1

14.8K 398 8
                                    

Langit lambat laun makin kelabu, tanda akan turun hujan. Dengan langkah yang amat tergesa ia berjalan agar tidak terlambat dan hujan pun tidak cepat turun.

Sosok pemuda yang mengenakan seragam putih abu-abu, dan untuk pertama kalinya ia memasuki Sekolah karena ia merupakan anak pindahan. Ia berjalan tanpa menoleh lagi saking tergesa-gesanya.

Pada akhirnya dirinya sampai di depan pagar sekolah yang ternyata sudah lumayan sepi.

Brug!

"Aw!"

"Eh, sorry-sorry. Gue gak sengaja."

Sosok yang menabrak dirinya itu mencoba membantu agar ia berdiri. Tanpa penolakan ia pun berdiri dan sedikit menepuk bagian kotor seragamnya.

"Sorry sekali lagi, gue buru-buru."

Ia melihat sosok pemuda yang sudah berlalu, meninggalkan dirinya yang terdiam. Setelah jatuh dan di bantu oleh sosok tadi, ia jadi terlihat kebingungan. Pemuda yang sedikit berantakan tadi begitu sopan, berbeda jauh dari penampilan 'berantakan' itu.

Mengedikkan bahunya, ia lalu berjalan masuk menuju ruangan kepala Sekolah.

*****

"Selamat Pagi anak-anak. Sebelum memulai pelajaran Pagi ini, Ibu mau perkenalan ke kalian satu siswa baru," Ujar salah satu Guru yang berada di dalam kelas tersebut. "Ayo, nak sini."

Bisikan kini terdengar, bertanya-tanya sosok anak baru yang di maksud Ibu Guru tersebut. Hingga orang yang tersebut masuk berjalan pelan ke dalam kelas.

"Ayo, perkenalkan diri kamu."

Pemuda tersebut mengangguk dan kembali menghadap ke depan.

"Halo semuanya, perkenalkan nama saya Awan. Saya pindahan dari Bandung. Semoga kita bisa berteman baik teman-teman semuanya."

Awan, atau lebih tepatnya Dermawan. Sosok pemuda pindahan dari luar kota, sosok pemuda kalem, manis, dan ramah yang akan memulai kehidupannya---pendidikan menengah atasnya di kota besar ini.

"Baiklah, nak Awan. Kamu bisa duduk di meja nomor empat dari depan kiri ini."

Awan melirik tempat yang di maksud. Setelah ia mencari, matanya menangkap sosok yang baru saja ia lihat tadi Pagi.

Pemuda yang bertabrakan di depan Sekolah tadi Pagi.

Awan berjalan menuju meja untuk ia duduk, sesekali matanya melihat sosok di belakang tempat duduknya. Hingga seseorang tersebut membalas tatapan matanya.

Untuk pertama kalinya, Awan menyukai mata hazel yang begitu indah itu.

"Cowok yang gue tabrak tadi pagi, sorry."

Awan menoleh setelah ia duduk, dengan tersenyum ramah khasnya ia menggeleng. "Iya, gak masalah."

"Gue Leo." Hingga tangan itu terulur, mencoba untuk menjalin sebuah pertemanan.

"Awan."

Sejak perkenalan tersebut, mereka mulai berteman baik.

TBC...

Hey guys, aku buat cerita super pendek buat kalian dan aku janji bakal sering update untuk cerita satu ini.

Kisah relate banget dari salah satu 'seseorang', jadi aku berusaha untuk meluangkan waktu untuk membuat sebuah inspirasi dan jadilah cerita ini:). Mohon bantuannya dengan vote dan comment ya!

Janji aku bakal update terus hikss:")

VICTIM (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang