Memasuki libur akhir semester, membuat Awan terdiam saja di dalam Rumah besar itu. Seharian ini ia tidak ada kegiatan apapun, selain melakukan hobi di dalam Rumah dan kembali rebahan di atas kasur.
Soal Irvan? Cowok satu itu tetap rutin melakukan kegiatan bermain Basket di Sekolah, dan beberapa hari lagi akan di adakan event Basketball antar Sekolah satu provinsi.
Awan tentu hadir saat perlombaan tersebut. Sebagai pacar yang baik ia harus memberikan semangat.
Hahaha, kalau di pikir-pikir lagi lucu ya. Awan sebelumnya belum pernah pacaran, dan soal kasus cinta pertama memang tidak semulus yang ia harapkan. Entah menyukai dan mencintai sosok Leo saat ini suatu kesalahan atau bukan. Yang jelas ia bisa mengambil sisi baiknya.
Saat kau mencintai seseorang, janganlah sepenuh hati kau beri padanya. Saat kau kehilangan hatimu, kau akan susah untuk mengambilnya lagi.
Soal Leo yang ingin menjadi gay, bisa saja Awan menerima ajakan tersebut dan mereka pacaran. Tetapi, Awan tidak ingin hal buruk terjadi dua kali. Saat Cowok itu membully-nya hingga rasa sakit yang amat susah di sembuhkan, dan ia tidak sejahat itu untuk mengajak orang lain menjadi gay seperti dirinya. Karena terpaksa.
"Huh, gue udah punya Irvan ngapain mikir Cowok lain sih?" Gerutu Awan, lalu ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur dan mencari nama seseorang disana.
'Irvan my luv<3’
Itulah nama Irfan di kontak Awan.
Siapa yang menulis nama tersebut? Yang pasti bukan Awan. Karena semua sisi tidak terduga dari Irvan akan keluar secara perlahan.
Ya contohnya ini, alay. Namun Awan cinta.
Oke, bucin mode on.
"Halo, kenapa sayang?" Suara Irvan terdengar jelas, hingga beberapa temannya berseru.
"Anjir, siapa pacar lu ogeb?"
"Gue gak kaget kalo kunyuk alay ini tiba-tiba ada pacar. PJ aja sih."
Awan hanya tertawa mendengar jawaban teman-teman Irvan itu.
"Lo gak usah lebay gitu, mereka kepo baru tau lho."
"Lha? Kalo mereka kepo ya aku jawab lah. Aku dapet pacar manis namanya Aw---"
"STOP! ih, serius kenapa sih, Van?" Awan akhir-akhir di buat bersemu akan tingkah Irvan. Entah mengapa Cowok tersebut dengan entengnya ingin membeberkan hubungan mereka, ke teman-teman Irfan.
Antara shock dan tidak percaya.
Ada jeda beberapa saat, yang terdengar suara langkah yang sepertinya Irvan pergi sedikit menjauh dari teman-temannya.
"Sayang, denger. Mau gak mau aku bakal jujur ke temen-temen aku. Kalo mereka temen aku, mereka gak bakal jauhin aku cuma karena aku pacaran sama Cowok manis kayak kamu."
Awan terdiam, mungkin jiwanya sedang melayang karena ucapan manis Irvan. Sepintar itu Irvan bisa membuat Awan terbang kemana-mana.
"Halo? Yang?"
"Eh? Iya! Tau deh terserah lo." Seru Awan. "Gue mau tanya, kapan selesai latihan?"
"Ini udah selesai? Kenapa? Mau aku apelin?"
"Kesini pokoknya!" Seru Awan.
"Aw aw aw! Aku seneng banget kalo kamu mode manja gini. Ya udah deh, aku siap-siap ganti baju dulu. Mau nitip makan atau apa?"
"Gak, lo aja yang kesini."
Awan menutup telponnya dan kini ia keluar kamar, ingin membuat sesuatu yang mungkin bikin segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIM (21+) [END]
Novela JuvenilSaat cinta yang kau taruh pada orang yang salah, maka kau menjadi korbannya. (21+ area, please kebijakannya)