Warning! Terdapat adegan 21+. Di mohon kebijakan kalian yang belum cukup umur. Terimakasih.
*****
Welcome to Palembang!
Keluarga Irvan dan Awan sudah sampai tempat tujuan. Mereka berjalan keluar yang kini masih di daerah Bandara. Sedangkan Junior sudah tertidur di gendongan sang Papa.
"Btw, nanti temenin aku cari oleh-oleh Pempek dan... Kamplang? Kampang? E-eh, apa sih namanya?" Awan berjalan sambil berpikir. Apa ya pesanan sang Ibu kemarin?
"Hush! Kotor banget ngomongnya!" Sahut Irvan. "Kemplang namanya, untuk Ibu?"
Awan mengangguk.
"Baru juga sampe udah mau beli oleh-oleh aja. Nanti pas deket-deket mau pulang aja sekalian jalan-jalan kita."
"Iya, biar gak lupa aja aku tuh." Sahutnya.
Mereka akan di jemput oleh saudara dari pihak Mama Irvan, dan ternyata membawa dua Mobil. Untunglah, jadi Irvan tidak repot memesan Taksi online.
"Wuhu, bro! Apa kabarnya?" Sahut seorang Cowok yang menyetir mobil. Sepertinya itu sepupu Irvan, pikir Awan.
"Sehat dan makin bahagia lah gue pokoknya." Sahut Irvan. "Oh ya! Kenalin, ini Awan."
Awan yang duduk di bangku belakang tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"Awan."
"Hai, gue Evan. Sepupu Irvan."
Irvan, Evan. Nama mereka terlihat sama.
Mobil berjalan keluar dari daerah Bandara. Dalam perjalanan pun mereka berdua tampak mengobrol, entah itu membahas teman-teman masa lalu mereka, kegiatan konyol yang mereka lakukan saat masih kecil, dan masih banyak lagi.
"Oh, ya. Aku sama Evan ini beda sehari ulang tahunnya, makanya nama kita hampir sama." Jelas Irvan.
Pantas saja. Walaupun sepupu, Evan juga terlihat ada kemiripan dengan Irvan. Entah wajah, cara bicara, dan tinggi badan mereka. Hanya warna kulit yang membedakan. Irvan cenderung putih pucat, sedangkan Evan berkulit Kuning Langsat.
"Dan Awan ini pacar gue, btw."
"What?!" Seru Evan melotot.
"Apa?"
Baik Awan dan Evan sama-sama kaget dengan penuturan itu. Yang barusan berbicara terlihat santai dan menatap jalanan di depannya.
"Anjing, bangsat! Hampir gue ngebut." Keluh Evan, lalu menatap sepupu di sampingnya itu dan Awan bergantian. "Sorry ya Pak? Gue orangnya gak budek-budek amat, tapi apa gue gak salah denger nih?"
"Mau gue sumpahin elo budek beneran?" Tanya Irvan.
"Ish! Kamu apa-apaan sih, Van?" Ringis Awan yang khawatir akan tanggapan Evan.
"Keknya elo harus jelasin pas sampe Villa nanti. Berdua!" Seru Evan dan kembali fokus menatap depan. Tidak mau terjadi hal-hal aneh selama menyetir. Gila saja orang di sebelahnya ini, kasih informasi hampir membuatnya jantungan.
*****
Irvan dan Awan telah sampai di Villa milik orang tua Irvan. Baru tahu jika orang tua Irvan memiliki Villa di Palembang. Namun wajar saja sih, mereka 'kan asli orang Palembang jadi butuh tempat untuk beristirahat jika sedang berkunjung ke kota ini.
Awan menuju Kamar lantai dasar. Villa ini tidak memiliki lantai kedua dan tempatnya juga memanjang ke belakang. Sangat luas, terutama halaman depan rumahnya. Juga menurut Papa Irvan, di belakang ada taman dan tanaman kesukaan Mama Irvan. Gak di Jakarta, di Palembang pun sempat-sempat bertanam.
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIM (21+) [END]
Подростковая литератураSaat cinta yang kau taruh pada orang yang salah, maka kau menjadi korbannya. (21+ area, please kebijakannya)