4. Mansion dan Para Pria Aneh

1.4K 195 5
                                    

Bab 4 : Mansion dan Para Pria Aneh

Bab 4 : Mansion dan Para Pria Aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



°°°°°°°°°°

"Mark, kok belum tidur?" tanya Ten. Kakaknya Mark, sekaligus adiknya Yuta.

"Gue gabisa tidur Ten. Gatau kenapa perasaan gue gaenak." sahut Mark dari balik selimutnya.

"Udah jangan dipikirin." kata Yuta dari balik selimut juga.

Malam ini mereka bertiga memutuskan untuk tidur bersama di kamar Ten. Karena cuaca buruk dan banyak kemungkinan lain yang lebih buruk mungkin akan terjadi.

Sekedar berjaga-jaga sih.

"Emang lo tau gue mikirin apa?" sahut Mark menutupi wajahnya dengan selimut.

"Cewek tadi sore kan? Yang ilang entah kemana." celetukan Yuta malah membuat Ten menjadi penasaran.

"Kok kalian ga cerita sih? Cewek siapa?"

Ten menyodorkan cokelat panas kepada mereka berdua. Cocok untuk suasana malam yang dingin disertai angin kencang dan cahaya bulan dari balik jendela.

"Biasalah. Orang terdampar. Gue tinggal bentar, malah gada. Kalau itu cewek udah gak bernyawa sih, ga ada masalah. Kalau masih hidup? "

"Cuma gitu doang?" Ten mengernyitkan dahi mendengar ucapan Mark.

"Ya, gue takut aja tu cewek ilangnya bukan karena ditelan ombak. Tapi dibawa sama mereka. Lo tau kan. Apa yang bakal terjadi?"

"Iya. Apalagi sekarang bulan purnama." sahut Yuta.

Mereka bertiga menghela nafas panjang sambil menatap bulan yang terlihat dari jendela kamar.




🍒



"Sialan. Gue vegetarian bangsat!" teriak Jaehyun dari dalam kamarnya saat mencium aroma khas nan manis yang sangat menganggu baginya.

"Stop dulu latihannya Jae. Gue mau makan."

Johnny melempar sarung tinju dan lari keluar meninggalkan Jaehyun yang masih terlihat kesal.

"Aneh. Kok tumben kecium sampe sini? Jangan bilang-

Jaehyun melirik keluar jendela kamar, dan benar saja ia melihat bulan purnama yang memancarkan sinar dengan sempurna.

Jaehyun melesat keluar dan membuat teman-temannya terkejut dengan kehadiran Jaehyun yang tiba-tiba.

"Santai dong Jae. Bukan lo doang kali." kata Taeyong marah dengan kelakuan Jaehyun yang menerobos antrian.

"Lo kan vegetarian. Ngapain lo disini? Khilaf lo?" Johnny mendorong Jaehyun dengan kasar.

Namun Jaehyun tak begeming saat melihat seseorang yang berada di depannya saat ini dengan wajah sedih dan ketakutan.

Tapi, wajahnya cantik sekali. Sungguh. Jaehyun tak kuasa menahan perasaan kagumnya.

"Hei, kamu gapapa?" tanya Jaehyun tiba-tiba dengan senyum yang manis, dan memegang kedua tangan Fiona. 

"Udah gila dia." bisik Haechan dari balik punggung Taeil. Sementara Taeil hanya melongo sembari masih menggunakan celemeknya.

"Kalian siapa?" tanya Fiona gugup dan melepaskan tangan Jaehyun, kemudian bersembunyi di balik punggung Doyoung.

Doyoung tersenyum miring ke arah teman-temannya.

"Fiona, tenang. Lo aman disini. Mereka temen-temen gue. Ga jahat kok. Ini Jaehyun, pemilik mansion ini. Jadi kamu bisa tinggal sementara disini, sambil mencari cara untuk pergi ke Maldives."

"Tapi, Doyoung-
Jungwoo tak melanjutkan perkataannya karena Jaehyun mendelik ke arahnya dengan tajam.

"What the hell?" Haechan tercengang mendengar ucapan Doyoung.

"Good job, Doyoung." sahut Jaehyun sambil bertepuk tangan.

"Selamat datang, Fiona. Ah, nama yang indah." seru Taeyong dengan nada sarkasme, kemudian membanting celemeknya.

Haechan menyusul Taeyong ke lantai atas, ikut kesal karena mereka tidak bisa makan malam ini.

Taeil dan Jungwoo hanya terdiam melihat kelakuan teman-temannya. Entah kenapa perasaan mereka menjadi tidak enak.

Sementara Fiona masih gemetar di balik punggung Doyoung. Ia takut kalau sekelompok pria didepannya ini berteman dengan si rambut biru.

THE ISLAND •NCT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang