25

2.4K 143 5
                                    

Aku tau cerita aku sepi gara-gara jarang update hiks, so sorry ya guys😢

*****

Hari ini merupakan hari terakhir liburannya di kota Pempek ini dan besok mereka akan pulang ke kota asal. Semua oleh-oleh yang Awan inginkan sudah terpenuhi dan sudah ia beli, lebih dari perkiraan karena mumpung ini di Palembang jadi ia memborong semuanya.

Irvan mengusap wajahnya yang baru saja bangun tidur, ia bisa mendengar gemercik air di dalam kamar mandi tanda Awan sedang mandi. Jadi Irvan putuskan keluar kamar.

"Duh, Pa! Kok alat pemanggangnya gak ada?"

"Coba Mama cek di dalem gudang dulu. Gak liat Papa bawa belanjaan Mama banyak banget."

"Ih tapi 'kan Mama sibuk ngecek bahan yang harus di beli lagi."

Irvan mengernyit dan mendekati mereka.

"Ma, kenap---"

"Ah! Kamu Irvan, coba cek di gudang. Kalo ada alat pemanggang nanti bawa ke taman belakang ya!" Seru sang Mama.

Irvan menurut dengan wajah sedikit aneh, lalu berlalu menuju ruang gudang. Ia bisa melihat alat yang di maksud lalu membawa alat itu ke belakang taman. Betapa kagetnya taman belakang yang di sulap  menjadi terlihat cozy dan Aesthetic. Sofa yang berentuk bantal berderet di pinggir taman, meja-meja yang di isi beberapa minuman, ada beberapa orang yang merupakan pengurus Villa ini yang sibuk mengurus taman belakang.

"Duh, Papa kok jadi ikutan ribetan gini?"

Irvan menoleh dan mendapati Papanya yang sedang mengeluh. "Ini ada acara apa sih, Pa?"

"Itu Mama kamu ngotot buat acara keluarga sebelum perpisahan pulang dari sini. Padahal bakal kesini lagi."

Irvan ber 'oh' ria mendengar itu. Sudah biasa melihat sang Mama ribet dan sibuk soal acara seperti ini. Sang Mama memang suka mengadakan acara seperti ini, entah itu dengan teman, saudara, bahkan suka mengajak teman-teman sebasket Irvan untuk Barbeque.

Irvan melangkah ke dalam dan menuju kamarnya.

"Abang!" Juju melihat sang Abang yang ingin masuk ke kamar.

"Hello, boy!" Irvan merentangkan tangannya dan mengangkat tubuh mungil dan menggemaskan itu.

"Kak Awan ada?" Tanyanya.

"Ada, yok masuk."

Irvan yang masih menggendong Junior lalu membuka pintu kamar. Lalu mata mereka berdua menatap tubuh polos yang sedang sibuk mengeringkan rambutnya sembari memainkan ponsel.

Awan sudah menggunakan celana pendek hitam, namun belum menggunakan baju dan memamerkan badan polosnya. Ia belum sadar saja sepanjang mata memandang kagum tubuhnya.

"Abang, badan Kak Awan putih banget ya." Gumam Junior.

"Badannya juga mulus ya, dek." Gumam Irvan.

Junior mengangguk. "Tapi Juju suka badan Kak Awan."

Irvan pun ikut mengangguk. "Apalagi Abang, makin suka."

"Kak Awan jadi Abang aku aja ya."

"Tapi itu punya Abang, gak boleh buat yang lain."

Junior memberengut sebal. "Gak boleh! Juju juga mau punya Kak Awan."

"Eh?" Awan yang tersadar pun menoleh mendapati dua Cowok yang sedang menatap tajam satu sama lain.

"Kalian ngapain berdiri di situ?" Tanya Awan. "Juju! Sini yuk Kakak gendong."

"Yeay! Juju menang!" Junior memberontak dari gendongan Irvan dan turun, berlari mendekati Awan dan memebekap tubuh polos Awan tanpa baju.

VICTIM (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang