan Irvan saat ini.

VICTIM (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang