Pernakah kalian sebal dengan pacar kalian sendiri?
Well, Itu terjadi pada diri Awan.
Bagaimana tidak, orang yang katanya teman sebangku Irvan itu sedang duduk bersamanya---maksudnya, ikut makan siang di kantin bersama Irvan. Irvan yang tidak mempermasalahkan itu hanya diam dan mau saja mengajak Tan.
Hari pertama mereka bertemu.
Awan sedang memilih makanan apa yang ingin ia pesan. Setelah ia mendapatkannya, Awan kembali sembari menunggu Bibi kantin mengantarkan pesanannya. Lalu mata Awan menajam saat sosok Cowok manis bersenda gurau dengan kekasihnya.
Oke, Awan tidak mempermasalahkan itu untuk sekarang.
Hari kedua.
Awan yang sedang butuh buku tentang Kimia Dasar pun berjalan keluar menuju perpustakaan. Hingga matanya kembali menajam saat Irvan dan Tan sedang mengangkat pot Bunga besar diselingi tawa canda mereka.
Mereka gak sadar ada dirinya kah?
"Ehem! Rajin banget nih kayaknya?" Sindir Awan yang mendekati mereka.
Irvan tersenyum riang saat pacarnya datang menghampiri. "Hehe, ada kamu ternyata."
Awan menatap datar mereka, dan melirik Bunga tersebut.
"Bunga itu buat apa?" Tanya Awan.
"Buat disembah. Ya buat halaman depan kelas kita lah. Yuk Van ke toilet cuci tangan." Itu bukan Irvan, melainkan Tan dengan jawaban yang sangat menyebalkan.
"E-eh tapi..." Irvan yang tiba-tiba di tarik oleh Tan hanya pasrah, karena ia juga mau cuci tangan. Kotor sih tangannya.
Sedangkan Awan? Hanya melongo melihat mereka---khusunya Tan. Sialan! Awan tanya baik-baik tapi di balas ketus oleh Cowok itu.
"WTF."
Hingga hari-hari berikutnya, membuat Awan jengah. Kemanapun Irvan pergi, pasti Tan akan menempel. Bahkan kelas 12 F menjuluki Upin dan Ipin karena dari segi warna kulit dan wajah yang sama. Yang membedakan Irvan berisi sedangkan Tan sedikit ramping.
Fine! Awan mulai kepanasan mendengar itu!
Awan menarik paksa tangan Irvan menuju parkiran depan. Yang di tarik hanya meringis dan pasrah, jarang sekali pacarnya marah.
"Jujur, kalian kenapa deket banget?" Tanya Awan menyelidik.
"Siapa? Tan?" Tanya Irvan heran. "Dia cuma temen sekelas doang."
"Ada temen sekelas tapi meper kamu kemana-mana?" Balas Awan ketus.
Melihat itu membuat Irvan tersenyum menggoda, lalu mencolek-colek pipi Awan yang memerah karena matahari.
"Cieee... Cemburu ya?"
Awan mendengus dan menampar tangan Irvan hingga Cowok itu meringis.
"Aku males ngakuin itu, tapi iya! Aku cemburu! Kamu gak mikir apa, setiap makan pasti ada aja itu Cowok." Balas Awan kesal. "Kamu gak liat Cowok itu selalu ketus sama aku?"
Irvan mengerjap, ia memang tidak memperhatikan teman sebangkunya itu. Ya kali di saat sama pacar ia harus fokus ke orang lain, ya mata Irvan harus tetuju untuk pacar tersayangnya lah.
"A-aku gak tau, tapi kalo kamu cemburu aku gak bakal makan bareng dia lagi kok. Serius."
Awan mendengus. "Awas aja sampe itu Cowok jelalatan sama kamu. Gak bakal aku biarin."
Anjay. Kenapa Awan menjadi posesif dan menggemaskan seperti ini? Irvan bukannya kesal, ia justru senang. Sangat senang. Melihat Awan posesif dan sangat cemburu tanda ia peduli dengan dirinya.
Haha, pesona Irvan emang tidak bisa di kalahkan.
"Iya-iya. Nanti pulang bareng aku ya." Ujar Irvan tersenyum, lalu merangkul Awan untuk kembali ke dalam kelas.
"Iya." Jawab Awan sekenanya.
*****
"Sayang, aku minta maaf. Aku hari ini dadakan ada tugas kelompok. Jadi gak bisa pulang bareng."
Awan melotot mendengar ucapan kekasihnya itu dan semakin melotot saat Tan datang menghampiri mereka.
"Gue nebeng lo ya, Van." Ucapnya enteng
Irvan ingin sekali menolak, karena dirinya bisa merasakan hawa-hawa api yang sangat panas.
"Please, gue gak ada kendaraan. Temen satu kelompok kita juga sudah dapet pasangan masing-masing."
Awan mengernyit, harus dengan kata 'pasangan' kah?
Irvan yang tidak enak hati karena memang dirinya satu kelompok dengan Tan, mau tidak mau hanya mengangguk. Tugas ini wajib selesai besok dan Irvan tidak bisa mengerjakannya sendiri.
"Jaman udah janggih 'kan bisa pake ojek online." Cetus Awan memberi usul. Setengah muak melihat wajah Cowok di dekatnya itu.
Tan menoleh dan menatap Awan tak suka. "Lha? Kok lo ngatur? Lo mau nyusahin temen lo gitu? Nganter lo dulu terus pergi kerja kelompok?"
Awan terdiam. Ya, memang Awan mempersulit Irvan sih. Awan harus sabar karena pacarnya pasti sedang bimbang.
"Kalo gitu aku pulang naik ojek aja." Ujar Awan mengalah.
Irvan yang juga tidak enak dengan Awan pun menahan pundaknya sebentar. Lalu mengisyaratkan Tan agar duluan menuju parkiran.
"Sayang, aku minta maaf. Aku anter kamu dulu ya kalo gitu."
Awan menggeleng dan tersenyum, pasrah. "Enggak usah, 'kan kamu kerja kelompok. Udah ah, jangan gak enakan gitu."
Awan sebenarnya tidak masalah naik Ojek. Tapi yang jadi masalahnya, kenapa Tan harus ikut Irvan? Dasar Cowok centil.
"Beneran gak apa?" Tanya Irvan sekali lagi.
Awn mengangguk mantap. "Iya, gih sana. Aku mau ke perpustakaan dulu balikin buku. Bye."
Namun di tempat jauh, Tan tersenyum penuh kemenangan. Merasa puas dengan apa yang ia lakukan. Lalu ia merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya.
TBC...

KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIM (21+) [END]
Genç KurguSaat cinta yang kau taruh pada orang yang salah, maka kau menjadi korbannya. (21+ area, please kebijakannya)